Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Peraturan Bank Indonesia Nomor 1511PBI2013 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan

Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Perubahan peraturan perundang-undangan sepanjang tahun 2013 dan dampaknya bagi Bank Mandiri sebagai berikut :

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1517PBI2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank

Indonesia • Terdapat penyempurnaan pengaturan, sehingga Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dapat Dilakukan tidak hanya berdasarkan Underlying Transaksi yang dimiliki oleh Bank melainkan juga berdasarkan underlying Transaksi yang dimiliki oleh nasabah, yaitu: • Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk perjanjian kredit danatau penerbitan surat utang; • Investasi Langsung; • Devisa Hasil Ekspor; • investasi pada infrastruktur pembangunan sarana umum dan produksi; • investasi pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; • investasi pada kegiatan ekonomi lainnya • Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia diubah yang semula ditetapkan paling sedikit ekivalen US Dollar 500.000,00 lima ratus ribu US Dollar dan paling banyak sebesar nilai Underlying Transaksi, menjadi paling sedikit sebesar USD10,000,000.00 sepuluh juta US Dollar dan paling banyak sebesar nilai Underlying Transaksi, dengan kelipatan USD1,000,000.00 satu juta US Dollar.

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank umum Dalam

Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank umum Konvensional a. Penetapan kewajiban pemenuhan GWM dalam Rupiah sebagai berikut: • GWM Primer sebesar 8 dari DPK Rupiah. • GWM Sekunder sebesar 4 dari DPK Rupiah. Ketentuan PBI sebelumnya sebesar 2,5. • GWM LDR dengan parameter : a Batas bawah LDR Target sebesar 78. b Batas atas LDR Target sebesar 92. Ketentuan PBI sebelumnya sebesar 100. c KPMM Insentif sebesar 14. d Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1. e Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2. • GWM dalam valuta asing sebesar 8 dari DPK dalam valuta asing. b. Sehubungan dengan pengalihan fungsi pengawasan Bank dari Bank Indonesia ke OJK maka data KPMM yang digunakan adalah KPMM triwulanan hasil perhitungan OJK. Dalam hal terdapat perbedaan antara hasil perhitungan KPMM yang diterima Bank Indonesia dari OJK dengan hasil perhitungan KPMM yang dilakukan oleh Bank maka yang berlaku adalah hasil perhitungan KPMM yang dilakukan oleh OJK. c. Bank Indonesia dapat memberikan kelonggaran atas: 1 kewajiban pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah kepada Bank yang melakukan merger atau konsolidasi dengan persetujuan OJK. 2 kewajiban GWM LDR terhadap Bank yang sedang dikenakan pembatasan kegiatan usaha oleh OJK terkait dengan penyaluran kredit dan penghimpunan dana atas dasar permintaan OJK. d. Pemeriksaan kepatuhan Bank dalam pemenuhan ketentuan ini dapat dilakukan dengan cara: 1 Bank Indonesia melakukan pemeriksaan langsung; 2 Bank Indonesia melakukan pemeriksaan bersama OJK; atau 3 Bank Indonesia menggunakan data hasil pemeriksaan OJK. compliance human capital compliance human capital

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

KPMM Bank umum a. Penetapan KPMM tidak berubah dari ketentuan sebelumnya yaitu sebesar 8 dari ATMR untuk Bank dengan proil risiko peringkat 1 satu; b. Komponen dan persyaratan instrument modal ditetapkan menjadi : 1 Modal inti tier 1 : a Modal inti utama common equity tier 1 b Modal inti tambahan additional equity tier 2 2 Modal Pelengkap tier 2 Dengan penetapan rasio “modal inti” minimum 6 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, termasuk rasio “modal inti utama” minimum 4,5 dari ATMR. c. Penetapan kewajiban pembentukan tambahan modal sebagai penyangga bufer mulai 1 Januari 2016 yang dapat berupa: 1 Capital Conservation Bufer yaitu penyangga pada periode krisis sebesar 2.5 dari ATMR. 2 Countercyclical Bufer yaitu penyangga atas pertumbuhan kredit yang berlebihan dan berpotensi mengganggu stabilitas system keuangan sebesar 0 - 2.5 dari ATMR dan ditetapkan oleh BI. 3 Capital Surcharge untuk Domestic Systematically Important Bank sebesar 1 - 2.5 dari ATMR untuk Bank yang berdampak sistemik sesuai ketentuan OJK.

