Padi Jagung Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Jumlah Emisi metana dari pengelolaan kotoran Ternak di Provinsi Jambi Tahun 2015. Batanghari Tebo Bungo Kota Sungai Kerinci

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 29 gas rumah kaca yang apabila terpapar di udara berkontribusi besar terhadap perubahan iklim. Pemakaian pupuk urea pada tanaman padi dan palawija di wilayah Provinsi Jambi pada Buku Data Tabel SE-4 yaitu sebanyak 172.668,31 ton memberikan kontribusi emisi CO 2 sebesar 34.533,66 ton CO 2 ton konsumsi pupuk urea. Emisi CO 2 terbesar diberikan oleh tanaman padi yaitu sebesar 29.903,97 ton CO 2 ton pupuk urea sehingga setiap 1 ton pupuk urea akan menghasilkan emisi CO 2 sebesar 0,2 ton. Karena pemakaian pupuk urea lebih banyak pada tanaman padi maka juga akan menghasilkan emisi CO 2 lebih besar dibandingkan dengan tanaman palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Perhitungan emisi total CO 2 untuk masing-masing tanaman padi dan palawija dapat dilihat pada Tabel 3.9berikut ini: Tabel 3.9. Perhitungan Emisi CO 2 dari Tanaman Padi dan Palawija di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2015. Sumber : Data Olahan Tabel SE-4 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 201 5, 201 6 . Selain pengaruhnya terhadap kualitas tanah, perairan dan mikroorganisme di dalamnya, pemakaian pupuk sangat memberikan efek yang cukup besar sebagai penyumbang emisi gas CO 2 di atmosfer terutama pupuk urea. Pupuk urea yang tersusun dari senyawa amonia yang No Jenis Tanaman Pemakaian Urea Ton Emisi CO2

1. Padi

28.013,60 784.761.785

2. Jagung

1.905,00 3.629.025 3. Kedelai 476,55 605.600

4. Kacang Tanah

-

5. Kacang Hijau

-

6. Ubi Kayu

-

7. Ubi Jalar

295 174.286 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 30 mengandung nitrogen serta senyawa karbondioksida merupakan senyawa gas rumah kaca yang apabila terpapar di udara berkontribusi besar terhadap perubahan iklim. Selain emisi CO 2 , pada lahan sawah juga menghasilkan emisi gas metanCH 4 . Besarnya emisi gas metan dari lahan sawah tergantung pada frekunesi penanaman atau luas panen dalam setahun. Dengan asumsi bahwa satu kali masa tanam padi adalah 90 hari, maka dapat diperkirakan total emisi CH 4 dari lahan sawah dalam setahun. Pada Buku Data Tabel Tambahan SE-7A terlihat luasan lahan sawah dan total emisi CH4 yang dihasilkan dari lahan sawah pada tahun 2015 sebesar 200.248,10 ton CH4Ha lahan sawah. Daerah dengan tingkat emisi CH4 paling tinggi adalah Kabupaten Kerinci yaitu sebanyak 6.195,20 ton CH4Ha lahan sawah karena secara luasan Kabupaten Kerinci memiliki lahan sawah paling luas dibandingkan dari pada kabupatenkota yang lainnya terutama Kota Jambi yang memiliki luas lahan paling kecil sehingga juga menghasilkan emisi CH4 yang paling kecil yaitu sebesar 279,00 CH4Ha lahan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.13. Gambar 3.1 3. Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2015 Sumber : Data Olahan Tabel Tambahan-7A Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015. Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan lahan, baik untuk sebagai tempat 6,195.20 3,484.00 2,304.60 1,643.80 2,200.20 4,066.80 1,876.40 2,112.20 2,099.80 279.00 1,751.60 Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2015 Emisi CH4 ton CH4Ha lahan Kerinci Merangin Sarolangun Batang Hari Muara Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jamb i Sungai Penuh Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 31 tinggal maupun sebagai tempat pemenuhan kebutuhan hidup ataupun untuk pembangunan dan pengembangan wilayah seperti pembangunan areal pemukiman, perkebunan, industri, jalan raya, kawasan perkantoran, perairan, dll. Pada Buku data Tabel SE-5 terjadinya alih fungsi lahan perkantoran, dll. Pada Buku Data Tabel SE-5 terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Provinsi Jambi menjadi lahan penggunaan lainnya seluas 28.643,20 Ha. Lahan pertanian tersebut dialihkan untuk areal pemukiman seluas 16,35 Ha, areal perkebunan seluas 10.565,85 Ha, tanah kosong seluas 9.479 Ha dan percetakan baru seluas 8.582 Ha Bila dibandingkan dengan tahun 2014, dimana jumlah luasan sawah di Provinsi Jambi tidak mengalami perubahan luasan namun hanya terjadi pengalihfungsian lahan hutan menjadi sawah dan kemudian lahan sawah menjadi areal pemukiman dan perkebunan. Beda halnya pada tahun 2014, berdasarkan data dari Ditjen Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan yang disinkronkan dengan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, maka luasan sawah pada tahun 2015 lebih luas dibandingkan pada tahun 2014 karena luasan sawah pada tahun 2014 hanya berdasarkan frekuensi penanaman saja sementara luasan sawah pada tahun 2014 meliputi luasan sawah terhadap frekuensi pemanenan dan luasan sawah lainnya berupa sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut dan sawah rawa lebak. 3. Peternakan Pemanfaatan lahan pertanian tidak saja sebagai areal untuk perkebunan dan lahan sawah, namun juga dijadikan sebagai tempat pemeliharaan hewan ternak dan unggas.

