METODOLOGIMODEL ANALYTIcS ANNUAL REPORT BANK MANDIRI 2013

Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri melalui kerangka ERM dilakukan dengan pendekatan two-prong, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional, sehingga diharapkan tercapai pengelolaan risiko yang melekat dalam pengelolaan bisnis. Empat komponen utama pendukung penerapan pendekatan two-prong ini adalah Organisasi Sumber Daya Manusia, Kebijakan Prosedur, Sistem Data, serta MetodologiModel Analytics.

1. ORGANISASI SuMBER DAYA MANuSIA

Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank Mandiri bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko-risiko yang dihadapi Bank, termasuk mengembangkan tools pendukung yang dibutuhkan dalam proses bisnis dan pengelolaan risiko. Selain itu terdapat unit kerja yang bertindak sebagai risk counterpart dari unit bisnis dalam proses four-eyes pemberian kredit. Salah satu kunci sukses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen risiko tersebut yaitu adanya risk awareness dan kemampuan teknis yang memadai pada seluruh unit kerja di Bank Mandiri, dimana hal ini menjadi tanggung jawab dan melibatkan seluruh unit kerja di Bank Mandiri. Untuk itu, diselenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui Governance, Risk Compliance GRC Academy, baik bagi pegawai di lingkungan Direktorat Risk Management maupun Direktorat lainnya. Selain itu, setiap tahun dilaksanakan sosialisasi, forum diskusi, magang, maupun program mengenai manajemen risiko yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan.

2. KEBIjAKAN PROSEDuR

Bank Mandiri memiliki Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri KMRBM sebagai pedoman utama pelaksanaan manajemen risiko. Sedangkan untuk area bisnis yang lebih spesiik, Bank memiliki kebijakan dan prosedur, misalnya di bidang perkreditan, treasury, dan operasional. Seluruh kebijakan dan prosedur di Bank Mandiri merupakan bentuk pengelolaan risiko yang melekat pada setiap aktivitas operasi Bank yang di-review dan di-update minimal sekali dalam setahun. Penerapan manajemen risiko di Bank Mandiri adalah optimalisasi penggunaan business judgement bersama dengan analisa berdasarkan kondisi historis dengan tujuan menerapkan proses manajemen risiko yang melekat dalam proses bisnis.

3. SISTEM DATA

Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung proses bisnis yang lebih eisien agar pengambilan keputusan dapat lebih cepat namun tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank telah menerapkan Integrated Processing System dan Loan Origination System yang telah diimplementasikan untuk meningkatkan eisiensi proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi, komersial maupun retail, termasuk juga Integrated Collection System untuk meningkatkan produktivitas aktivitas collection, khususnya di segmen konsumer dan ritel. Untuk kegiatan treasury dan asset liability management, Bank menggunakan Summit System dan Sendero System untuk mengelola risiko trading book dan banking book. Untuk mendapatkan gambaran proil risiko Bank Mandiri baik selaku perusahaan induk maupun proil risiko Bank yang terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan anak, Bank telah mengimplementasikan Risk Proile Mandiri System RPX secara web-based sehingga mempercepat akses dan mempermudah kontrol. manajemen risiko manajemen risiko Untuk mengintegrasikan pengelolaan risiko secara bankwide, Bank mengimplementasikan ERM system sebagai sarana untuk memantau pengelolaan risiko secara holistik, termasuk menghitung modal untuk mengcover semua jenis risiko. ERM system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan capital charge Standardized Approach dan Advanced Approach, implementasi operational risk management tools, active portfolio management, stress testing dan value-based management.

