Konsep Pendidikan Etika yang Diajukan oleh SALAM

Sama juga kenapa anak harus.. selesai makan harus mencuci piringnya sendiri. Itu kan sumbangan aja sebetulnya. Atau kalau makan bareng itu, coba kalau dia ambil lauknya banyak, anak yang terakhir bisa ngak kebagian lauk kan. Dan jangan lupa bahwa kemiskinan itu terjadi juga karena ada yang serakah. Kita itu mau menyadarkan bahwa kamu itu jangan serakah. Jangan ngambil bagian temanmu. Nah, sekali lagi karakter itu sebetulnya akibat... akibat dari seluruh tidak hanya di pelajaran yang dipelajari aja tetapi dari seluruh proses. Serangkaian proses belajar dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di SALAM seperti Kesepakatan Kelas, Pasar Tradisional, Piket Harian, Bank Sampah dan Home Visit sengaja diadakan sebagai upaya menghadirkan realita di hadapan anak-anak didiknya dan sekaligus sebagai kesempatan bagi anak-anak didiknya untuk mempraktikkan serangkaian tanggung jawab yang diperkenalkan oleh SALAM. Cara tersebut diambil karena berangkat dari kegelisahan akan pendidikan etika yang lebih bersifat ajaran, wejangan dan nasehat-nasehat yang jauh dari bayangan anak-anak seperti yang diungkapkan oleh Pak Toto sebagai berikut: 26 Saya kira itu bagian karena bahwa eee tadi upaya-upaya menghasilkan realita itu melalui apa ya Bank Sampah dan sebagainya. Itu kan susah ya, kalau selama ini kan kita sering menghadapi bahwa yang namanya pendidikan itu diterjemahkan sebagai nasihat. SALAM juga mempunyai motto “jaga diri, jaga teman, jaga lingkungan” sebagai nilai-nilai dasar yang ingin ditanamkan pada anak-anaknya. Motto tersebut dibuat berangkat dari pemaknaan SALAM soal apa itu kebebasan. Kebebasan yang ingin diperkenalkan kepada anak bukanlah kebebasan di mana yang penting anak senang tetapi kebebebasan yang mengarah pada menanamkan tanggung jawab anak baik terhadap dirinya, orang lain maupun lingkungannya. 26 Wawancara dengan Pak Toto tanggal 14 Januari 2015 Berkaitan dengan motto SALAM tersebut, Pak Toto memberikan uraian sebagai berikut: 27 Kalimat itu sendiri kan kalimat anak-anak. Kalimat yang ngak terlalu susah. Artinya hanya sebagai toolnya guru, seorang dewasa ketika menghadapi anak-anak gitu lho. Juga itu hanya akan dibahas ketika ada peristiwa yang terjadi. Ketika tiba-tiba ada anak-anak yang berantem, naa tool itu baru digunakan. Tapi kalau ngak ada peristiwa ya ngak bisa dituntut untuk ayo anak-anak ingat ngak. Ya ngak seperti itu, itu akan selalu diingatkan ketika ada yang terjadi waktu itu. Atau tiba-tiba ada anak yang mau buang sampah sembarangan dan gurunya seorang dewasa memproses, maka toolnya akan berbunyi. Tapi kalau ngak ada peristiwa ya ngak. Artinya ini bukan hapalan. Ini hanya pola aja untuk menjadi alat saling mengingatkan dan anak-anak pun pasti akan melakukan itu. Ketika melihat orang dewasa yang sembarangan dia akan melakukan itu. Sebenarnya Pak Toto masih ingin mengembangkan alat-alat lain sebagai cara untuk menyampaikan materi belajar maupun pendidikan etika. Salah satu alat yang ingin dikembangkan oleh Pak Toto adalah kesenian. Namun karena masih adanya keterbatasan pengajar maka keinginan tersebut belum dapat terwujud secara maksimal. Selama ini, kesenian baru dimunculkan bersamaan dengan berlangsungnya Pasar Sehat dan Kreatif yang diselenggarakan oleh Forum Orangtua SALAM.

E. Praktik Pendidikan Etika yang Dijalankan oleh SALAM

Kita telah melihat pemikiran Pak Toto tentang pendidikan etika yang ingin diterapkan melalui seluruh rangkaian dinamika yang berlangsung di SALAM. Pada sub bab ini saya akan memaparkan lebih jauh mengenai keseluruhan dinamika yang berlangsung di SALAM, mulai dari kegiatan belajar-mengajar dan 27 Wawancara dengan Pak Toto tanggal 14 Januari 2015 kegiatan-kegiatan lainnya yang sengaja diselenggarakan oleh SALAM sebagai bentuk praktik pendidikan etika bagi anak-anak didiknya.

1. Kegiatan Belajar-Mengajar di SALAM

Kegiatan belajar-mengajar di SALAM berlangsung dari hari Senin- Jumat. Untuk hari Senin-Kamis, anak-anak belajar di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh fasilitator berdasarkan Daur Belajar dan Garis Besar Proses Belajar Mengajar SALAM. Dan untuk hari Jumat, anak-anak melakukan olah tubuh yang biasanya berupa pencak silat, renang atau kegiatan lain sesuai dengan kesepakatan kelas. SALAM menentukan jam kegiatan belajar-mengajarnya dari pukul 08.00 sampai 13.00. Setiap pagi begitu sampai di sekolah, anak-anak dan fasilitator tidak langsung masuk ke kelas. Sembari menunggu teman lain yang belum datang, biasanya fasilitator mengajak anak-anak membersihkan lingkungan sekitar sekolah. Ada pula yang menyiram tanaman sekaligus mencari buah talok yang matang di halaman sekolah. Setelah selesai bersih- bersih, anak-anak dan fasilitator berkumpul di halaman sekolah untuk berdoa bersama dan mendengarkan arahan atau pengumuman dari Mas Yudhis selaku ketua PKBM. Setelah itu, anak-anak baru masuk ke kelas masing-masing. Jadi memang proses belajar mengajar baru efektif dimulai sekitar pukul 08.30. Kemudian jam istirahat di SALAM adalah pukul 10.00 sampai 10.30. Setelah istirahat, proses belajar dilanjutkan kembali hingga pukul 12.00. Setelah itu, pukul 12.00 sampai 13.00 dipakai oleh anak-anak dan fasilitator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk makan siang bersama. Seusai makan siang, anak-anak diperbolehkan untuk pulang. Namun, biasanya masih ada kegiatan tambahan yang biasa disebut dengan Afterschool atau semacam kegiatan ekstrakurikuler. Afterschool yang disediakan oleh SALAM adalah football, fotografi, menari, les bahasa Jepang dan les bahasa Jawa. Para fasilitator kegiatan Afterschool SALAM adalah para orangtua murid SALAM sendiri. Materi yang dipelajari di kelas selama kurang lebih 3 jam 8.30-10.00 dan 10.30-12.00 berkaitan dengan langkah-langkah belajar yang termuat dalam Daur Belajar serta indikator yang termuat dalam Garis Besar Proses Belajar Mengajar SALAM. Lebih jauh mengenai konsep Daur Belajar dan Garis Besar Proses Belajar Mengajar serta pelaksanaannya akan saya uraikan dalam sub bab berikut ini.

a. Daur belajar dan Garis Besar Proses Belajar Mengajar SALAM

Sesuai dengan prinsip utama SALAM bahwa anak-anak harus belajar dari realita yang mereka lihat dan alami sendiri maka SALAM memulai kegiatan belajar anak-anaknya dengan mengajak mereka melakukan penelitian ke lapangan riset. Data yang diperoleh dari proses riset tersebut kemudian diolah bersama dalam kegiatan belajar selanjutnya. SALAM mempunyai daur belajar yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi riset. Daur Belajar yang dipakai oleh SALAM dapat kita lihat pada gambar 3.4 di bawah ini: