BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Berpikir kritis
Berpikir kritis sulit didefinisikan secara tepat. Belum ada kesepakatan dari para ahli mengenai teori berpikir kritis ini. Oleh karena itu, penulis akan
mengemukakan terlebih dahulu kerangka teori mengenai berpikir yang kemudian akan dilanjutkan dengan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini.
2.1.1. Definisi berpikir
Kesulitan mendefinisikan berpikir disebabkan tidak adanya pembatas yang tajam antara kegiatan yang melibatkan berpikir dan tidak Siegle, 1998. Berpikir
secara nyata melibatkan proses mental yang lebih tinggi: penyelesaian masalah, penalaran, kreatiativitas, konseptualisasi, ingatan, klasifikasi, simbolisasi,
perencanaan, dsb. Sedangkan contoh lain dari berpikir melibatkan proses yang lebih dasar seperti penggunaan bahasa dan penerimaan objekperistiwa dari
lingkungan eksternal secara bersamaan. Costa Prabandari, 2004 menyatakan bahwa berpikir merupakan proses
internal dari stimulus eksternal. “Thinking is the receiving of external stimuli throught the sense followed
by internal processing” Berpikir adalah menerima rangsangan eksternal, berpikir arti, diikuti oleh
proses internal .
Siegel menambahkan bahwa proses tersebut bersifat aktif karena melibatkan operasi mental.
“Thinking is regarded as an active process involving a number of denotable mentall operations
” Berpikir dianggap sebagai suatu proses aktif yang melibatkan sejumlah
sistem operasi mental.
De Bono Prabandari, 2004, seorang ahli pendidikan yang mengembangkan program melatih kemampuan berpikir, menyebutkan berpikir sebagai eksplorasi
pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai tujuan. Tujuan itu dapat berupa pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan masalah,
penilaian dan tindakan. De Bono mengelompokkan jenis-jenis berpikir menjadi enam kelompok,
yaitu: 1. Berpikir untuk mendapatkan informasi dan data
2. Berpikir mengenai perasaan terhadap sesuatu atau seseorang, termasuk juga intuisi tentang sesuatu
3. Berpikir tentang mana yang benar dan baik, bagaimana mencapainya serta konsekuensinya, jadi mengandung unsur penilaian
4. Berpikir tentang kemungkinan terjadinya sesuatu secara optimis, bahwa sesuatu baik untuk dilakukan atau dicapai
5. Berpikir secara kreatif tentang-tentang hal-hal bau: eksplorasi, saran, usul, pilihan, mencoba-coba ide baru
6. Berpikir secara kritis terhadap jenis-jenis berpikir lainnya: sudah sampai dimana, apa langkah selanjutnya, apa yang sebaiknya terjadi. Disebut juga
berpikir kritis, berpikir reflektif atau metakognisi
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa berpikir merupakan suatu proses mental sebagai respon atas stimulus eksternal
dimana proses tersebut memiliki suatu tujuan yang berupa hasil dari proses.
2.1.2. Definisi berpikir kritis