4. METODOLOGIMODEL ANALYTIcS

Bank secara berkelanjutan menerapkan pengukuran risiko yang mengacu kepada international best practices dengan menggunakan pendekatan permodelan kuantitatif maupun kualitatif melalui pengembangan model risiko seperti rating, scoring, value at risk VaR, portfolio management, stress testing dan model lainnya sebagai pendukung judgemental decision making. Secara periodik, model-model risiko tersebut dikalibrasi dan divalidasi oleh unit Model Risk Validator yang bersifat independen untuk menjaga keandalan dan validitas model serta memenuhi persyaratan regulasi. PENGELOLAAN RISIKO MELALuI PERMODALAN Pengelolaan risiko melalui permodalan di Bank Mandiri meliputi kebijakan diversiikasi sumber permodalan yang sinkron dengan rencana strategis jangka panjang, dan kebijakan alokasi modal secara eisien pada segmen bisnis yang memiliki proil risk-return yang optimal termasuk penempatan pada perusahaan anak. Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator. Bank Mandiri memastikan memiliki kecukupan modal untuk mengcover risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan ketentuan regulasi regulatory capital maupun kebutuhan internal economic capital. Bank Mandiri mengacu kepada regulasi Bank Indonesia Basel II dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan Pendekatan Standar Basel II Standardized Approach 1 dan saat ini secara bertahap memulai simulasi pendekatan berdasarkan rating internal Internal Ratings-Based Approach. Pendekatan Standar Basel II risiko kredit belum menggunakan data rating eksternal dari nasabah debitur, namun saat ini Bank sedang melakukan inisiasi dan simulasi terkait penggunaan rating eksternal tersebut. Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar 2 , sedangkan secara internal Bank telah menggunakan Value at Risk sebagai model internal 3 . Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar Basel II Basic Indicator Approach 4 dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar Standardized Approach. Untuk posisi Desember 2013, perhitungan ATMR dan kecukupan modal adalah seperti pada tabel berikut: 5 1 Mengacu pada SE BI No.136DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Perhitungan ATMR Risiko Kredit Menggunakan Pendekatan Standar. 2 Mengacu pada SE BI No.1421DPNP tanggal 18 Juli 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 933DPNP tanggal 18 De- sember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. 3 Mengacu pada SE BI No.931DPNP tanggal 12 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Model Internal dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. 4 Mengacu pada SE BI No.113DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Opera- sional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar PID. 5 Bank Mandiri mengacu kepada regulasi Bank Indonesia yang mengatur transparansi, publikasi, dan laporan tahunan bank PBI nomor 1414 PBI2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan SE BI nomor 1435DPNP perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum dalam Jutaan Rupiah KOMPONEN MODAL 31 Desember 2013 31 Desember 2012 Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi I KOMPONEN MODAL A Modal Inti 65.853.989 71.606.641 54.438.380 58.932.922 1 Modal disetor 11.666.667 11.666.667 11.666.667 11.666.667 2 Cadangan Tambahan Modal 55.739.397 60.219.128 44.369.337 47.655.277 3 Modal Inovatif - - - - 4 Faktor Pengurang Modal Inti 1.552.075 628.743 1.597.624 679.384 5 Kepentingan Minoritas - 349.589 - 290.362 B Modal Pelengkap 7.491.432 9.001.217 7.509.124 9.003.821 1 Level Atas Upper Tier 2 6.691.917 7.160.629 5.755.636 6.226.427 2 Level Bawah Lower Tier 2 maksimum 50 Modal Inti 2.351.590 2.351.590 3.351.112 3.351.112 3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap 1.552.075 511.002 1.597.624 573.718 c faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap - - - - Eksposur Sekuritisasi - - - - D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan Tier 3 - - - - E Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan untuk Mengantisipasi Risiko Pasar - - - - II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP A + B - c 73.345.421 80.607.858 61.947.504 67.936.743 III TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAhAN YANG DIALOKASIKAN uNTuK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR A + B - c + E 73.345.421 80.607.858 