Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
perubahan peraturan perundang-undangan
Perubahan peraturan perundang-undangan sepanjang tahun 2013 dan dampaknya bagi Bank Mandiri sebagai berikut :
1. undang-undang uu No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas jasa Keuangan uu OjK.
Pemberlakuan UU OJK berdampak pada penyesuaian fungsi kepatuhan Bank Mandiri. sebagaimana diatur oleh Pasal 55 ayat 2 jo Pasal 7 dimana sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan microprudentian beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan OJK. Dampak langsung pasca pengalihan ini, Bank Mandiri
akan berkoordinasi dengan 2 dua regulator yaitu Bank Indonesia BI dan OJK. Bank Mandiri juga tetap akan memenuhi seluruh ketentuan yang diterbitkan oleh BI sepanjang tidak diubah, diganti, atau dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku oleh OJK atau BI, diantaranya ketentuan mengenai:
a. penyesuaian kepemilikan bagi pemegang saham yang kepemilikannya melampaui batas maksimum selama 5 lima tahun terhitung sejak 1 Januari 2014;
b. penyesuaian kegiatan usaha bagi bank yang telah melakukan kegiatan usaha namun tidak sesuai dengan Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha BUKU; dan
c. kewajiban kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri KCBA menempatkan dana usaha pada aset keuangan dengan memenuhi persyaratan tertentu sebesar 8 delapan persen dari total
kewajiban bank pada setiap bulan dan paling sedikit sebesar Rp 1.000.000.000.000,00 satu Triliun Rupiah sampai dengan Desember 2017.
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1517PBI2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank
Indonesia
a. Terdapat penyempurnaan pengaturan, sehingga Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia
dapat dilakukan tidak hanya berdasarkan Underlying Transaksi yang dimiliki oleh Bank melainkan juga berdasarkan underlying Transaksi yang dimiliki oleh nasabah, yaitu :
1 Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk perjanjian kredit danatau penerbitan surat utang;
2 Investasi Langsung;
3 Devisa Hasil Ekspor;
4 investasi pada infrastruktur pembangunan sarana umum dan produksi;
5 investasi pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan
6 investasi pada kegiatan ekonomi lainnya.
b. Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia diubah yang semula ditetapkan paling sedikit
ekivalen US Dollar 500,000.00 lima ratus ribu US Dollar dan paling banyak sebesar nilai Underlying Transaksi, menjadi paling sedikit sebesar USD10,000,000.00 sepuluh juta US Dollar dan paling banyak
sebesar nilai Underlying Transaksi, dengan kelipatan USD1,000,000.00 satu juta US Dollar.
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank umum Dalam
Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank umum Konvensional
a. Penetapan kewajiban pemenuhan Giro Wajib Minimum GWM dalam Rupiah sebagai berikut:
1 GWM Primer sebesar 8 dari Dana Pihak Ketiga DPK Rupiah.
2 GWM Sekunder sebesar 4 dari DPK Rupiah. Ketentuan PBI sebelumnya sebesar 2,5.
3 GWM Loan to Deposit Ratio LDR dengan parameter :
a Batas bawah LDR Target sebesar 78.
b Batas atas LDR Target sebesar 92. Ketentuan PBI sebelumnya sebesar 100.
c Kewajiban Pemenuhan Modal Minimun KPMM Insentif sebesar 14.
d Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1.
e Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2.
4 GWM dalam valuta asing sebesar 8 dari DPK dalam valuta asing.
b. Sehubungan dengan pengalihan fungsi pengawasan bank dari BI ke OJK maka data KPMM yang
digunakan adalah KPMM triwulanan hasil perhitungan OJK. Dalam hal terdapat perbedaan antara hasil perhitungan KPMM yang diterima BI dari OJK dengan hasil perhitungan KPMM yang dilakukan oleh bank
maka yang berlaku adalah hasil perhitungan KPMM yang dilakukan oleh OJK.
c. BI dapat memberikan kelonggaran atas :
1 kewajiban pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah kepada bank yang melakukan merger atau
konsolidasi dengan persetujuan OJK. 2
kewajiban GWM LDR terhadap bank yang sedang dikenakan pembatasan kegiatan usaha oleh OJK terkait dengan penyaluran kredit dan penghimpunan dana atas dasar permintaan OJK.
d. Pemeriksaan kepatuhan bank dalam pemenuhan ketentuan ini dapat dilakukan dengan cara:
1 Bank Indonesia melakukan pemeriksaan langsung;
2 Bank Indonesia melakukan pemeriksaan bersama OJK; atau
3 Bank Indonesia menggunakan data hasil pemeriksaan OJK.
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
KPMM Bank umum
a. Penetapan KPMM tidak berubah dari ketentuan sebelumnya sebesar 8 dari ATMR untuk bank dengan
proil risiko peringkat 1 satu; b.
