Metodologi dan Metode Penelitian

Saya pun mengunakan metodologi etnografi atau lebih tepatnya metodologi imajinasi etnografis seperti yang diperkenalkan oleh Willis sebagai metodologi penelitian saya. Imajinasi etnografis saya pilih karena pendekatan ini memberikan cara bagi saya untuk aktif terlibat, mengamati dan mendeskripsikan praktik pendidikan etika alternatif yang diajukan oleh SALAM. Dan selain memberikan panduan dalam melakukan penelitian melalui imajinasi etnografis ini, Willis pun memberikan cara bagaimana menyajikan data penelitian yang sudah diperoleh. Ada tiga tahapan dalam melakukan analisis data berdasar pendekatan imajinasi etnografis. Tahap pertama adalah melihat basis material dari kelompok sosial tertentu yang diteliti. Tahap kedua adalah melihat bagaimana seseorang memaknai dunianya sensuous meaning. Tahap ketiga adalah melihat bagaimana lingkungan dan struktur sosial mempengaruhi identitas dan pembentukan budaya lived penetration. 38 Dengan demikian langkah pertama saya adalah melihat basis material dari orang-orang yang terlibat dalam dinamika SALAM baik pengurus, fasilitator, dan orangtua murid. Dalam langkah pertama ini saya akan melihat bagaimana posisi dan kapital yang mereka miliki di tengah pusaran pendidikan arus utama. Langkah kedua adalah melihat bagaimana SALAM memaknai pendidikan yang mereka selenggarakan dan langkah yang ketiga adalah melihat bagaimana pendidikan yang diajukan oleh SALAM berhadapan dengan realitas pendidikan arus utama yang mendorong kelahiran mereka. 38 Paul Willis, “Twenty-Five Years On: Old Books, New Times dalam Nadine Dolby. dkk. Ed.. Learning to Labour in New Times. London dan New York, RoutledgeFalmer, 2004, hlm. 146- 150. Dan seperti Willis yang menerapkan metodologi etnografi dengan disertai oleh konsep Marx tentang tenaga kerja, saya pun menggunakan konsep etika postmodern Zygmunt Bauman dan konsep pendidikan kepedulian Nel Noddings sebagai pisau bedah hasil penelitian saya. Pemilihan kedua teori tersebut bertujuan agar saya bisa mengkaji lebih jauh konsep dan praktik pendidikan alternatif yang diajukan oleh SALAM. Adapun metode pengumpulan dan pengolahan data hasil penelitian saya adalah sebagai berikut: 1. Sumber data Penelitian ini menggunakan tiga sumber yaitu: 1. Hasil observasi kegiatan belajar-mengajar dan kegiatan-kegiatan lainnya di SALAM. 2. Hasil wawancara dengan para pengurus SALAM, para fasilitator, para murid dan orangtua. 3. Dokumen-dokumen yang mengulas tentang pendidikan SALAM. 2. Lokasi Penelitian Penelitian berlangsung di Sanggar Anak Alam, Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a Observasi kegiatan belajar-mengajar di SALAM. Observasi menjadi metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini karena berkaitan dengan pengamatan terhadap praktik-praktik pendidikan etika yang diselenggarakan oleh SALAM. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Wawancara kepada para pengurus SALAM, para fasilitator, para murid dan orangtua. c Studi dokumen yang mencakup teks-teks tertulis tentang pendidikan SALAM yang dapat dijadikan kerangka acuan dalam penulisan tesis ini. 4. Teknik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul diolah dan dipaparkan mengikuti tiga langkah analisis sebagaimana diperkenalkan oleh Paul Willis serta kemudian dianalisis lebih jauh menggunakan konsep etika postmodern Zygmunt Bauman dan kondep pendidikan kepedulian Nel Noddings. Hasil analisa kemudian disimpulkan sebagai hasil penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritis dan metodologi serta metode penelitian. Bab II menyajikan uraian tentang pendidikan karakter sebagai konsep dan praktik pendidikan etika yang selama ini dijalankan dalam dunia pendidikan Indonesia. Bab II ini merupakan interpretasi saya akan kecenderungan wacana dan praktik pendidikan etika arus utama. Bab III menyajikan uraian hasil penelitian tentang pendidikan etika alternatif yang diajukan oleh SALAM. Bab IV Menyajikan analisis terhadap pendidikan etika alternatif yang diajukan oleh SALAM dengan menggunakan konsep etika postmodern Zygmunt Bauman dan konsep pendidikan kepedulian Nel Noddings. Bab V Menyajikan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

BAB II TREND PENDIDIKAN KARAKTER: MENYOAL KONSEP DAN

PRAKTIK PENDIDIKAN ETIKA ARUS UTAMA INDONESIA Care theorists and character educators agree that the way to a better world is more likely to depend on better people than on better principles, but a question arises as to how we might produce better people. 1

A. Pengantar

Saya pun menyetujui kutipan kalimat di atas, bahwa lebih tepat kita mempunyai orang-orang atau masyarakat yang baik yaitu yang mempunyai tanggung jawab dan kesadaran daripada segudang aturan entah sebagus apapun aturan itu. Namun berkaitan dengan menciptakan masyarakat yang baik ini memang banyak persoalan yang perlu untuk kita kaji lebih lanjut. Selain pertanyaan tentang bagaimana kita bisa menciptakan orang-orang atau masyarakat yang baik, definisi baik itu juga perlu kita pertanyakan. Definisi baik tersebut yang seperti apa dan siapa yang menentukan kriterianya. Persoalan etika dan bagaimana mengajarkannya sudah menjadi pergulatan dan perdebatan para filsuf sejak dahulu kala. Nama-nama seperti Aristoteles, Immanuel Kant dan John Dewey sering disebut dalam pembahasan seputar etika. Belum lagi sumbangan Zygmunt Bauman tentang etika postmodern dan etika kepedulian dari para kaum feminis semakin menunjukkan betapa luasnya dunia etika lengkap dengan segala perdebatannya. Saya tidak akan menguraikan secara komprehensif pemikiran mereka masing-masing, tetapi saya hanya akan 1 Nel Noddings, Educating Moral People: A Caring Alternative to Character Education, New York, Teachers College Press, 2002, hlm. 1