Daur belajar dan Garis Besar Proses Belajar Mengajar SALAM

dialaminya. Anak-anak juga diminta memberikan tanggapan atau kesan mereka atas pengalaman tersebut, termasuk pengalaman secara menyeluruh apa yang telah dilakukandialami anak-anak. Langkah keempat adalah menganalisis, yaitu proses di mana anak- anak menganalisis hal-hal yang sudah mereka jumpai melalui riset yang telah mereka lakukan. Langkah ini menjadi tahap di mana anak-anak bisa diajak untuk mengkaji dan mengurai data yang sudah mereka peroleh bersama teman-teman dan fasilitator. Langkah kelima adalah simpulkan, yaitu proses di mana anak-anak belajar merumuskan makna dari realitas yang telah dijumpai sebagai suatu pemahaman atau pengertian baru yang utuh. Langkah terakhir ini bertujuan untuk mengantar anak pada langkah puncak yaitu anak bisa memutuskan dan melaksanakan tindakan-tindakan baru berdasarkan hasil pemahaman dan pengertian dari langkah kelima tersebut. Diharapkan anak bisa membuat realitas-realitas baru dari hasil analisis dan refleksinya. Daur belajar dengan lima langkah tersebut dipilih karena urutan prosesnya memungkinkan bagi setiap anak untuk mencapai pemahaman dan kesadaran akan realitas yang ia pelajari. Daur belajar tersebut dinilai tepat dengan tujuan pendidikan SALAM yang ingin agar anak-anaknya belajar dari realitas yang ia temui dan alami sendiri. Dalam mengawal proses belajar mengajar, para fasilitator dipandu oleh acuan yang diberikan oleh SALAM. Acuan itu berupa Garis Besar Proses Belajar Mengajar yang pada tahap selanjutnya akan dijabarkan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fasilitator sebagai silabus. Pak Toto menyatakan bahwa Garis Besar Proses Belajar Mengajar dirumuskan oleh Komite Pendidikan SALAM yang terdiri dari semua pihak yang terkait dengan pendidikan SALAM seperti para pengurus, fasilitator dan wakil dari forum orangtua SALAM FORSALAM. 28 Garis Besar Proses Belajar Mengajar SALAM dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini: Gambar 3.5 Garis Besar Proses Belajar Mengajar di SALAM Sumber: Draf Garis Besar Proses Belajar Sekolah SALAM 2013 Garis Besar Proses Belajar Mengajar tersebut dipakai untuk jenjang SD dan SMP SALAM, yang membedakan adalah indikator pada setiap jenjang. Fokus utama dari proses belajar di kelas satu sampai tiga SD SALAM adalah anak mampu menguasai angka dan huruf melalui peristiwa-peristiwa nyata. Belajar memahami angka dan huruf ini adalah langkah supaya siswa bisa belajar membaca yang tersirat di lingkungannya. Oleh sebab itu, belajar membaca dan berhitung sedari awal pun sudah dimulai melalui pengalaman nyata. Untuk anak kelas empat ke 28 Ibid, hlm. 111. atas, anak diharapkan semakin mampu dalam penguasaan angka dan huruf untuk memperluas pengetahuan, wawasan dan perspektif serta memperdalam sikap juga mengasah kemampuan dan keterampilan. 29 Dari riset yang telah dilakukan, anak-anak kemudian mempelajari ilmu hayat, ilmu bumi, ilmu alam, ilmu sosial dan teknologi. Alasan penggunaan penggolongan ilmu yang telah diterapkan pada sekolah jaman dulu dan bukannya mata pelajaran seperti yang kita kenal saat ini yaitu karena penggolongan ilmu seperti itu dianggap sudah tepat oleh Pak Toto. Soal penggolongan ilmu-ilmu tersebut dijelaskan oleh Pak Toto sebagai berikut: 30 Ilmu hayat menyangkut pengenalan mereka tentang kehidupan, apakah itu yang berlangsung pada diri manusia maupun pada binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ilmu bumi dan ilmu alam lebih dekat pada pengenalan mereka akan medan alam semesta tempat di mana manusia khususnya bertempat tinggal bersama makhluk- makhluk lainnya. Adapun ilmu sosial mereka hayati dan pelajari dengan mencermati dan merasakan hubungan-hubungan antar individu dan kelompok, baik di dalam lingkungan sekolah SALAM maupun di lingkungan sekitar SALAM.