Komponen dan persyaratan instrumen modal ditetapkan menjadi: 1
Modal inti tier 1 : a
Modal inti utama common equity tier 1 b
Modal inti tambahan additional equity tier 2 2
Modal Pelengkap tier 2 Dengan penetapan rasio “modal inti” minimum 6 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR,
termasuk rasio “modal inti utama” minimum 4,5 dari ATMR. c.
Penetapan kewajiban pembentukan tambahan modal sebagai penyangga bufer mulai 1 Januari 2016 yang dapat berupa:
1 Capital Conservation Bufer yaitu penyangga pada periode krisis sebesar 2.5 dari ATMR.
2 Countercyclical Bufer yaitu penyangga atas pertumbuhan kredit yang berlebihan dan berpotensi
mengganggu stabilitas system keuangan sebesar 0 - 2.5 dari ATMR dan ditetapkan oleh BI. 3
Capital Surcharge untuk Domestic Systematically Important Bank sebesar 1 - 2.5 dari ATMR untuk Bank yang berdampak sistemik sesuai ketentuan OJK.
1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1511PBI2013 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan
Penyertaan Modal
a. Bank hanya dapat melakukan penyertaan modal pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.
Jumlah seluruh portofolio penyertaan modal ditetapkan paling tinggi sebesar penyertaan modal sesuai pengelompokan BUKU. Bank dilarang melakukan penyertaan modal melebihi batas penyediaan dana
sebagaimana telah diatur dalam ketentuan BI mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK. Bank wajib memperoleh persetujuan BI untuk setiap kali melakukan penyertaan modal, termasuk
perubahan peraturan perundang-undangan
Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
perubahan peraturan perundang-undangan
perubahan kebijakan akuntansi
penyertaan modal lanjutan. Kecuali untuk penyertaan modal yang berasal dari dividen. Penyertaan modal dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui pasar modal dengan tujuan hanya untuk
investasi jangka panjang bukan untuk jual beli saham.
b. Bank wajib melakukan divestasi penyertaan modal apabila:
1 Penyertaan modal mengakibatkan atau diperkirakan mengakibatkan penurunan permodalan bank
danatau peningkatan proil risiko bank secara signiikan; atau 2
atas rekomendasi dari otoritas perusahaan anak danatau perintah dari BI. c.
Bank dapat melakukan divestasi penyertaan modal atas inisiatif sendiri dengan memenuhi
persyaratan: 1
Penyertaan modal telah dilakukan paling singkat selama 5 lima tahun; 2
dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank RBB; 3
divestasi ditujukan untuk menyesuaikan dengan strategi bisnis bank; 4
divestasi dilakukan paling kurang sebesar 50 dari saham yang dimiliki; 5
divestasi dilakukan melalui suatu transaksi yang wajar; dan 6
divestasi tidak semata-mata ditujukan untuk memperoleh keuntungan dan telah mendapatkan persetujuan dari BI.
Divestasi ini harus direalisasikan paling lama 6 bulan sejak persetujuan BI.
Sepanjang tahun 2013, tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi yang sifatnya signiikan dan berdampak pada Bank Mandiri.
rencana jangka panjang dan strategi 2014
RENcANA jANGKA PANjANG 2010 - 2014
Transformasi Tahap Pertama yang dilaksanakan Bank Mandiri pada tahun 2005 hingga 2009 telah membawa perubahan yang signiikan bagi Bank Mandiri, sehingga Bank Mandiri telah menjadi bank terkemuka di Indonesia
yang memiliki kinerja, kemampuan kompetisi dan pengembangan bisnis yang baik dengan landasan corporate
governance yang kuat. Namun demikian, ketatnya persaingan mengharuskan Bank Mandiri untuk lebih mempertajam fokus bisnis di setiap
segmen, sehingga mampu menjadi pemenang untuk seluruh segmen yang dimasuki. Selain itu, berbagai tantangan ke depan yang semakin kompleks dan untuk dapat terus meningkatkan kinerja secara berkesinambungan
serta memberikan kualitas layanan yang terbaik kepada seluruh nasabah, mengharuskan Bank Mandiri untuk memantapkan langkah melanjutkan proses transformasi.
Dalam melakukan proses transformasi lanjutan 2010-2014, Bank Mandiri melakukan revitalisasi atas visinya. Visi jangka panjang Bank Mandiri di 2014 adalah ”To be Indonesia’s most admired and progressive inancial institution”
atau ”Menjadi lembaga keuangan di Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”. Secara lebih detail, rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.