4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1511PBI2013 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan

Penyertaan Modal a. Bank hanya dapat melakukan penyertaan modal pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Jumlah seluruh portofolio penyertaan modal ditetapkan paling tinggi sebesar penyertaan modal sesuai pengelompokan Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha BUKU. Bank dilarang melakukan penyertaan modal melebihi batas penyediaan dana sebagaimana telah diatur dalam ketentuan BI mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit. Bank wajib memperoleh persetujuan BI untuk setiap kali melakukan penyertaan modal, termasuk penyertaan modal lanjutan. Kecuali untuk penyertaan modal yang berasal dari dividen. Penyertaan modal dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui pasar modal dengan tujuan hanya untuk investasi jangka panjang bukan untuk jual beli saham. b. Bank wajib melakukan divestasi penyertaan modal apabila: 1 Penyertaan modal mengakibatkan atau diperkirakan mengakibatkan penurunan permodalan Bank danatau peningkatan proil risiko bank secara signiikan; atau 2 atas rekomendasi dari otoritas Perusahaan Anak danatau perintah dari BI. c. Bank dapat melakukan divestasi penyertaan modal atas inisiatif sendiri dengan memenuhi persyaratan: 1 Penyertaan modal telah dilakukan paling singkat selama 5 lima tahun; 2 dicantumkan dalam RBB; 3 divestasi ditujukan untuk menyesuaikan dengan strategi bisnis bank; 4 divestasi dilakukan paling kurang sebesar 50 dari saham yang dimiliki; 5 divestasi dilakukan melalui suatu transaksi yang wajar; 6 divestasi tidak semata-mata ditujukan untuk memperoleh keuntungan dan telah mendapatkan persetujuan dari BI. 7 Divestasi ini harus direalisasikan paling lama 6 bulan sejak persetujuan BI. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. BIDANG LEGAL Seiring dengan semakin meningkatnya cakupan bisnis Bank Mandiri maka tingkat risiko hukum legal risk juga harus diwaspadai sehingga diperlukan suatu tindakan preventif dan represif terhadap kemungkinan terjadinya suatu event melalui antara lain: 1. Tindakan preventif : a. Legal Awareness Forum LAF Peningkatan Pemahaman dan Kepedulian Hukum Legal Awareness. Bank secara berkesinambungan menyelenggarakan forum hukum bagi seluruh jajaran pegawai. Diharapkan pegawai dapat “mengamankan” aspek hukum dalam setiap aktiitas yang dijalankan dan meminimalisir risiko hukum. b. Legal Review On Site. Review aspek yuridis terhadap dokumen pengkreditan yaitu dengan cara meneliti, memastikan kesesuaian dan kecukupan yuridis pemberian fasilitas kredit, menilai ada tidaknya kelebihan yuridis dalam penyusunan ketentuan di dalam dokumen kredit, termasuk dokumen agunan berikut pemberian mitigasinya. c. Legal Advice On Site. Diskusi interaktif dengan para peserta dalam rangka pemberian advis dan bantuan hukum secara langsung terhadap permasalahan hukum aktual di lapanganoperasional bisnis unit yang diajukan oleh peserta atau berdasarkan hasil review on site. d. Peningkatan kompetensi Legal Oicer. Sertiikasi kompetensi hukum hasil kerjasama Bank Mandiri dengan akademisi dan praktisi hukum, serta Sertiikasi Profesi bidang Hukum yaitu Pendidikan Profesi Advokat yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia, Pendidikan Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Pendidikan KuratorKepailitan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia. e. Mandiri Klinik Hukum. Bentuk layanan pemberian