b. Pelaksanaan Daur Belajar dan Garis Besar Proses Belajar

Mengajar di SALAM Proses pembelajaran di SALAM memang berdasar dari riset yang sudah disepakati. Saya mengalami sendiri proses belajar-mengajar di SALAM sewaktu saya ikut menjadi fasilitator pada Semester Ganjil, TA 20142015. Pada waktu itu, saya menjadi fasilitator kelas lima bersama Heppy Hendaryani atau yang lebih akrab disapa Mbak Hepi. Mbak Hepi 29 Ibid, hlm. 113. 30 Ibid, hlm. 115. sudah lebih lama bergabung dengan SALAM. Sebelum mengadakan riset, kami membuat perencanaan dengan berpatokan pada target dasar belajar kelas lima yang telah ditentukan pada awal semester sebagai berikut: Gambar 3.6 Target dasar belajar kelas lima semester 1 tahun ajaran 20142015 31 Sumber: Draf Garis Besar Proses Belajar Sekolah SALAM 2013 Saya sempat membandingkan indikator yang termuat dalam target belajar SALAM tersebut dengan indikator belajar untuk kelas lima di sekolah arus utama. Ternyata indikator SALAM yang termuat dalam target belajar hampir sama dengan indikator belajar di sekolah arus utama. Mas Yudhis menyatakan bahwa kesamaan indikator tersebut merupakan wujud negosiasi SALAM terhadap pendidikan arus utama. SALAM berupaya 31 Catatan untuk target dasar konteks sosial dan alam yang tertera pada gambar 3.6, saya tambahkan sendiri karena pada draf yang kami terima dulu ada kesalahan penulisan di mana konteks untuk kelas lima ternyata sama dengan konteks kelas 4. Konteks sosial dan alam yang saya tambahkan sesuai dengan draf perubahan yang diberikan oleh Pak Toto. materi yang dipelajari anak-anaknya tidak ketinggalan dengan materi yang dipelajari oleh anak-anak di sekolah kebanyakan. Berdasarkan draf target dasar belajar yang kami terima tersebut, kami kemudian menyusun rencana riset yang akan dipergunakan untuk proses belajar satu semester. Riset sendiri tidak hanya dilakukan sekali tetapi bisa beberapa kali sesuai kebutuhan. Berdasarkan dokumentasi fasilitator kelas lima tahun lalu, kami mendapatkan gambaran riset yang telah dijalankan pada semester sebelumnya. Mereka dulu mengadakan riset tubuh sebagai pintu masuk untuk belajar soal proses produksi, distribusi, konsumsi, kesehatan tubuh dan hitung-hitungan. Untuk semester ini, kami memutuskan untuk berangkat dari konteks sosial terlebih dulu. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk mengajak anak-anak melakukan riset ke museum. Museum yang kami pilih adalah museum Sonobudoyo dengan alasan peninggalan di museum Sonobudoyo cukup lengkap dari peninggalan masa Pra Sejarah, Hindu-Budha, dan juga Islam. Di sana juga banyak koleksi hasil budaya dari berbagai daerah seperti wayang, topeng, dan senjata serta permainan tradisional. Sebelum melakukan kunjungan dan riset, anak-anak dan fasilitator mendiskusikan soal persiapan yang dibutukan untuk riset. Anak-anak mengajukan daftar pertanyaan yang ingin mereka ajukan atau ingin mereka ketahui ketika di museum. Riset ke museum Sonobudoyo kemudian kami laksanakan pada hari Selasa, 12 Agustus 2014. Pada saat riset di museum, anak-anak diminta memilih satu benda yang informasinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI