Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 48 Tabel 3.
16. Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung dan Luas Kawasan di Provinsi Jambi Tahun 2015.
No. KabupatenKota
Jumlah Obyek
Wisata Jenis
Obyek Wisata
Jumlah Pengunjung
Tahun Luas
Kawasan Ha
1.
Kabupaten Kerinci 34
Alam, Agro -
624.678,68
2.
Kabupaten Merangin 10
Alam -
799.090
3.
Kabupaten Sarolangun 5
Alam 550
491.567
4.
Kabupaten Batang Hari 3
Alam, Agro -
76.765
5.
Kabupaten Muara Jambi 1
Alam -
162.700
6.
Kabupaten Tanjung jabung Timur
15 Alam,
Bahari 43.265
365.165,70
7.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
1 Alam
- 33.000
8.
Kabupaten Muara Bungo 2
Alam -
482.690
9.
Kabupaten Tebo 2
Alam, Agro -
33.435
10 .
Kota Jambi 9
Alam 151.000
215,78
11 .
Kota Sungai Penuh 4
Alam 28.250
15.000
Jumlah 86
223.065 3.084.307,1 6
Sumber : Data Olahan SP-6 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2015.
Dari Tabel 3.25. terlihat bahwa Kabupaten Kerinci memiliki obyek wisata paling banyak yaitu sebanyak 34 objek wisata, berupa objek alam dan dan
agrowisata dengan luas kawasan terluas dibandingkan dengan dibandingkan kabupatenkota lainnya. Wisata alam dan wisata agro di
kabupaten Kerinci didukung oleh potensi keindahan alam yang dimilikinya. Wisata alam alam di Kabupaten Kerinci dapat dinikmati oleh wisatawan
melalui keindahan potensi danau, hutan adat, taman nasional, gunung, air terjun serta air panas. Sedangkan wisata agro di Kabupaten Kerinci dapat
berkunjung ke perkebunan teh Kayu Aro. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang merupakan wilayah pesisir
pantai memiliki tujuan wisata bahari. Hutan bakau di sepanjang pantai timur dan Taman Nasional Berbak berada di kabupaten ini. Sementara Kota
memiliki obyek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan. Obyek wisata di Kota Jambi meliputi obyek wisata alam berupa hutan kota
dan kebun binatang. Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batanghari memiliki obyek wisata berupa Taman Nasional dan
Kebun Raya yang luasannya juga mencakup kabupaten lainnya di Provinsi
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 49
Jambi namun pengelolaannya berada di Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batanghari. Semakin ramainya pengunjung
suatu obyek wisata, selain akan meningkatkan pendapatan daerah di sector pariwisata juga akan menimbulkan permasalahan lingkungan yang
apabila tidak ditangani akan mempengaruhi potensi obyek wisata tersebut. Masalah sampah adalah contoh nyata yang harus diperhatikan oleh
pengelola obyek wisata. Ramainya jumlah pengunjung yang datang tentu akan menyebabkan akan semakin meningkatnya timbulan sampah yang
dihasilkan.
II. Hotel dan Penginapan
Sebagai sarana akomodasi, hotel berperan dalam menunjang kepariwisataan diProvinsi Jambi yang tersebar di seluruh kabupatenkota. Pada tahun 2014,
Provinsi Jambi memiliki 177 hotel sebagaimana dapat dilihat pada Buku Data SP-7
danTabel3.26. Hotel di Provinsi Jambi terdiri dari hotel berbintang empat sebanyak 5 lima buah, hotel bintang tiga sebanyak 9 sembilan buah, hotel
bintang dua sebanyak 4 empat buah, hotel bintang satu sebanyak 5 lima buah, dan hotel melati sebanyak 154 buah. Sebaran hotel di tiap
kabupatenkota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Buku Data Tabel Tambahan SP-7A
dan Tabel 3.26.
Tabel 3.17. Sarana Hotel di Provinsi Jambi Tahun 2015.
No. KabupatenKota
Kelas Hotel Jumlah
Melati Bintang
1 Bintang
2 Bintang
3 Bintang
4 1.
Kabupaten Kerinci 6
- -
- -
6 2.
Kabupaten Merangin 8
- -
- -
8 3.
Kabupaten Sarolangun 8
- -
1 -
9 4.
Kabupaten Muaro Jambi 2
- -
- -
2 5.
Kabupaten Batanghari 2
- -
- -
2 6.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5
- -
- -
5 7.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat 13
1 -
- -
14 8.
Kabupaten Tebo 4
- -
- -
4 9.
Kabupaten Bungo 18
- 1
2 -
21 10.
Kota Jambi 74
4 3
6 5
92 11.
Kota Sungai Penuh 14
- -
- -
14
Jumlah 154
5 4
9 5
177
Sumber : Data Olahan SP-7 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 50
Berdasarkan jumlah pengunjung objek wisata yang tercata pada tahun 2015 di Provinsi Jambi dapat diproyeksikan jumlah limbah padat yang dihasilkan
setiap hari,
sebanyak 84.764,7kgorghari
atau setara
dengan 325.674,911m
3
hari. Kota Jambi sebagai daerah tujuan wisata yang menghasilkan sampah sebanyak 57.280 kghari Diikuti oleh Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Sarolangun dan Kota S.Penuh. Bila dibandingkan dengan tahun 2104, jumlah pengunjung obyek
wisata di wilayah Provinsi Jambi meningka pada tahun 2015. Peningkatan ini juga mengakibatkan bertambahnya jumlah timbulan limbah padat yang
dihasilkan. Provinsi Jambi memiliki obyek wisata alam yang cukup banyak. Jika pengelolaan terhadap obyek wisata ini tidak dikelola dengan baik maka
akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan bagi lingkungan berupa hancurnya sumber daya lingkungan, perubahan ekosistem, hilangnya
keanekaragaman hayati serta pencemaran terhadap air dan tanah. Terutama yang berasal dari limbah padat yang dihasilkan oleh pengunjung obyek wisata.
I. Limbah B3
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun
tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain
adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan tumpahan, sisa proses, dan oli bekas yang
memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah
meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3. Limbah B3 di Provinsi Jambi pada umumnya dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan dari perusahaan menengah dan besar seperti perusahaan CPO, CRF, migas, pulp paper, mie instan dan perkebunan teh dan rumah sakit.
Jenis limbah B3 yang dihasilkan tergantung pada jenis kegiatan produksi dari masing-masing perusahaan pada perusahaan biasanya limbah B3 berupa oli
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 51
bekas, aki bekas, kain majun, baterai bekas, lampu TL bekas dan fly ash, button ash
. Sementara untuk limbah B3 rumah sakit berupa limbah infeksiuslimbah medis berupa jarum suntik bekas, perban bekas, obat kadaluarsa, darah dan
limbah jaringan tubuh. Limbah B3 harus ditangani dan dikelola dengan benar. Pengelolaan
Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan, kerusakan lingkungan memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan
meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3.
Berdasarkan hasil laporan kegiatan Dekonsentrasi PROPER tahun 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 62 Perusahaan dari berbagai sektor industri
yang dinilai pada periode penilaian Juni – Desember 2014 dan Januari–Juni
2015 dapat diketahui bahwa perusahaan telah melaporkan kegiatan pengelolaan Limbah B3 ke BLHD Provinsi Jambi dengan perusahaan industri
dan pertambangan ditambah dengan 40 rumah sakit yang ada, Provinsi Jambi menghasilkan limbah B3 yang cukup besar tahun 2014 diperkirakan terjadi
peningkatan volume limbah B3 dibandingkan dengan tahun 2014. Oleh sebab
itu diperlukan penanganan terhadap limbah B3 yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
tersebut terutama
terhadap penyimpanan,
pengumpulan dan pengangkutannya. Tercatat pada tahun 2014, di Provinsi Jambi telah beroperasi 26
perusahaan yang mengelola limbah B3 dan mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup RI baik yang sudah berupa Surat Keputusan Izin maupun
Rekomendasi Izin. Izin tersebut berupa izin pengumpulan, pengangkutan, pemusnahan dan insenarator limbah B3 untuk rumah sakit. Perusahaan-
perusahaan pengelola limbah B3 di wilayah Provinsi Jambi dapat dilihat pada Buku Data Tabel SP-11.
Pada tahun 2014 ini perusahaan PT. Lontar Papyrus Pulp Paper Industry LPPI telah mengantongi izin penimbunan limbah B3 dimana
sebelumnya PT.LPPPI hanya mengantongi izin pemusnahan limbah B3. Untuk pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 di Provinsi Jambi
masih banyak dikelola oleh perusahaan pengelola limbah B3 berskala
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 III- 52
nasional. Untuk izin pengangkutan, perusahaan pengangkut limbah B3 juga harus mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan. Sehingga belum ada
perusahaan lokal di Provinsi Jambi yang mampu melakukan pengangkutan dan saat ini masih diserahkan kepada perusahaan nasional. Dari data
perusahaan yang menjadi peserta PROPER 2014 –2015 dapat dihitung beban
pencemaran Limbah B3 yang dihasilkan seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.18 rekapitulasi perhitungan Beban Limbah B3 di Provinsi Jambi.
Tabel 3.18. Rekapitulasi Perhitungan Beban Limbah B3 di Provinsi Jambi 2015
No Sektor
Industri Beban Limbah B3 tonperiode
Dihasilka n
Disimpa n di TPS
Diserahka n ke Pihak
ke 3 dimanfaatka
n landfil
l dumpin
g Tidak
dikelol a
1 Agroindu
stri 289,899
132,232 145,502
2. PEM