Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
II-28 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015
besaran erosi untuk tanah dengan ketebalan 50 - 100 cm besaran erosinya 5,45 mm10 tahun,sebagaimana yang tercantum pada Buku Data Tabel SD-6. Bila
mengacu kepada ambang kritis erosi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000, makatanah di Kota Sungai Penuh telah mengalami kerusakan pada
ketebalan 50 - 100 cm.
7. Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Pengujian kerusakan tanah di lahan kering di Provinsi Jambi pada tahun 2015dilakukan di Kota Sungai Penuh di Desa Sungai Ning Kecamatan Sungai Bungkal
dan di Desa Sumur Gedang Kecamatan Pesisir Bukit. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000, hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya 1
satu parameter dari 9 sembilan parameter yang diukur melebihi baku mutu yaitu parameter daya hantar listrik DHL sebesar 18,12 mScm. Sementara 2 dua
parameter tidak dilakukan pengukuran yaitu parameter redoks dan parameter jumlah mikroba. Hasil pengujian kerusakan tanah di lahan kering d Provinsi Jambi tahun 2015
sebagaimana terlihat padaBuku Data Tabel SD-7.
8. Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Berdasarkan pengujian dari BLHD Provinsi Jambi terhadap kerusakan tanah di lahan basah pada lokasi Desa Sakean, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten
Muaro Jambi pada tahun 2014 menunjukkan hasil terhadap kualitas tanah di lahan basah di lokasi sampling hanya pada parameter redoks untuk gambut yang melebihi
baku mutu yaitu berkisar ± 250 mV, sementara baku mutu yang ditetapkan sebesar 200 mV. Sedangkan untuk parameter lainnya, hasil pengamatan menunjukkan nilai
yang masih berada pada baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 sebagaimana dapat dilihat pada Buku Data Tabel SD-8.
9. Kerusakan Hutan Menurut Penyebabnya
Kerusakan hutan didefinisikan dengan berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan ekosistem hutan yang sering disebut degradasi hutan dan
kegiatan penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau deforestasi. Kerusakan hutan yang terjadi di Provinsi Jambi pada tahun 2015 sesuai dengan angka
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
II-29 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015
deforestasi pada Lampiran 6yaitu seluas 111.479,30Ha baik pada areal dalam kawasan hutan maupun di areal penggunaan lain APL dan baik di hutan primer,
hutan sekunder maupun hutan tanaman. Deforestasi seluas 111.479,00Ha tersebut terjadi disebabkan oleh kebakaran
hutan seluas 22.401,00 Ha, ladang berpindah seluas 64.300,00 Ha, penebangan liar seluas3.896,30 Ha, perambahan hutan seluas 20.082,00 Ha dan kegiatan
pertambangan seluas 800,00 Ha sebagaimana yang terlihat pada Buku Data Tabel SD-9.
Kegiatan ladang berpindah masyarakat menyebabkan masyarakat
melakukan perambahan hutan dengan tujuan untuk dijadikan kebun dan berladang dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, setelah itu ketika tidak
memberikan hasil yang mencukupi lagi mereka meninggalkan tanpa melakukan penanaman kembali sehingga kebanyakan lahan hutan tersebut menjadi tanah
terbuka atau menjadi lahan kering. Begitu pulahalnya dengan penebangan liar dan perambahan hutan. Kegiatan penebangan liar dilakukan dengan tujuan
mengambil komoditi kayu secara ilegal dan kemudian membiarkannya menjadi tanah terbuka. Sementara kegiatan perambahan hutan merupakan pembukaan areal
hutan menjadi pertanian lahan kering. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang akhirnya menyebabkan terjadinya bencana
alam. Selain itu juga mengancam kelestarian flora dan fauna endemik di wilayah tersebut.
Kerusakan hutan di wilayah Provinsi Jambi semakin tahun semakin meningkat. Semakin banyak pula luasan kawasan hutan yang berkurang karena berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Pada Tabel 2.11. terlihat bahwa kerusakan lahan dan hutan di Provinsi Jambi meningkat seluas 20.231,00 Ha atau 22,17
dibandingkan dengan tahun 2014. Kerusakan hutan yang paling banyak disebabkan oleh kekaran hutan dengan peningkatan sebesar19.849,00 Ha. Selain
itu kerusakan hutan yang disebabkan oleh perambahan hutan meningkat seluas 382,00 Ha, sedangkan ladang berpindah, penebangan liar dan pertambangan tidak
mengalami perubahan.Berikut pada Tabel 2.11. menunjukkan besar luasan hutan yang mengalami kerusakan di wilayah Provinsi Jambi pada masing-masing
penyebabnya pada tahun 2014 dan 2015.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
II-30 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi 2015
Tabel 2.11. Kerusakan Hutan di Provinsi Jambi Tahun 2014 dan 2015.
No Penyebab
Kerusakan Hutan Luas Kerusakan Ha
Perubahan LuasanHa
2014 2015
1. Kebakaran hutan
2.552,00 22401,00
19.849,00 2.
Ladang berpindah 64.300,00
64300,00 0,00
3. Penebangan Liar
3.896,30 3896,30
0,00 4.
Perambahan hutan 19.700,00
20082,00 382,00
5. Pertambangan
800,00 800,00
0,00
Jumlah 91.248,30
111.479,3 20.231,00
Sumber : Data Olahan Tabel SD-9 Buku Data SLHD Provinsi Jambi Tahun 2014, 2015.
10. Konversi Hutan Menurut Peruntukkannya