61.947.504 67.936.743 IV ASET TERTIMBANG MENuRuT RISIKO ATMR uNTuK RISIKO KREDIT 431.632.851 476.508.651 350.761.176 388.424.480 V ASET TERTIMBANG MENuRuT RISIKO ATMR uNTuK RISIKO OPERASIONAL 57.671.278 67.642.899 48.384.624 55.735.767 VI ASET TERTIMBANG MENuRuT RISIKO ATMR uNTuK RISIKO PASAR 1.972.041 1.990.242 1.044.148 1.244.238 A Metode Standar 1.972.041 1.990.242 1.044.148 1.244.238 B Model Internal 1.759.446 1.759.446 566.650 566.650 VII RASIO KEWAjIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMuM uNTuK RISIKO KREDIT. RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : IV + V + VI] 14,93 14,76 15,48 15,25 Berdasarkan simulasi perhitungan beban modal risiko operasional dengan pendekatan indikator dasar Basel II, didapatkan ATMR untuk risiko operasional sebesar Rp57,67 Triliun dibandingkan dengan menggunakan pendekatan standar sebesar Rp47,3 Triliun. manajemen risiko manajemen risiko Beban modal untuk risiko kredit dengan pendekatan Standardized Approach untuk posisi Desember 2013, memberikan komposisi aset berdasarkan bobot risiko sebagai berikut: Komposisi Aset Berdasarkan Bobot Risiko Kredit Standardized Approach - Desember 2013 Bobot Risiko 0 Bobot Risiko 20 Bobot Risiko 35 Bobot Risiko 40 Bobot Risiko 50 Bobot Risiko 75 Bobot Risiko 100 Bobot Risiko 150 0,33 0,65 13,14 12,92 44,25 0,20 24,90 3,60 Bank juga telah menghitung simulasi beban modal kredit dengan pendekatan Advanced IRBA Internal Rating Based Approach. Dengan menggunakan pendekatan Advanced IRBA, diharapkan Bank bisa mendapatkan rasio kecukupan modal yang lebih eisien. Saat ini, Bank juga sedang mengembangkan pengukuran kebutuhan modal secara ekonomis economic capital baik untuk risiko kredit maupun risiko operasional, yang sekaligus menjadi dasar bagi bank untuk mulai mengimplementasikan VBM Value Based Management melalui pengukuran RORAC Return On Risk Adjusted Capital. Sebagai langkah awal penerapan VBM tersebut, Bank mulai menggunakan indikator RORWA Return On Risk Weighted Asset yang lebih intuitif bagi unit bisnis, sebelum nantinya menerapkan RORAC. Bank Mandiri telah mempersiapkan penerapan Basel III mengacu kepada dokumentasi Basel serta regulasi dan inisiatif yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia 6 . Bank Mandiri aktif mengikuti kelompok kerja Basel III maupun Quantitative Impact Study QIS yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan posisi per Juni 2013, hasil QIS menunjukkan bahwa secara umum Bank Mandiri telah memenuhi pedoman dalam Basel III, dengan hasil simulasi Capital Adequacy Ratio lebih tinggi dibandingkan perhitungan kecukupan modal menggunakan Basel II. Hal ini disebabkan oleh struktur permodalan Bank Mandiri yang didominasi oleh Tier 1 Common Equity. Hasil QIS juga menunjukkan bahwa Bank Mandiri beroperasi pada tingkat risiko yang rendah, yang ditunjukkan oleh kecukupan leverage ratio dan tingginya liquidity ratio, yang disebabkan oleh ketatnya pengendalian risiko atas eksposur of balance sheet. Selain itu, posisi aset likuid dan komposisi neraca Bank menunjukkan konsistensi terhadap persyaratan Basel III. PENGELOLAAN RISIKO MELALuI AKTIVITAS OPERASIONAL Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional ditujukan untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional pada level yang dapat diterima. Bank Mandiri menerapkan risk appetite dan risk tolerance dalam bentuk kebijakan limit dan sistem limit, yang disusun dan diusulkan oleh unit bisnis bersama unit manajemen risiko dan disetujui oleh Risk Management Committee. Penetapan limit didasarkan atas limit secara keseluruhan, limit per jenis risiko maupun limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki eksposur risiko. Kebijakan limit tidak saja berfungsi dalam proses pengendalian risiko namun juga mendorong strategi bisnis dan ekspansi bisnis ke dalam koridor pertumbuhan dengan proil risk-reward yang optimal. 6 Antara lain PBI No.15122013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Pengelolaan risiko kredit dilakukan melalui front end, middle end dan back end. Pengelolaan risiko pasar dan likuiditas dilakukan melalui sistem limit. Pengelolaan risiko operasional pada produk dan aktivitas Bank dilakukan oleh seluruh unit kerja, dan di-review secara bankwide oleh unit risk management, serta diukur keefektifan pelaksanaannya assurance oleh unit Internal Audit.

1. PENGELOLAAN RISIKO KREDIT