Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
II-26 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015
5. Lahan Kritis
Lahan kritis adalah lahan yang tidak atau kurang berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukkannya baik sebagai media produksi maupun sebagai pengatur tata
air.Berkurangnya fungsi lahan ini disebabkan karena lahan tersebut mengalami pemiskinan unsur hara sebagai akibat dari berbagai kegiatan yang tidak tepat
diantaranya kegiatan penggundulan hutan. Berdasarkan data dari Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial
Kementerian Kehutanan RI luas lahan kritis yang ada di Provinsi Jambi seluas 662503,79 Ha atau 41,67 dari luasan lahan yang ada di wilayah Provinsi Jambi.
Lahan kritis tersebut terdiri dari lahan kritis seluas 467.312,93 Ha dan lahan sangat kritis seluas 195.190,86 Ha. Lahan kritis paling luas terdapat di Kabupaten Tebo
seluas 86.916,54Ha atau 13,12 dari seluruh luasan lahan kritis di Provinsi Jambi. Sementara di Kota Jambi terdapat hanya 0,19 lahan kritis atau seluas 1.235,02 Ha.
Besarnya luasan lahan kritis pada setiap kabupatenkota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17. Luas Lahan Kritis di Provinsi Jambi Tahun 201 5.
Sumber : Data Olahan Tabel SD-5 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.
Pada Buku Data Tabel Tambahan SD-5A menunjukkan luasan lahan kritis dan sangat kritis yang terjadi di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan.
Luasan lahan kritis di dalam kawasan hutan terdapat seluas 452.112,97 Ha dan di luar
34.898,05 0,00
100.377,27 94.646,96
70.547,10 55.534,00
95.471,99 124.707,66
74.171,10 2.098,36
10.051,30
0,00 20.000,0040.000,00
60.000,00 80.000,00
100.000,00 120.000,00
140.000,00 Kabupaten Kerinci
Kabupaten Merangin Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Batang Hari Kabupaten Muaro Jambi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tebo Kabupaten Bungo
Kota Jambi Kota Sungai Penuh
Luas Lahan Ha
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
II-27 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015
kawasan hutan seluas 327.661,03 Ha. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, luasan lahan kritis mengalami penurunan sebesar 45,11 pada tahun 2014.
Perbandinganlahan kritis di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan dapat digambarkan pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Lahan Kritis Di Dalam dan Di Luar Kawasan Hutan di Provinsi Jambi Tahun 201
4 dan 2015. No
Kawasan Hutan Luas Lahan Kritis Ha
Perubahan LuasanHa
2014 201
5
1. Dalam Kawasan Hutan
465.051 452.112,97 -12.938,03
2. Luar Kawasan Hutan
955.551 327.661,03 - 627.889,97
Jumlah 1.420.602
779.774,00 - 640.828,00
Sumber : Data Olahan Tabel SD-5 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015. Pada Tabel 2.10. terlihat bahwa perubahan luasan lahan kritis lebih banyak
terdapat pada daerah di luar kawasan hutan yaitu seluas 627.889,97 Ha, sementara pada daerah di dalam kawasan hutan hanya berkisar 12.938,03 Ha. Terjadinya
pengurangan luasan lahan kritis pada tahun 2015 mengindikasikan bahwa telah adanya upaya pemulihan dan rehabilitasi lahan dan hutan yang dilakukan
pada setiap kabupatenkota terhadap lahan kritis di wilayahnya baik berupa
kegiatan penghijauan maupun kegiatan reboisasi. 6. Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air
Tanah merupakan salah satu komponen lahan dan ruang daratan yang memiliki banyak fungsi dalam kehidupan. Dalam komponen produksi, tanah berfungsi
sebagai penghasil biomassa yang mendukung kehidupan manusia dan kehidupan makhluk lainnya serta berperan penting dalam menjaga kelestarian sumber daya air
dan kelestarian lingkungan hidup. Untuk itu dalam pemanfaatan tanah harus tetap terkendali pada tingkat mutu tanah yang tidak melebihi ambang batas threshold
kerusakannya. Realitas menunjukkan bahwa kerusakan mutu tanah untuk produksi biomassa tidak saja disebabkan oleh tindakan manusia, tetapi juga dapat terjadi akibat
proses alam. Pengujian kerusakan tanah di lahan kering akibat erosi air pada tahun 2015
dilakukan di Kota Sungai penuh. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
II-28 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015
besaran erosi untuk tanah dengan ketebalan 50 - 100 cm besaran erosinya 5,45 mm10 tahun,sebagaimana yang tercantum pada Buku Data Tabel SD-6. Bila
mengacu kepada ambang kritis erosi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000, makatanah di Kota Sungai Penuh telah mengalami kerusakan pada
ketebalan 50 - 100 cm.
7. Kerusakan Tanah di Lahan Kering