informasi hukum, advis hukum dan solusi hukum atas permasalahan hukum yang bersifat sederhana yang dapat diakses melalui telfon No. 500140 ext 3 atau tatap muka di counter Mandiri Klinik Hukum yang dapat dilayani dilantai 9 gedung Plaza Mandiri. f. Legal Risk Statement LRS di Mandiri e_Law Aplikasi Legal Risk Statement LRS di portal Mandiri e_Law intranet, merupakan media kompilasi kumpulan dari risiko-risiko hukum di Bank Mandiri yang telah diidentiikasi dan dirumuskan oleh Legal Group dan Legal Oicer di seluruh wilayah Indonesia, baik terhadap risiko hukum yang telah terjadi occurred maupun terhadap risiko hukum yang berpotensi untuk terjadi potential. Legal Risk Statement LRS ini, merupakan referensi untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang Risiko Hukum di Bank Mandiri namun bukan merupakan panduan atau pedoman untuk penyelesaian permasalahan hukum. 2. Tindakan Represif a. Menurunkan outstanding perkara legal Selain berupaya mencegah timbulnya perkara baru, Bank secara terus menerus melakukan upaya-upaya solusi hukum yang bersifat litigasi antara lain menurunkan outstanding perkara legal. b. Out of court settlement Melakukan penyelesaian perkara melalui alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan out of court settlement. c. Membina hubungan baik Membina hubungan baik dengan instansi terkait dalam upaya mendorong percepatan putusan perkara, maupun dengan nasabah untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang seimbang win win solution. d. Legal action Menjaga wibawa dan reputasi Bank dengan melakukan upaya hukum yang tegas terhadap pihak-pihak yang merugikan Bank baik dalam rangka penyelesaian kredit, tindakan fraud maupuN tindakan pihak ketiga lainnya yang beritikad tidak baik dan melawan hukum. STRATEGI RENcANA KERjA 2014 Fokus utama Direktorat Compliance Human Capital Tahun 2014 ditujukan pada beberapa hal-hal pokok berikut ini, yaitu: 1. Increase Capacity Fulillment Capability 2. Develop Detail Design of HCMS Realignment to support Corporate Plan 2015 - 2020 3. Realign HCMS by Respective Human Capital Areas 4. Strengthen Mandiri University 5. Strengthen legal and good corporate governance compliance human capital compliance human capital Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Melewati tahun 2013, Bank Mandiri berhasil menambah panjang catatan prestasi dan kinerja yang menggembirakan semenjak proses awal transformasi yang digulirkan tahun 2005. Pencapaian tersebut merupakan hal yang krusial mengingat tahun 2013 menjadi momen penting sebagai pijakan dalam pencapaian target tahun 2014, yang merupakan tahun terakhir dari periode transformasi lanjutan. Konsistensi dan kerja keras dalam mengeksekusi secara disiplin atas inisiatif strategis di tahun 2013 merupakan faktor kunci dalam mempertahankan kinerja Bank Mandiri, ditengah kondisi ekonomi domestik yang diliputi ketidakpastian pada pertengahan tahun hingga penghujung tahun. Dari aspek kinerja inansial, Bank Mandiri berhasil melakukan breakthrough dengan mencatatkan total asset mencapai Rp733,1 Triliun, sehingga semakin menegaskan posisinya sebagai bank terbesar di Indonesia. Sementara, laba bersih berhasil tumbuh 17,4 mencapai Rp18,2 Triliun. Dari sisi kinerja non inansial, yang membanggakan adalah Bank Mandiri berhasil menjadi service legend dalam industri perbankan nasional dengan meraih predikat sebagai bank dengan kualitas layanan terbaik service excellence selama 6 enam tahun berturut-turut. Seiring hal