Bank Mandiri berkomitmen dalam membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan, baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Bank Mandiri melayani seluruh nasabah dengan standar
layanan internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Bank Mandiri ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik.
b. Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, Bank Mandiri mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi
secara konsisten bagi pemegang saham.
Visi tersebut kemudian dikomunikasikan ke berbagai Pemangku Kepentingan dengan rumusan sebagai berikut: 1. Nasabah
Bank Mandiri sebagai mitra keuangan yang terpilih, dapat dipercaya, dan selalu siap membantu nasabah. Untuk itu Bank Mandiri akan memposisikan diri sebagai penasehat keuangan terpercaya, bank yang dapat
diandalkan, serta selalu siap 24 jam setiap harinya bagi para nasabahnya.
2. Karyawan Dalam jangka panjang Bank Mandiri adalah tempat yang terbaik bagi para karyawan untuk terus maju dan
berkembang melalui inovasi dan kerjasama tim yang solid. Bank Mandiri akan memposisikan diri sebagai “rumah kedua” bagi para karyawannya yang memungkinkan proses pengembangan diri bagi setiap pegawai
dan membangun kerjasama tim yang kuat.
3. Investor Bank Mandiri ingin menjadikan sahamnya sebagai saham unggulan di Indonesia dan selalu diminati oleh para
investor Indonesian Anchor Stock secara konsisten melalui pencapaian kinerja terbaik secara berkelanjutan.
Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Dalam melakukan proses transformasi lanjutan untuk mencapai visi menjadi lembaga keuangan di Indonesia yang paling dikagumi dan paling progresif, pada tahun 2014 Bank Mandiri ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi
pasar terbesar di Indonesia dan posisi 5 besar di ASEAN. Sementara itu di 2020 nanti, Bank Mandiri diharapkan akan menjadi satu-satunya bank dari Indonesia yang menjadi salah satu dari tiga bank terbesar di Asia Tenggara dalam
nilai kapitalisasi pasar. Untuk mencapai hal tersebut, strategi pertumbuhan ke depan akan difokuskan pada 3 tiga area kunci sebagai berikut:
1.
Memperkuat leadership dalam bisnis Wholesale Transaction Banking. Hal ini akan dicapai dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun hubungan yang holistik untuk melayani
institusi corporate dan commercial yang terpandang di Indonesia.
2. Menjadi bank pilihan nasabah di bidang Retail Deposit. Untuk mencapai hal tersebut, Bank Mandiri akan
menyediakan layanan yang akan memberikan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya diferentiated customer experience serta memberikan solusi bertransaksi yang inovatif.
3. Meraih posisi 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel. Bank Mandiri menargetkan untuk memenangkan
persaingan di bisnis mortgage, personal loan, dan consumer cards. Selain itu, Bank Mandiri juga menargetkan untuk menjadi salah satu pemain utama di micro banking, serta menjadi pemenang di persaingan bisnis
perbankan syariah.
Ketiga area fokus tersebut juga akan didukung dengan penguatan organisasi untuk memberikan solusi layanan terpadu, peningkatan infrastruktur kantor cabang, IT, operations, risk management serta penguatan sumber daya
manusia.
RENcANA STRATEGIS TAhuN 2014
Tahun 2014 menjadi momentum khusus bagi perjalanan transformasi Bank Mandiri karena bertepatan dengan tahun terakhir dalam periode Transformasi Lanjutan Bank Mandiri, yang menjadi barometer keberhasilan serta
menjadi pondasi untuk menyelesaikan program transformasi selanjutnya. Kinerja Bank Mandiri yang tetap solid merupakan bukti bahwa Bank Mandiri tetap sanggup bertahan di tengah krisis yang melanda dan bahkan mencatat
pertumbuhan yang berkelanjutan. Selanjutnya, Bank Mandiri bersiap untuk memasuki the next level melalui Corporate Plan 2015 - 2020 untuk mencapai aspirasi “Vision 2020” untuk menjadi bank terbaik di wilayah ASEAN.
Untuk itu, Bank Mandiri telah menyusun strategi khusus yang ditujukan untuk mencapai target utama di tahun 2014 yaitu meningkatkan porsi dana murah menjadi 68,9, pertumbuhan kredit retail sebesar 25, menjaga NPL
di bawah 2, pertumbuhan fee income sebesar 24,1 dan CER dibawah 40. Target utama tersebut akan dicapai melalui implementasi strategi yang didasarkan pada pendekatan balanced scorecard melalui perumusan sasaran
strategis yang dikelompokkan dalam 4 empat perspektif, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan