Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Kedisiplinan kami dalam mengeksekusi inisiatif strategis di transaksi korporasi telah menunjukkan hasil. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator seperti meningkatnya share of wallet nasabah anchor
clients hingga 33,6, jumlah rekening Payroll PNS dan rekanan Satker meningkat lebih dari empat kali lipat mencapai 7,56 juta rekening. Jumlah rekening payroll aliansi mencapai lebih dari 1,2 juta rekening
dengan volume rata-rata pengendapan dana per bulan mencapai Rp5 Triliun. Dari bisnis cash management, volumenya mencapai Rp2,23 Triliun dengan 24,5 juta transaksi dan melayani sekitar 13 ribu nasabah.
Penetrasi 2.532 nasabah korporasi terhadap produk Bank Mandiri product holding telah meningkat signiikan dari sekitar 6 produk per nasabah pada tahun 2009 menjadi sekitar 9 produk per nasabah.
Kami juga berperan sebagai money market maker yang tercermin dari tingginya volume perdagangan di pasar uang dan pasar modal yang melalui Mandiri Group. Sepanjang tahun 2013 nilai perdagangan money
market dan forex mencapai USD331,6 Miliar atau setara dengan USD1,33 Miliar per hari. Perdagangan obligasi baik corporate bond dan government bond mencapai USD17,62 Miliar atau setara dengan USD70,5
Juta per hari.
Relationship yang sangat baik dengan deposan khususnya deposan besarinstitusi menjadikan posisi dana kami lebih sustain dimana dana deposan inti mencapai Rp71,4 Triliun atau 12,8 dari total DPK.
Implementasi Account Plan pada 100 anchor clients telah berhasil mendorong peningkatan dana murah. Dana murah Mandiri Group dari bisnis transaksi korporasi sebesar Rp74,3 Triliun dengan komposisi dana
murah terhadap total dana mencapai 48,9. Mandiri Group juga berhasil menjadi leader dalam penghimpun fee-based income hingga sebesar Rp14,5 Triliun dengan fee-based ratio sebesar 29,4 meningkat signiikan
dibanding tahun 2006 yang hanya sebesar 19,6.
2. Transaksi dan Dana Ritel
Terkait dengan pengembangan bisnis transaksi ritel, kami terus berupaya meningkatkan akuisisi nasabah ritel melalui intensiikasi dan ekstensiikasi e-channel seperti ATM, EDC, dan Mandiri Internet Banking.
Dalam rangka optimalisasi penggunaan ATM dan EDC, kami telah bekerjasama dengan 191.167 merchants dengan memasang 230.352 EDC dan 165 biller dalam rangka mengembangkan payment biller. Dari sisi
pengembangan jaringan, kami telah membuka 2.050 Kantor Cabang Dalam Negeri dan 11.514 ATM. Kami juga telah mengembangkan teknologi dan produk Mandiri e-Cash, modernisasi mobile banking dan internet
banking dalam satu platform untuk memenuhi kebutuhan nasabah bisnis kami yang memiliki mobilitas tinggi.
Sejalan dengan strategi pengembangan transaksi ritel Bank Mandiri, transaksi yang dilakukan nasabah melalui Mandiri e-channels telah meningkat signiikan jauh melampaui transaksi melalui cabang. Jumlah
transaksi e-channels sepanjang tahun 2013 mencapai 1.363 juta transaksi ATM, internet, mobile banking atau rata-rata 5,45 juta transaksi per hari, jauh melampaui transaksi melalui cabang yang hanya sebesar 125,2
juta transaksi atau rata-rata 501 ribu transaksi per hari. Jumlah pemegang kartu prabayar Bank Mandiri juga meningkat 29,7 YoY mencapai lebih dari 3,5 juta orang dengan frekuensi transaksi harian rata-rata sebesar
453,5 ribu transaksi dengan nilai transaksi harian sebesar Rp6,0 Miliar.
Untuk pengembangan atau akuisisi nasabah pebisnis, fokus pengembangan cluster bisnis kami lakukan dengan mengintegrasi aliansi dengan SBU di masing-masing wilayah yang memiliki keterikatan bisnis
dengan cluster yang menjadi target. Kerjasama tersebut meliputi aspek pengembangan produk, penetapan target market, marketing, promosi, monitoring dan follow up solusi sehingga penetrasi bisnis di setiap
cluster lebih optimal. Hingga saat ini telah dikembangkan beberapa business cluster dan terus dipercepat pengembangannya agar dapat memperluas penetrasi bisnis secara lebih cepat. Pertumbuhan Mandiri
Tabungan Bisnis sepanjang tahun 2013 adalah sebesar 44,52 sehingga total tabungan bisnis kami mencapai Rp85,82 Triliun. Hal ini tentunya menunjukkan penetrasi yang cukup baik dalam akuisisi nasabah
pebisnis. Bank Mandiri juga terus meningkatkan keberadaannya di transaksi ritel dengan melayani kebutuhan
keuangan bagi seluruh kaitan bisnis nasabah kami value chain, dimana kegiatan bisnis nasabah akan terlayani oleh produk dan layanan Bank Mandiri, baik mata rantai bisnis utama maupun bisnis turunannya.
Seluruh transaksi di cabang, baik dengan distributor, user maupun supplier menggunakan produk dan layanan Bank Mandiri. Untuk memastikan bahwa terjadi peningkatan share of wallet nasabah secara
signiikan, maka pengukuran share of wallet kami lakukan dengan lebih detail dan disiplin. Hal tersebut kami lakukan seiring peningkatan kemampuan kami dalam mengembangkan bisnis B2B untuk melakukan
penetrasi ke industri yang memiliki value chain yang tinggi, seperti segmen food beverage, consumer foods, dan telco karena sektor ini memiliki potensi bisnis turunan yang besar.
Selanjutnya, kami juga meningkatkan pemahaman secara lebih detail dan mendalam atas setiap bisnis nasabah. Hal ini penting karena
hanya dengan pemahaman yang detail dan mendalam kami dapat mengidentiikasi dan melayani kebutuhan nasabah yang sangat
spesiik di setiap fokus industri, dengan menangkap mata rantai transaksi nasabah dari seluruh jaringan distribusi secara end-to-end.
Selain itu, untuk melengkapinya kami juga mengembangkan bisnis dengan membangun total business relationship.
Value chain ini telah mendorong peningkatan kerjasama seperti kerjasama dengan Pertamina yang melibatkan 3.693 SPBU dan volume rata-rata dana endapan sebesar Rp1,9 Triliun per bulan. Kerjasama
dengan perusahaan telco dan reseller mencapai 51.711 unit dengan volume rata-rata dana bulanan lebih dari Rp2,3 Miliar. Kami juga berhasil menjalin kerjasama layanan payroll dengan 104 perusahaan dengan
jumlah rekening mencapai 1,14 juta rekening serta mengakuisisi jumlah rekening Satker mencapai 13,45 juta rekening.
3. Pembiayaan Ritel