a. Hewan Ternak

Sama halnya dengan tahun sebelumnya, peternakan di Provinsi Jambi pada tahun 2015 didominasi oleh peternakan sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, babi dan unggas. Jumlah hewan ternak yang tersebar di seluruh kabupatenkota di Provinsi Jambi tahun 2015 adalah sebanyak 26.938.655 ekor, yang terdiri dari sapi perah sebanyak 64 ekor, sapi potong sebanyak 136.637 ekor, kerbau sebanyak 43.626 ekor, kuda sebanyak 236 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 32 ekor, kambing 422.716 ekor, domba sebanyak 79.708, dan babi sebanyak 42.032 ekor. Pada Buku Data Tabel SE-8 dan Gambar 3.15. dari keseluruhan total hewan ternak dan unggas yang dikelola menunjukkan bahwa untuk jenis ternak, kambing adalah hewan ternak yang paling banyak yang ada di Provinsi Jambi yaitu sekitar 58,3. Sementara itu untuk jenis unggas didominasi oleh ayam pedaging sebesar 45,6 . Namun secara keseluruhan prosentase peternakan hewan di Provinsi Jambi jumlah hewan ternak hanya berkisar 2, 7 dari total populasi yang ada Gambar 3.14 Jenis Hewan Ternak Tercatat di Provinsi Jambi tahun 2015 Sumber : Data Olahan Tabel SE-8 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015. Penyebaran hewan ternak di Provinsi Jambi menyebar tidak merata untuk setiap jenis hewan ternak. Kabupaten Batanghari memiliki jumlah hewan ternak paling banyak diantara kabupatenkota lainnya dengan total jumlah hewan ternak sebanyak 5.848.199 ekor. Sedangkan Kota Sungai Penuh memiliki jumlah hewan ternak yang paling sedikit yaitu sebanyak 878.258 ekor. Total Populasi Penyebaran hewan ternak di masing – masing kabupatenkota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Buku Data Tabel SE-8 dan Gambar 3.15. - 10,000 20,000 30,000 40,000 1 2 3 4 5 6 7 Sapi Potong; Jumlah : 24.485 Rata-rata : 2.226 Sapi Perah; Jumlah : - Rata-rata : - Kerbau; Jumlah : 9.888 Rata-rata : 899 Kambing ; Jumlah : 37.843 Rata-rata : 3.440 Domba; Jumlah : 8.500 Rata-rata : 773 Babi; Jumlah : 2.184 Rata-rata : 199 Kuda; Jumlah : 13 Rata-rata : 1 Pemotongan Ternak Tercatat 2015 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 33 Gambar 3.15 Total Penyebaran Populasi Ternak dan Unggas di Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2015 Sumber : Data Olahan Tabel Tambahan SE-8 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015. Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi telah melakukan beberapa program dan kegiatan dalam mewujudkan peningkatan produksi dan produktifitas peternakan di Provinsi Jambi, antara lain dengan melaksanakan kegiatan penyebaran ternak, perbaikan dan penambahan infrastruktur yang ada seperti pembangunan pos keswan, insentif untuk para inseminator, penyuluhan,dan pengembangan kelembagaan, pengembangan integrasi peternakan, penguatan UPTD Pembibitan Ternak, pengembangan laboratorium keswan dan kesmavet, pemberantasan penyakit hewan menular dan zoonosis, serta penyelamatan betina produktif. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya Pemerintah Provinsi Jambi dalam meningkatkan produksi ternak untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Peningkatan populasi pemotongan hewan ternak di Provinsi Jambi dari tahun 2013 sampai 2015 di Provinsi Jam dapat dilihat dari grafik 3.16 di bawah ini : 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 51,048 66,707 76,550 45,443 92,614 54,685 57,558 91,140 85,441 81,340 22,493 1,699,246 2,197,475 899,295 5,802,756 3,561,216 2,763,106 972,445 916,931 3,353,816 3,191,585 855,765 Ternak Unggas Pengelolaan Populasi Ternak dan Unggas Provinsi Jambi Tahun 2015 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 34 Gambar 3.16 Peningkatan pemotongan populasi Ternak di Provinsi Jambi Tahun 2015. Sumber : Data Olahan Tabel Tambahan SE-8 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015. Tabel 3.10. Peningkatan Jumlah Populasi Ternak dari 2013 – 2015 di Provinsi Jambi. No Jenis Ternak Populasi ekor Pemotongan Ternak Tercatat 2013 2014 2015 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 3 4 5 1. Sapi potong 118.985 136.638 140.185 24.174 22.432 24.485 2. Sapi Perah 64 64 72 3. Kerbau 41.155 43.624 44.531 13.729 8.799 9.888 4. Kambing 410.866 422.715 459.541 30.245 36.128 37.843 5. Domba 77.151 79.708 82.329 7.943 8.255 8.500 6. Babi 60.180 42.033 40.128 7. Kuda 221 236 245 11 10 13 8. Ayam Buras 11.519.915 12.367.301 12.551.551 9. Ayam Ras Petelur 654.376 704.612 567.529 Populasi Ternak 2013; 25.048.758 Populasi Ternak 2014; 26.939.380 Populasi Ternak 2015; 28.508.372 Jenis Ternak : 1. Sapi Potong 5. Domba 9. Ayam Ras Telur 13. Puyuh 2. Sapi Perah 6. Babi 10. Ayam Ras Pedaging 14. Merpati 3. Kerbau 7. Kuda 11. Itik 15. Itik Manila 4 . Kambing 8. Ayam Buras 12. Kelinci Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 35 Sumber : Data Olahan Tambahan SE-8 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, sektor peternakan berkontribusi dalam menghasilkan Gas Rumah Kaca GRK. Peningkatan emisi GRK dari sektor peternakan berasal dari proses fermentasi pencernaan dan pengelolaan kotoran ternak pupuk kandang. Emisi yang dihasilkan dari kedua proses tersebut adalah gas metan CH 4 . Gas metan dari aktivitas pencernaan dihasilkan oleh hewan herbivora yang dalam proses pencernaannya melakukan pemecahan karbohidrat oleh mikroorganisme. Gas metan dari pengelolaan kotoran ternak akan diemisikan karena berada pada kondisi dekomposisi secara anaerobik. Di Provinsi Jambi, emisi gas metan yang dihasilkan dari kegiatan peternakan adalah sebesar 12.109,08 tontahun dimana Kabupaten Bungo menghasilkan gas metan yang paling tinggi yaitu 1.916,71 tontahun. Diikuti oleh Kabupaten Tebo sebesar1.878,93 tontahun. Sementara kabupatenkota yang menghasilkan emisi CH 4 paling sedikit adalah Kota Sungai Penuh sebesar 263,93 tontahun. Hal ini karena jumlah hewan ternak di Kota Sungai Penuh juga sedikit sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.15 Dibandingkan dengan emisi gas CH 4 yang dihasilkan dari tahun 2014 dan 2015, besaran emisi gas CH4 yang dihasilkan dari kegiatan peternakan tahun 2015 menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014. Dengan menurunnya jumlah hewan ternak, besaran emisi gas CH 4 juga menurun sebesar 41,85 baik dari proses fermentasi pencernaan maupun pengelolaan pupuk kandang. Pada Tabel 3.16. dapat dilihat besarnya emisi CH 4 yang dihasilkan dari kegiatan peternakan. 10. Ayam ras Pedaging 10.897.666 11.957.805 13.186.178 11. Itik 1.268.179 1.183.915 1.435.092 12. Kelinci 730 992 13. Puyuh 14. Merpati 15. Itik Manila Jumlah 25.048.758 26.939.380 28.508.372 76.102 75.624 80.729 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 36 Tabel 3.1

