Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 15
permasalahannya dari isu utama urutan ketiga pada tahun 2013 menjadi isu utama urutan kedua pada tahun 2014. Sementara 2 dua isu lainnya pada tahun 2014
adalah isu baru yaitu Konflik Lahan dan Hutan yang langsung menempati urutan pertama, dan isu Kebakaran Lahan dan Hutan yang menempati urutan ketiga.
Isu utama pada tahun 2015 adalah isu-isu dari tahun 2014 yang masih terjadi dan perlu mendapat perhatian serius ada 3 tiga yaitu : 1. Kebakaran
Lahan dan Hutan, 2. Pertambangan Tanpa Izin PETI Bahan Galian Emas, dan 3.Konflik Lahan dan Hutan.
1. Kebakaran Lahan dan Hutan a. Status
Isu kebakaran lahan dan hutan merupakan isu yang selalu diangkat ke permukaan setiap tahun oleh semua pihak, namun tidak pernah diselesaikan
secara tuntas. Isu ini akan ramai dibicarakan pada saat kondisi kualitas udara di wilayah Provinsi Jambi memburuk sebagai akibat dari kegiatan pembakaran
lahan dan hutan atau terbakarnya lahan dan hutan, dan akan menghilang seketika apabila hujan turun selama beberapa hari yang menyebabkan hilangnya kabut
asap yang ditimbulkan oleh kegiatan pembakaran lahan dan hutan atau terbakarnya lahan dan hutan tersebut.
Deteksi dini mengenai adanya kebakaran lahan dan hutan dilakukan melalui monitoring titik panas hotspot yang sumber informasinya berasal dari
satelit NOAA. Banyaknya titik panas hotspot menjadi indikasi dari banyaknya kebakaran lahan dan hutan yang terjadi pada suatu wilayah, walaupun tidak
semua titik panas hotspot yang terpantau tersebut ada kejadian kebakaran lahan dan hutan. Karena yang terpantau tersebut titik panas bukan titik api, bisa
jadi di lokasi tersebut terdapat kandungan batubara atau kawasan industri batu bata yang sedang melakukan pembakaran batu bata secara bersama-sama.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 16
Selama 3 tiga tahun terakhir jumlah titik panas hotspot yang terpantau di wilayah Provinsi Jambi mengalami kenaikan.Pada tahun 2013 titik panas
hotspot yang terpantau mencapai 1.135 titik panas.Selanjutnya pada tahun 2014
menjadi 1.226 titik panas dan meningkat kembali pada tahun 2015 sebanyak 1.654 titik panas sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2. Peningkatan titik panas
yang terjadi di tahun 2015 disebabkan oleh kondisi iklim yang terjadi sehingga menyebabkan kemarau yang lebih panjang atau biasa disebut dengan El Nino.Hal
ini mengakibatkan bulan kering yang terjadi di tahun 2015 lebih panjang dan kondisi ini menjadikan kemarau yang panjang pula.
Tabel 1.2. Jumlah Titik Panas di Wilayah Provinsi Jambi Periode Tahun 2012- 2015.
No. Bulan
Tahun 2013
2014 2015
1. Januari
20 11
88 2.
Februari 55
124 21
3. Maret
136 171
9 4.
April 42
14 8
5. Mei
37 38
44 6.
Juni 209
111 58
7. Juli
113 227
366 8.
