Pengantar SANGGAR ANAK ALAM SALAM: SEKOLAH BIASA SAJA
bertanggungjawab kepadanya? Oleh sebab itu, Bauman juga sudah menyinggung tentang peranan pendidikan sepanjang hayat lifelong education sebagai jalan
untuk memunculkan berbagai kemungkinan pilihan yang bisa diambil dalam keputusan moral yang lebih berpihak pada Liyan yang partikular. Berdasarkan
uraian yang telah diberikan oleh Bauman tersebut, kini saatnya kita mengkaji lebih jauh pendidikan etika berbasis pengalaman yang diajukan oleh SALAM
kaitannya dengan pembentukan relasi dan tanggung jawab kepada Liyan. Sejauh mana pendidikan etika berbasis pengalaman bisa menjadi jalan anak-anak
SALAM tahu akan Liyan dan kemudian bertanggung jawab kepadanya. Adapun Liyan yang dimaksud dalam pembahasan ini, bisa dipahami dalam
dua sosok. Sosok Liyan yang pertama adalah anak-anak SALAM sendiri dari sudut pandang fasilitator dan sosok Liyan yang kedua adalah orang-orang yang
dijumpai oleh anak-anak SALAM di lingkungan sekitarnya. Saya memahami Liyan dalam rupa dua sosok tersebut sebagai sebuah kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan karena perlakuan SALAM kepada dua sosok Liyan baik itu anak-anak sendiri maupun orang lain di sekitarnya akan sama-sama mempengaruhi
perkembangan pemaknaan si anak soal tanggung jawabnya kepada orang lain. Lebih jauh soal perlakuan SALAM kepada dua sosok Liyan melalui pendidikan
etika berbasis pengalaman yang diajukannya akan saya uraikan pada dua sub bab berikut ini: