Pelaksanaan Daur Belajar dan Garis Besar Proses Belajar
materi yang dipelajari anak-anaknya tidak ketinggalan dengan materi yang dipelajari oleh anak-anak di sekolah kebanyakan.
Berdasarkan draf target dasar belajar yang kami terima tersebut, kami kemudian menyusun rencana riset yang akan dipergunakan untuk
proses belajar satu semester. Riset sendiri tidak hanya dilakukan sekali tetapi bisa beberapa kali sesuai kebutuhan. Berdasarkan dokumentasi
fasilitator kelas lima tahun lalu, kami mendapatkan gambaran riset yang telah dijalankan pada semester sebelumnya. Mereka dulu mengadakan
riset tubuh sebagai pintu masuk untuk belajar soal proses produksi, distribusi, konsumsi, kesehatan tubuh dan hitung-hitungan.
Untuk semester ini, kami memutuskan untuk berangkat dari konteks sosial terlebih dulu. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk mengajak
anak-anak melakukan riset ke museum. Museum yang kami pilih adalah museum Sonobudoyo dengan alasan peninggalan di museum Sonobudoyo
cukup lengkap dari peninggalan masa Pra Sejarah, Hindu-Budha, dan juga Islam. Di sana juga banyak koleksi hasil budaya dari berbagai daerah
seperti wayang, topeng, dan senjata serta permainan tradisional. Sebelum melakukan kunjungan dan riset, anak-anak dan fasilitator
mendiskusikan soal persiapan yang dibutukan untuk riset. Anak-anak mengajukan daftar pertanyaan yang ingin mereka ajukan atau ingin
mereka ketahui ketika di museum. Riset ke museum Sonobudoyo kemudian kami laksanakan pada hari Selasa, 12 Agustus 2014. Pada saat
riset di museum, anak-anak diminta memilih satu benda yang informasinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ingin mereka ketahui lebih lanjut. Ada tujuh anak yang kemudian memilih benda berbeda, yaitu Ara memilih ceret perak, Abram memilih tudung saji
perak, Oka memilih stempel emas, Rafa memilih prasasti batu, Bayu memilih kepala Dewi Tara, Mikael memilih timbangan emas dan Edward
memilih pekinangan dari perak. Gambar 3.7 Riset ke museum Sonobudoyo oleh anak-anak kelas lima
Sumber: Dokumentasi pribadi
Data-data yang terkumpul dari riset kemudian digunakan sebagai bahan belajar di kelas. Anak-anak diminta untuk mengungkapkan dan
menuliskan pengalaman serta data yang ia sudah beroleh untuk dibagikan kepada teman-temannya. Setelah itu mereka juga belajar untuk
menganalisis benda-benda tersebut masih digunakan atau tidak di jaman sekarang. Misalnya saja, Abram mengungkapkan bahwa tudung saji saat
ini masih digunakan, termasuk di rumahnya. Tetapi tudung saji yang dipakai sekarang tidak terbuat dari perak tetapi ada yang dari plastik atau
bambu. Yang memakai tudung saji juga bukan hanya raja tetapi orang banyak sekarang bisa memakainya.
Namun, pembahasan tidak berhenti di situ saja. Berangkat dari target belajar yang telah diberikan oleh Pak Toto, data anak-anak tentang
peninggalan sejarah itu kemudian ditarik ke pembahasan soal sejarah kerajaan-kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Jadi anak-anak
SALAM tetap belajar kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Demak dan lain-lain seperti halnya anak-anak di sekolah kebanyakan. Demikianlah contoh riset
dan analisa yang diterapkan di SALAM.