Sedangkan ibu yang ignoring tidak peduli pada anak sering tidak mengenali atau mempedulikan isyarat kebutuhan anak dan komunikasi
anak, kurang memperhatikan aktivitas anak, cenderung melupakan anak serta hanya memperhatikan anak pada saat saat tertentu.
Dalam hubungannya dengan pola attachment anak, berdasarkan penelitian tersebut, anak yang tergolong pola secure attachment mempunyai ibu yang
sensitive, accepting, kooperatif dan accessible. Sedangkan anak yang tergolong pola anxious avoidant attachment mempunyai ibu yang rejecting
dan insensitive, sedangkan anak yang tergolong pola anxious resistant attachment mempunyai ibu yang interfering dan ignoring.
Dalam menginterpretasikan penemuan tersebut, Ainsworth, Bell Staylon berpendapat bahwa gaya ibu yang berbeda mempunyai konsekuensi
bagi perkembangan anaknya. Dari penelitian tersebut pola-pola yang menunjukkan ibu yang baik yaitu ibu yang memungkinkan anak untuk
mengembangkan pola secure attachment dan berkembang berdasarkan tahap- tahap perkembangannya.
2.4.5. Figur attachment
Dalam menunjukkan perilaku attachmentnya, seorang anak mengarahkan perilaku attachmentnya terhadap figur tertentu, yaitu figur ibu atau ibunya.
banyak anak yang memiliki lebih dari satu figur dalam mengarahkan perilaku
attachmentnya, figur-figur ini tidak memperlakukan anak dengan cara yang sama. Peran dari figur attachment anak dapat dipenuhi oleh orang lain selain ibunya.
Pada saat anak mencapai usia dua tahun, sebagian besar mengarahkan perilaku attachmentnya pada lebih dari satu figur. Beberapa anak memilih lebih
dari satu figur attachment segera setelah mereka mulai menunjukkan diskriminasi. Namun demikian, figur attachment ini tidak diperlakukan satu sama dengan yang
lain. Anak memilih figur attachment utamanya dan figur lainnya tergantung pada
siapa yang merawatnya dan komposisi keluarga di mana ia tinggal. Dari keseluruhan figur-figur yang ada dalam keluarga tersebut anak memilih figur
attachment utama dan figur attachment tambahan. Umumnya, figur attachment utama seorang anak adalah ibunya, namun
dapat saja peran tersebut dilakukan secara efektif oleh orang lain. Terdapat bukti bahwa seorang ibu pengganti yang berperilaku seperti cara ibu memperlakukan
anaknya, anakpun akan memperlakukannya seperti pada ibunya. Namun demikian, hal ini merupakan hal yang paling sulit bagi seorang ibu pengganti,
karena bagaimanapun seorang ibu pengganti berespon kurang kuat dan kurang konsisten dibandingkan ibunya yang asli.
Selain figur attachment utama, anak mengarahkan juga perilaku attachmentnya pada figur attachment tambahan. Figur attachment tambahan ini
bisa ayah, kakak, termasuk kakek, nenek dan orang lain yang tinggal bersama di rumah, dapat juga tetangga. Dalam hal ini, baik jumlah maupun identitas dari
figur tambahan dapat berubah, bisa bertambah, bisa juga berkurang.
Ainsworth Bowlby, 1988, menjelaskan bahwa semakin anak merasa tidak aman insecure pada figur utamanya, semakin terhambat kecenderungannya
dalam mengembangkan attachment pada figur yang lain. Lebih jauh, semakin anak merasa tidak aman insecure, semakin terhambat kemampuannya dalam
mengembangkan relasi dengan orang lain.
2.4.6. Attachment pada remaja