tersebut, entitas anak sebagai salah satu revenue generator handal Bank Mandiri juga semakin menunjukkan pertumbuhan yang signiikan. Kontribusi entitas anak terhadap laba bersih Bank Mandiri mencapai 11,2 dengan total laba sebelum eliminasi sebesar Rp2,04 Triliun. Beberapa entitas anak menorehkan pencapaian kinerja yang sangat baik di segmen bisnis masing-masing. AXA Mandiri Financial Services AMFS berhasil meningkatkan pertumbuhan bisnis dan telah mengantarkan AMFS menjadi perusahaan asuransi terbesar ke-2 di Indonesia dalam hal new business premium. Bank Syariah Mandiri BSM mampu membukukan laba sebesar Rp651,2 Miliar dan mampu menempatkan posisi sebagai pemimpin pasar perbankan syariah dengan penguasaan pangsa pasar asset sekitar 28. Sementara, Mandiri Manajemen investasi MMI berhasil tumbuh menjadi perusahaan asset management terbesar ke-3 di Indonesia. Trend peningkatan tersebut tentunya menjadi catatan positif tersendiri ditengah tantangan untuk terus bertumbuh baik secara organik maupun anorganik. Kinerja Bank Mandiri yang menggembirakan tersebut memberikan dampak positif dalam bentuk apresiasi market terhadap harga saham Bank Mandiri, sehingga nilai market capitalization Bank Mandiri sempat mencapai Rp250,8 Triliun, dengan harga per lembar saham mencapai Rp10.750. Apabila dilihat secara keseluruhan semenjak IPO hingga saat ini, harga saham Bank Mandiri telah meningkat 10 kali lipat. Seluruh prestasi baik dari sisi inansial maupun non inansial yang signiikan selama tahun 2013 tersebut merupakan hasil kontribusi optimal dari jajaran manajemen dan seluruh karyawan yang telah secara disiplin dan konsisten, bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja tuntas dalam mencapai target bisnis dan melaksanakan aktivitas operasional. Memaknai pencapaian tersebut, tentunya menjadi optimisme bagi kami untuk dapat lebih meningkatkan kinerja melalui pengembangan bisnis yang lebih fokus dan mendalam, khususnya untuk dapat memenangkan persaingan di pasar sejalan dengan target untuk dapat meningkatkan pangsa pasar di semua segmen bisnis, disamping menjadi bank utama pilihan dan kebanggaan nasabah dan seluruh stakeholders. PENcAPAIAN KINERjA DIREKTORAT fINANcE STRATEGY TAhuN 2013 Tahun 2013 menjadi tahun yang membanggakan bagi Bank Mandiri. Perjalanan transformasi lanjutan Bank Mandiri yang digulirkan sejak tahun 2010 telah menunjukan perkembangan yang sangat menggembirakan, yang antara lain tercemin dari kinerja Bank Mandiri yang terus menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan. Hal tersebut tak terlepas dari peran Direktorat Finance and Strategy yang secara konsisten terus berupaya meningkatkan fungsinya sebagai leading-edge inance practices, dengan fokus pada penerapan performance based culture, penyedia informasi laporan keuangan yang akurat, transparan dan tepat waktu, pengelolaan corporate image melalui strategi komunikasi yang komprehensif dan compelling, penyediaan kajian dan outlook makro ekonomi, industri dan wilayah serta penyediaan manual kebijakan dan prosedur internal Bank Mandiri. Hal ini ditujukan agar Direktorat Finance Strategy mampu mengawal dan meyakini bahwa Rencana Jangka Panjang Bank Mandiri tahun 2010-2014 dapat terselesaikan dengan baik dan berjalan sesuai dengan tahapan yang direncanakan hingga akhir tahun 2014. Secara lebih detail pencapaian dan program kerja utama Direktorat Finance Strategy selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Entitas Anak dan Inisiatif Non Organik