SIMuLASI KONDISI TERBuRuK STRESS TESTING
Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan
2013
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Dalam rangka tindak lanjut implementasi, maka dijalankanProgram Penguatan MRO bagi seluruh unit kerja sebagai kelanjutan “No Surprise Program”. Tujuan pelaksanaan Program Penguatan MRO di masing-masing unit kerja adalah:
a. Agar lebih memahami Risiko Operasional Utama yang melekat pada produk dan aktivitas Unit Kerja, dan
cara pengendaliannya. b. Agar lebih memahami bahwa serangkaian inisiatif seperti: Pelaksanaan Forum MRO, Risk Awareness
Program dan Letter to CEO LTC dapat menunjang efektiitas Pengelolaan Risiko Operasional. c. Agar DCOR dan RBC sebagai second line of defense memahami risiko utama yang ada pada unit yang
disupervisi, sehingga lebih fokus dalam melaksanakan pengawasannya.
Strategi Anti fraud, Sistem Pemantauan fraud, dan fraud Respon Plan
Sejalan dengan SE BI No.1328DPNP mengenai Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum, Bank Mandiri telah melakukan berbagai upaya untuk memantau dan memitigasi risiko fraud melalui penerapan 4 pilar yaitu: 1
Pencegahan; 2 Deteksi; 3 Investigasi, Pelaporan dan Sanksi; serta 4 Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut, dimana dalam implementasinya melibatkan seluruh line of defense.
Untuk mendukung implementasi strategi anti fraud, khususnya dalam pilar deteksi, telah dikembangkan early detection system yang dapat mendeteksi secara dini transaksi, proses, dan aplikasi yang bersifat anomali dan
memiliki potensi fraud risk. Sistem tersebut secara otomatis akan memberikan alert terhadap transaksi yang memiliki risiko fraud. Tindak lanjutnya adalah proses investigasi data alert, baik secara on-desk maupun onsite
review, untuk memastikan apakah benar telah terjadi kejadian fraud sehingga Bank dapat dengan cepat melakukan langkah mitigasi dan penanganan yang cepat, akurat, dan terencana fraud respon plan. Mengingat proses
pengembangan deteksi fraud merupakan proses panjang dan berkelanjutan, maka manajemen akan memfokuskan pada bisnis yang memiliki fraud risk yang signiikan. Untuk itu bisnis yang diutamakan adalah:
a Segmen Retail Payment Deposit Cabang, EDCMerchant, dan E-Channel b Segmen Retail Financing Mikro, Kartu Kredit, Consumer Loan
c Segmen Wholesale Business Banking sd 2 Miliar Fraud Control System yang saat ini telah dimiliki antara lain:
a. Fraud Control System Credit Card b. Fraud Control System Debit Card
c. Merchant Monitoring System d. Internet Mobile Banking Monitoring System
e. Anti Fraud Application System f. Early Detection System Mikro
Fraud Control System yang saat ini sedang dan akan dikembangkan antara lain: a. Fraud Detection System for Branch
b. Fraud Control System untuk Business Banking
Anti Pencucian uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Untuk mencegah dan memitigasi risiko akibat transaksi pencucian uang dan pendanaan terorisme, Bank telah menerapkan proses due diligence dan pengelolaan risiko terhadap nasabah mengacu kepada ketentuan Bank
Indonesia mengenai Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Proses due diligence dan pengelolaan risiko ini didasarkan pada prinsip risk-based approach yang mengidentiikasi, mengklasiikasi,
memantau dan mengelola risiko transaksi oleh nasabah atas dasar karateristik produk, nasabah dan geograis negara, cross-border.
Business continuity Management
Untuk menjamin kelangsungan operasional Bank dalam kondisi bencana, Bank memiliki suatu rencana komprehensif secara terdokumentasi dan teruji, yang berisi langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama
dan setelah terjadinya suatu keadaan bencana. Kebijakan dan prosedur Bank dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis diatur dalam Business Continuity Management BCM yang mencakup Emergency Response
Plan ERP, Disaster Recovery Plan DRP dan Business Continuity Plan BCP. ERP adalah panduan yang digunakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan jiwa pegawai dalam kondisi bencana, DRP adalah rencana kerja untuk
persiapan pemulihan dari bencana yang berdampak kepada layanan Teknologi Informasi, sedangkan BCP adalah prosedur informasi yang dibuat untuk menjaga kelangsungan operasional suatu unit kerja.