Agustus 322
97 341
9. September
165 293
523 10. Oktober
28 92
174 11. November
6 43
21 12. Desember
2 5
1
Jumlah 1.135
1.226 1.654
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, 2016.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 17
Dari Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa bulan-bulan di mana kualitas udara di wilayah Provinsi Jambi memburuk terjadi pada saat jumlah titik panas
yang terpantau pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September serta Oktober. Pada bulan-bulan tersebut kondisi iklim di wilayah Provinsi Jambi memasuki musim
kering yang ditandai dengan intensitas curah hujan yang rendah dan ketersediaan air tanah yang berkurang. Pembakaran lahan dan hutan baik untuk kegiatan
pertanian atau kegiatan lainnya sangat tidak dianjurkan pada kondisi seperti ini, karena asap yang ditimbulkannyatidak akan mampu dinetralisir secara
alamidanpadaakhirnyaberdampakpadatimbulnya kabut asap. Pada tahun 2015, kondisi cuaca yang sangat ekstrim menyebabkan terjadinya titik-titik api yang
diakibatkan oleh aktivitas yang secara sengaja maupun tidak sengaja menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan. Sebaran titik api yang terjadi di Provinsi Jambi
terutama pada tanggal 28 Oktober 2015 dapat terlihat pada Gambar 1.10. Gambar 1.10. Peta sebaran titik api pada tanggal 28 Oktober 2015
Sumber : Ditjen PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 18 b. Tekanan
Kabut asap yang ditimbulkan dari kegiatan pembakaran lahan dan hutan atau terbakarnya lahan dan hutan di wilayah Provinsi Jambi berakibat pada
menurunnya kualitas lingkungan di wilayah Provinsi Jambi, di wilayah-wilayah tetangga Provinsi Jambi dan di negara tetangga di mana kabut asap tersebut
terbawa angin.Berdasarkan data pemantauan kualitas udara yang dilakukan oleh BLHD Provinsi Jambi dengan menggunakan alat Air Quality Monitoring System
AQMS. Alat AQMS ini merupakan pinjaman dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera P3ES Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia di Pekanbaru Riau, yang di kembalikan pada tanggal 20 November 2015. Berdasarkan pemantauan alat AQMS tersebut, terlihat bahwa
pada saat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi, kualitas lingkungan telah masuk dalam kategori berbahaya dengan indeks lebih dari 300.Kondisi ini terjadi
pada bulan September dan Oktober 2015 seperti terlihat pada tabel 1.3. Kondisi dengan nilai ISPU dalam kategori sangat tidak sehat dan
berbahaya, mengarahkan pemerintah Provinsi Jambi mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan anak-anak sekolah, dan himbauan bagi kegiatan lain diupayakan untuk
dikerjakan di dalam ruangan, dan apabila tidak memungkinkan maka aktivitas di luar ruangan memanfaatkan pelindung pernapasan berupa masker.
Tabel.1.3. Data Indeks Standar Pencemar Udara bulan September sampai 19 November 2015
BULAN SEPTEMBER 2015 TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU 01
125 06
211 11
360 16
149 21
141 26
193 02
138 07
216 12
409 17
130 22
67 27
162 03
162 08
291 13
323 18
145 23
187 28
162 04
211 09
324 14
193 19
184 24
228 29
315 05
211 10
336 15
173 20
97 25
223 30
188
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 19
BULAN OKTOBER 2015 TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU TGL
ISPU 01
344 06
390 11
191 16
494 21
407 26
257 02
514 07
309 12
205 17
355 22
268 27
354 03
378 08
158 13
219 18
300 23
433 28
174 04
355 09
161 14
139 19
329 24
210 29
127 05
405 10
147 15
184 20
233 25
152 30
80 31
74 BULAN NOVEMBER
TGL ISPU
TGL ISPU
TGL ISPU
TGL ISPU
TGL ISPU
TGL ISPU
01 66
06 20
11 22
16 7
21 26
02 57
07 38
12 52
17 8
22 27
03 78
08 24
13 48
18 8
23 28
04 75
09 55
14 48
19 7
24 29
05 60
10 21
15 22
20 25
30
Gambar 1. 11. Grafik sebaran Nilai Indeks Standar Pencemar Udara pada saat
bencana asap di Provinsi Jambi bulan September sampai November 2015
Dengan berkurangnya kualitas udara di wilayah Provinsi Jambi, menyebabkan meningkatnya masyarakat yang menderita penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Atas ISPA terutama bagi anak-anak dan orang lanjut usia. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi pada saat kabut asap menunjukkan kasus ISPA
lebih tinggi dari kabupaten lainnya, seperti terlihat pada data dalam tabel 1.4. Selanjutnya Grafik 1.12 menunjukkan peningkatan angka penderita ISPA saat
100 200
300 400
500 600
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 20
kondisi terjadi kebakaran lahan dan hutan bila dibandingkan dengan minggu 33 tahun 2015 dan sebelumnya diangka 6000an meningkat 8.717 kasus di minggu ke
34, di masa kondisi siaga tanggap darurat.
