Dialog Dialogue Potensi Pendidikan Etika Berbasis Pengalaman sebagai Ruang Perjumpaan dengan Liyan

3. Praktik Practice

SALAM menyediakan banyak kesempatan untuk mempraktikkan ketiga bentuk tanggung jawab jaga diri, jaga teman, jaga lingkungan yang ingin diperkenalkan kepada anak-anaknya. Saya sudah menguraikan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh SALAM mulai dari kegiatan belajar mengajar dan berbagai kegiatan lainnya yang diharapkan mampu menjadi lahan praktik tanggung jawab anak-anaknya. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan dengan serius dan sungguh-sungguh sebenarnya sangat berpotensi dalam membangkitkan komunikasi dan tanggung jawab anak baik kepada dirinya sendiri, lingkungan, teman maupun orang-orang lain di sekitarnya. Misalnya saja penggunaan Daur Belajar sebagai panduan proses belajar mengajar sebenarnya bisa mengantar anak-anak menjumpai berbagai realitas di lingkungan sekitarnya. Tetapi penerapan Daur Belajar tersebut memang membutuhkan banyak waktu dan tenaga dari fasilitator. Waktu perencanaan sangat dibutuhkan bagi fasilitator untuk menentukan tema, mengeksplorasi sumber-sumber serta mendiskusikan cara dan kebutuhan belajar siswa. Sementara itu juga seperti yang sudah saya ungkapkan bahwa masih banyak tarik ulur di SALAM yang membuat fasilitator belum bisa optimal dalam mempersiapkan dan menerapkan Daur Belajar tersebut. Belum lagi penggunaan indikator yang mengacu pada indikiator pemerintah juga memiliki tantangan tersendiri bagi para fasilitator maupun juga anak-anak. Hasil yang diperoleh kemudian belum sesuai dengan yang dicita-citakan oleh SALAM. Sungguh disayangkan, berbagai kegiatan yang bisa menjadi kesempatan untuk praktik bagi anak-anak itu belum bisa digarap secara serius oleh SALAM. Walaupun memiliki konsep dan tujuan yang baik, tetapi karena tidak dipersiapkan dengan matang dan sungguh-sungguh maka banyak kegiatan yang berlangsung hanya menjadi kegiatan rutinitas biasa. Soal keseriusan ini memang yang digarisbawahi oleh Nel Noddings sebagai poin utama yang harus diperhatikan dalam memberikan kesempatan bagi para murid untuk mempraktikkan kepedulian terhadap orang lain. Dan SALAM belum bisa memenuhi poin utama tersebut.

4. Konfirmasi Confirmation

SALAM yang menggunakan kesepakatan kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di antara anak-anak berpotensi untuk menjauhkan konfirmasi dalam pengertian dakwaan, pengakuan, permohonan maaf dan penebusan dosa seperti dalam pengertian pendidikan agama yang dikritik oleh Nel Noddings. Jika ada masalah, fasilitator tidak langsung tampil sebagai pihak yang berwenang untuk menghakimi anak yang dianggap bersalah tetapi mengajak semua anak-anak untuk mendialogkan permasalahan tersebut. Melalui dialog yang berusaha diwujudkan melalui kesepakatan kelas SALAM, semua anak diminta merefleksikan kembali tindakannya sendiri dan sekaligus mendengarkan pendapat teman-temannya. Dengan demikian diharapkan anak-anak tidak langsung mudah berhenti pada menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain tetapi bisa belajar mempertanyakan kembali tindakan yang sudah ia lakukan atau temannya lakukan. Tetapi seperti yang sudah diingatkan pula oleh Nel Noddings bahwa tindakan konfirmasi ini membutuhkan pengenalan mendalam para fasiliatator akan karakteristik dan kebutuhan masing-masing anak. Dan pengenalan mendalam tersebut membutuhkan waktu kebersamaan antara fasilitator dan anak-anak yang intens dan berkesinambungan. Hal itu juga yang masih sulit dipenuhi oleh SALAM sehingga tindakan konfirmasi ini menjadi cukup sulit untuk dipraktikkan. D. Menyoal Tarik Ulur yang dihadapi SALAM: Resiko yang Mengiringi Pilihan untuk Menyelenggarakan Pendidikan Alternatif Dalam pembahasan mengenai praktik pendidikan etika berbasis pengalaman yang diajukan oleh SALAM berulang kali kita menemukan berbagai tantangan yang membuat tanggung jawab Liyan itu belum bisa tertanam kuat dalam diri semua anak SALAM. Menurut saya, berbagai tantangan tersebut kemudian perlu kita olah lebih lanjut lagi dengan tujuan supaya kita bisa menjadi lebih terang dalam melihat penyelenggaraan sebuah pendidikan alternatif. Pendidikan alternatif yang diajukan oleh SALAM memang bukanlah barang baru dalam dunia pendidikan kritis. Dan pengurus SALAM sendiri pun sudah mengatakan bahwa mereka memang mengikuti semangat, pemikiran dan aksi nyata dari beberapa tokoh pendidikan kritis. SALAM mengikuti strategi Romo Mangun dalam bernegosiasi dengan pendidikan arus utama. Mereka mengikuti strategi Romo Mangun untuk tetap mengikuti indikator pemerintah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI