Jenis-jenis pola asuh Pola asuh

2.3.3. Jenis-jenis pola asuh

Para tokoh psikologi perkembangan banyak sekali mengadakan penelitian mengenai pengasuhan anak. Baumrind Santrock, 2003, misalnya, membagi pola asuh dalam tiga jenis, yaitu authoritarian, authoritatif dan permisif. Para ahli perkembangan, yaitu Maccoby Martin Santrock, 2003 mengembangkan teori Baumrind menjadi empat jenis pola asuh yaitu pola asuh permisif terdiri dari permisif memanjakan atau permissive indulgent dan permisif tidak peduli atau permissive indifferent Santrock, 2003. 1. Pola asuh authoritarian authoritarian pattern Pola asuh authoritarian adalah pola yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak anak untuk mengikuti pentun\juk orang tua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat autoritarian membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap anak dan hanya sedikit melakukan komunikasi verbal. Pola asuh ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap. Dapat disimpulkan karakteristik dari pengasuhan ini adalah : a. Adanya aturan yang pasti dan yang dijalankan secara kaku dan ketat b. Tidak pernah menggunakan penjelasan dalam menerapkan aturan- aturan pada anak tidak ada komunikasi verbal c. Sering menggunakan hukuman biasanya secara fisik untuk membatasi dan mendesak anak 2. Pola asuh authoritatif authoritative pattern Dalam pola asuh ini, komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, peraturan yang diberikan orang tua disertai dengan penjelasan dan penalaran kepada anak mengapa suatu peraturan dibuat, dan mengapa anak diharapkan untuk bertingkah laku tertentu. Anak dapat menyampaikan pendapatnya. Terdapat saling memberi dan menerima antara orang tua dan anak. Orang tua bersikap hangat dan bersifat membesarkan hati anak. Pola asuh ini berkaitan dengan perilaku anak yang kompeten. Dengan demikian karakteristik pola pengasuhan ini adalah : a. Menuntut ditampilkannya tingkah laku yang sesuai dengan usia anak, dan juga memiliki aturan-aturan yang pasti. Bilamana perlu menggunakan perintah dan sanksi b. Memiliki komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak, dimana orang tua mendengarkan pendapat anak serta sekaligus juga mengemukakan pendapat mereka c. Menyadari adanya hak-hak yang dimiliki kedua belah pihak, baik orang tua maupun anak d. Orang tua bersikap hangat dan membesarkan hati anak 3. Pola asuh permisif memanjakan permissive indulgent pattern, Pola asuh permisif memanjakan adalah suatu pola di mana orang tua sangat terlibat dengan anak, tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Orang tua berada dalam posisi „lepas tangan‟, mereka membiarkan anak untuk bertingkah laku sesuai kehendaknya. Orang tua bersikap tidak menghukum, dan menerima serta menyetujui apa saja yang dilakukan oleh anaknya. Pengawasan yang diberikan orang tua bersifat longgar. Anak dibiarkan mengatur dan menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik. Pola asuh ini berkaitan dengan ketidakcakapan sosial anak, terutama kurangnya pengendalian diri. Karakteristik dari pola pengasuhan ini adalah: a. Tidak ada aturan ataupun batasan yang pasti b. Anak diberikan otoritas untuk mengatur dirinya sendiri c. Hampir tidak pernah memberikan hukuman pada anak d. Orang tua bersikap hangat tetapi tidak membatasi dan mengawasi 4. Pola asuh permisif tidak peduli permissive indiffrent pattern Pola asuh dimana orang tua sangat tidak ikut campur atau tidak mau terlibat dalam kehidupan anaknya. Orang tua dengan tipe ini memiliki pengasuhan, tuntutan, kontrol, dan komunikasi yang rendah. Pola pengasuhan ini menjauh bersifat memusuhi dan sangat permisif terlalu membolehkan, terlebih ketika kedua orang tuanya tidak peduli dengan anak-anak mereka. Pola asuh ini berkaitan dengan perilaku sosial anak yang tidak cakap, terutama kurangnya pengendalian diri. Sehingga dapat digambarkan bahwa pola asuh permisif tidak peduli permissive indiffrent pattern memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Melepaskan perasaan terhadap anak b. Menarik diri dari kehidupan anak c. Komunikasi rendah d. Tidak ada peraturan yang membatasi Berikut adalah bagan tentang keempat pola asuh tesebut berdasarkan aspek- aspek pengasuhannya : Bagan 2.1 Jenis-jenis pola asuh berdasarkan aspek-aspeknya PENERIMAAN DAN CARA MERESPON Tinggi Rendah KO NTROL DA N TUN T UTAN T in ggi AUTHORITATIVE Adanya kontrol dan tuntutan yang wajar. Konsisten, sensitif dan menerima anak AUTHORITARIAN Banyak aturan dan tuntutan, sedikit penjelasan dan memiliki sensitifitas yang rendah terhadap kebutuhan dan perspektif anak Re n d ah PERMISIF MEMANJAKAN Sedikit aturan dan tuntutan, anak mendapatkan izin dengan banyak kebebasan dari orang tua yang sangat sabar PERMISIF TIDAK PEDULI Sedikit aturan dan hukuman, orang tua tidak melibatkan diri dan tidak sadar akan kebutuhan anak

2.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada Materi Segitiga (Penelitian pada SMP Kharisma Bangsa)

1 9 104

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh pendekatan reciprocal teaching terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dalam belajar Matematika (studi eksperimen SMP Al-Hasra Depok)

1 6 140

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PERSEPSI SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOG CRITICAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMK N 1 YOGYAKARTA.

1 8 172

instruction, critical thinking skills Abstract - PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 7

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS (CRITICAL THINKING) SISWA SMP - Raden Intan Repository

0 0 162