1. Jumlah Emisi metana dari pengelolaan kotoran Ternak di Provinsi Jambi Tahun 2015.

No Kab Kota Emisi gas Metan dari Pengelolaan Kotoran Ternak Gg CH4Tahun Sapi Perah Sapi Ptg Kerbau Domba Kambing Babi Kuda Ayam Kpg Ayam Petlr Ayam Itik 1. Kerinci 0,00334 8 0,07275 0,057528 0,001787 0,0339623 0,00989 5 0,094894 56 0,00876348 0,0481758 0,052 07568 2. Merangin 0,09258 6 0,060456 0,0450476 0,01453 3 0,103497 6 0,00597996 0,15085284 0,003 3666 3. Sarolangun 0,05263 2 0,09774 0,0583189 0,01854 2 0,054143 4 0,04843524 0,005 33676

4. Batanghari

0,04537 8 0,087468 0,0255922 0,01344 4 0,152104 32 0,53991276 0,004 31364 5. Muara Jambi 0,00855 6 0,11097 6 0,019068 0,0661703 0,00530 8 0,75310 2 0,327077 4 0,03153396 0,06506892 0,003 66564 6. Tanjung Jabung Timur 0,08703 6 0,001068 0,0527881 0,00011 9 0,301267 56 0,00701424 0,01815 0,005 14092 7. Tanjung Jabung Barat 0,04226 4 0,007116 0,0639949 0,00166 8 0,0021 0,100778 64 0,00279 0,013 12476

8. Tebo

0,10800 6 0,121944 0,0689066 0,01293 0,055205 88 0,04585092 0,008 97492

9. Bungo

0,17131 8 0,066924 0,00021 0,0539933 0,01164 4 0,02889 6 0,020698 2 0,0005262 0,37903488 0,002 19864 10. Kota Jambi 0,01571 4 0,00288 0,000105 0,0712879 0,00132 5 0,98124 6 0,223136 88 0,0096162 0,12327336 0,026 96376

10. Kota Sungai

Penuh 0,02116 2 0,00132 0,000999 0,017923 0,00624 2 0,051271 68 0,02111952 0,013392 0,016 9086

11. Kerinci

0,00334 8 0,07275 0,057528 0,001787 0,0339623 0,00989 5 0,094894 56 0,00876348 0,0481758 0,052 07568 T o t a l 0,3831 8004 0,4763 1984 0,335148 72 0,868212 48 1,3905258 0,4725 8364 0,2338 3632 0,42181 836 0,735443 04 1,455548 04 0,150 3378 Sumber : Data Olahan Tambahan SE-8 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 37 Tabel 3.1

2. Jumlah Emisi Metana dari Fermentasi Enterik diProvinsiJambi