Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 IV- 13 tempat penyimpanan, masa penyimpanan, kerjasama dengan pengangkut dan
pengumpul, dan pelaporan, dan pengelolaan limbah cair bagi pabrik yang menghasilkan seperti pemisahan saluran limbah dan drainase air hujan. Namun
ditemukan pula perusahaan yang telah mentaati komitmen dan kewajiban dalam dokumen dan izin lingkungan.
Dari hasil pengawasan izin lingkungan tersebut, hanya 44 perusahaan yang menindaklanjuti atau 86,2, dan rata-rata pemenuhan hasil
temuan 82,1. Data hasil pelaksanaan pegnawasan AMDALUKL-UPL di Provinsi Jambi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Buku Data Tabel UP-4.
3. Penegakan Hukum
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH penegakan hukum adalah proses dilaksanakannya upaya untuk menegakkan atau memfungsikan norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum lingkungan
merupakan mata rantai terakhir dalam siklus pengaturan perencanaan kebijakan tentang lingkungan yang urutannya sebagai berikut:
1. Perundang-undangan, 2. Penentuan standar,
3. Pemberian izin, 4. Penerapan,
5. Penegakan hukum Menurut Mertokusumo, kalau dalam penegakan hukum, yang
diperhatikan hanya kepastian hukum, maka unsur-unsur lainnya dikorbankan. Demikian pula kalau yang diperhatikan hanyalah kemanfaatan, maka kepastian
hukum dan keadilan dikorbankan. Oleh karena itu dalam penegakan hukum lingkungan ketiga unsur tersebut yaitu kepastian, kemanfaatan, dan keadilan
harus dikompromikan. Artinya ketiganya harus mendapat perhatian secara proposional seimbang dalam penanganannya, meskipun di dalam praktek tidak
selalu mudah melakukannya. Penerapan penegakan hukum lingkungan dengan menyediakan pos
pengaduan masyarakat yang dilengkapi oleh PPNS Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan PPLH Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup sebagai sumber daya
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 IV- 14 yang melaksanakan penegakan hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2009.
1. Jenis Pengaduan Masyarakat Terhadap Masalah Lingkungan
Pos pengaduan masyarakat yang ada di kantor BLHD Provinsi Jambi, pada tahun 2015 telah menerima 20 kasus pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Laporan yang masuk pada pos pengaduan masyarakat berasal dari kelompok masyarakat, LSM maupun dari masyarakat secara perorangan. Selain
itu pos pengaduan juga merespon kasus-kasus yang diliput dari media massa, perintah dari pejabat mapun hasil temuan dari ketidak taatan pada kegiatan
penilaian PROPER. Kasus-kasus lingkungan sebagian besar mengenai pencemaran
lingkungan yaitu 8 delapan_ kasus, kerusakan lingkungan yaitu kerusakan lahan akibat pertambangan batubara oleh 10 perusahaan, permasalahan dokumen
lingkungan dan kelengkapan izin lingkungan 2 dua kasus. Secara lengkap pengaduan masyarakat terhadap masalah lingkungan di Provinsi Jambi tahun
2015 dapat dilihat pada Buku Data Tabel UP-5 dan gambar 4.1. Gambar 4.1. Jenis Pengaduan Masyarakat Terhadap Masalah
Lingkungan Provinsi Jambi Tahun 2015.
40 50
10 pencemaran
lingkungan kerusakan lingkungan
akibat pertambangan dokumen lingkungan
dan izin lingkungan
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 IV- 15 Selain pos pengaduan pada BLHD Provinsi Jambi, kasus mengenai
lingkungan hidup yang ditangani oleh pos pengaduan BLHD kabupatenkota meliputi:
a. Kota Sungai Penuh sebanyak 4 kasus yaitu pencemaran udara dan pencemaran limbah B-3.
b. Kabupaten Kerinci sebanyak 3 kasus yaitu pencemaran udara, kerusakan lahan akibat pertambangan, dan radiasi telekomunikasi.
c. Kota Jambi sebanyak 17 kasus yaitu pencemaran lingkungan, dan perizinan. d. Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 2 kasus yaitu pencemaran
lingkungan. e. Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 1 kasus yaitu pencemaran
lingkungan. f. Kabupaten Sarolangun sebanyak 1 kasus yaitu kerusakan lahan akibat
pertambangan batubara g. Kabupaten Bungo sebanyak 1 kasus yatu pencemaran lingkungan.
h. Kabupaten Merangin sebanyak 1 kasus yaitu pencemaran lingkungan i. Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 4 kasus yaitu pencemaran lingkungan
j. Kabupaten Batang Hari sebanyak 4 kasus yaitu kerusakan lahan akibat pertambangan batubara, pencemaran lingkungan dan perizinan.\
2. Status Pengaduan Masyarakat