Tabel 1.4. Jumlah kasus ISPA per KabupatenKota dalam Provinsi Jambi selama masa siaga tanggap darurat 2015
Sumber. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2015
Gambar 1.12. Grafik Komulatif kasus ISPA per Minggu di Provinsi Jambi sampai
minggu 44 tahun 2015.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 21
JAN MAR
MEI JUL
SEPT NOV
JAN FEB
MAR APR
MEI JUN
JUL AGT
SEPT OKT
NOV DES
JAMBI 88
21 9
8 44
58 366
341 523
174 21
1 SUMSEL
31 12
14 8
54 92
381 443
1250 779
173 7
RIAU 126
180 186
47 78
141 480
199 355
89 3
3
Di samping itu kabut asap juga menyebabkan berkurangnya jarak pandang pada landasan pacu Bandara Sultan Thaha Jambi yang berakibat pada
tertundanya penerbangan beberapa maskapai yang menghubungkan Kota Jambi dengan Kota Jakarta atau kota-kota lainnya, sehingga untuk melakukan perjalanan
ke luar daerah dengan menggunakan pesawat terbang harus melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan dan
Bandara Internasional Minangkabau di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Untuk wilayah-wilayah tetangga Provinsi Jambi kabut asap belum
dapat dipastikan secara nyata mencapai wilayah mana saja. Informasi yang didasarkan pada data arah angin dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika BMKG Provinsi Jambi menyebutkan bahwa wilayah Provinsi Jambi diapit oleh 2 dua wilayah sumber arah angin yaitu Provinsi Sumatera Selatan
dari arah tenggara dan Provinsi Riau dari arah utara. Kedua wilayah provinsi ini merupakan sumber titik panas hotspot tertinggi di Pulau Sumatera dan secara
bergantian selalu menempati peringkat pertama dan peringkat kedua dari jumlah titik panas hotspot yang terpantau di Pulau Sumatera.
Gambar 1.13. Sebaran Hotspot di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan dan Riau
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 22
Pada tahun 2015, titik panas yang terpantau oleh satelit NOAA di Provinsi Jambi terdapat sebanyak 1.654 titik. Bila dibandingkan dengan Provinsi tetangga
yaitu Provinsi Riau sebanyak 1.887 titik dan Sumatera Selatan sebanyak 3.353 titik. Kondisi ini menyebabkan sebahagian wilayah di Pulau Sumatera tertutup oleh kabut
asap. Dilihat trajektori arah angin pada bulan Juli sampai bulan November 2015 yang bergerak dari arah tenggara menuju barat laut dan beralih kearah timur, maka
wilayah Jambi tertutup oleh asap yang ditimbulkan dari Provinsi Sumatera Selatan, selain dari wilayah Provinsi Jambi sendiri. Hal ini juga menyebabkan wilayah
Provinsi Riau dan Provinsi lain di wilayah utara mengalami kondisi tertutup oleh asap pula, dan juga mengarah ke Negara tetangga Malaysia wilayah semenanjung
dan Singapura. Kondisi seperti ini yang membuat hubungan diplomatik antara Indonesia
dan Singapura sering memanas dan Singapura sudah beberapa kali melakukan protes kepada Indonesia atas terjadinya kiriman kabut asap dari wilayah Provinsi
Jambi khususnya dan wilayah Pulau Sumatera umumnya ke dalam wilayah negara Singapura, seperti terlihat pada Gambar. 1.14 berikut.
Gambar 1.14. Dampak asap pada tanggal 24 Oktober 2015
Sumber : ASMC Asean.org
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 23 c. Respon
Dalam upaya mencegah timbulnya kabut asap dan menanggulangi kabut asap yang terjadi di wilayah Provinsi Jambi, maka Pemerintah Provinsi Jambi telah
melakukan upaya-upaya yang meliputi : 1. Deteksi dini melalui pemantauan titik panas hotspot dilakukan setiap hari.
2. Memberikan informasititikpanas hotspot kepada Posko Dalkarlahut KabupatenKota.
3. Sosialisasipenyuluhan kepada masyarakat pengguna lahan. 4. Patroli kebakaran lahan dan hutan.
5. Gelar regu dalam rangka kesiapsiagaan kebakaran lahan dan hutan. 6. Menyiapkan peralatan kebakaran lahan dan hutan.
7. Monitoring peralatan pada perusahaan bidang perkebunan, kehutanan dan pertambangan.
8. Membuat pengumuman Gubernur Jambi tentang pencegahan kebakaran lahan dan hutan.
9. Pembuatan leafletbooklet untuk kampanye pencegahan kebakaran lahan dan hutan.
10. Melaksanakan pencegahan dan pemadaman dengan kegiatan : a. Membentuk Satuan tugas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Satgas Dalkarhutla sesuai dengan Keputusan Gubernur Jambi Nomor : 404 KEP.GUBBPBD-2.2IX2015 tanggal 07 September 2015 Tentang
Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi Dan Keputasan Gubernur Jambi Nomor: 408
KEP.GUBBPBD-2.2IX2015 Tentang Penetapan Personil Dan Organisasi Pos Komando POSKO Satgas Tanggap Darurat Pengendalian Bencana
Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi tahun 2015. Oleh karena kondisi darurat bencana masih terjadi maka dilakukan
perpanjangan surat keputusan gubernur dengan memperpanjang Satuan tugas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Satgas Dalkarhutla
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 24
sesuai dengan Keputusan Gubernur Jambi Nomor :442KEP.GUBBPBD- 2.2IX2015 tanggal 13 Oktober 2015 tentang Penetapan Perpanjangan
Masa Status Tanggap Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi Tahun 2015 Dan Keputusan Gubernur Jambi
Nomor: 443 KEP.GUBBPBD-2.2IX2015 tanggal 13 Oktober 2015 Tentang Penetapan Personil Dan Organisasi Pos Komando POSKO Satgas
Tanggap Darurat Pengendalian Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Jambi tahun 2015.
Pos komando melakukan tugas dan fungsi : 1. Poskomando di BPBD Provinsi Jambi terus melakukan koordinasi
dengan pos lapangan dan seluruh instansi terkait. 2. Membuat laporan harian tertulis dilakukan setiap hari.
3. PUSDALOPS Provinsi Jambi beroperasi 24 jam setiap hari. 4. Pos Komando merupakan sumber informasi penanganan Bencana Asap
akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Jambi. 5. Pos komando mendapat pendampingan dari BNPB.
b. Operasi Pemadaman 1 Operasi Darat
Pelaksanaan operasi darat dilakukan dengan melakukan patroli dan pemadaman pada lokasi lokasi yang terdapat titik api. Komando
pelaksanaan diarahkan oleh posko komando setelah mendapatkan informasi dari pemantauan satelit baik yang dilakukan oleh BMKG
melalui satelit Aqua Terra maupun dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Satelit NOAA. Pelaksanaan operasi darat dapat
terlihat pada tabel berikut :
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015 I- 25 Tabel 1.5. Pelaksanaan Operasi Darat
1. KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT