Praktik Practice Potensi Pendidikan Etika Berbasis Pengalaman sebagai Ruang Perjumpaan dengan Liyan

sendiri ataupun orang lain tetapi bisa belajar mempertanyakan kembali tindakan yang sudah ia lakukan atau temannya lakukan. Tetapi seperti yang sudah diingatkan pula oleh Nel Noddings bahwa tindakan konfirmasi ini membutuhkan pengenalan mendalam para fasiliatator akan karakteristik dan kebutuhan masing-masing anak. Dan pengenalan mendalam tersebut membutuhkan waktu kebersamaan antara fasilitator dan anak-anak yang intens dan berkesinambungan. Hal itu juga yang masih sulit dipenuhi oleh SALAM sehingga tindakan konfirmasi ini menjadi cukup sulit untuk dipraktikkan. D. Menyoal Tarik Ulur yang dihadapi SALAM: Resiko yang Mengiringi Pilihan untuk Menyelenggarakan Pendidikan Alternatif Dalam pembahasan mengenai praktik pendidikan etika berbasis pengalaman yang diajukan oleh SALAM berulang kali kita menemukan berbagai tantangan yang membuat tanggung jawab Liyan itu belum bisa tertanam kuat dalam diri semua anak SALAM. Menurut saya, berbagai tantangan tersebut kemudian perlu kita olah lebih lanjut lagi dengan tujuan supaya kita bisa menjadi lebih terang dalam melihat penyelenggaraan sebuah pendidikan alternatif. Pendidikan alternatif yang diajukan oleh SALAM memang bukanlah barang baru dalam dunia pendidikan kritis. Dan pengurus SALAM sendiri pun sudah mengatakan bahwa mereka memang mengikuti semangat, pemikiran dan aksi nyata dari beberapa tokoh pendidikan kritis. SALAM mengikuti strategi Romo Mangun dalam bernegosiasi dengan pendidikan arus utama. Mereka mengikuti strategi Romo Mangun untuk tetap mengikuti indikator pemerintah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tetapi kemudian banyak bereksplorasi dalam metode pendidikannya. Tetapi strategi tersebut kemudian juga tidak serta merta berjalan mulus dalam praktiknya. Saya sudah mengulas bagaimana indikator pemerintah juga membawa tantangan tersendiri dalam eksplorasi pendidikan di SALAM. Belum lagi tarik ulur yang datang dari fasilitator, orangtua, dan para pengurus SALAM sendiri semakin menambah kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh SALAM. Berbagai tantangan dan juga tarik ulur yang dialami oleh SALAM tersebut kemudian membenarkan pendapat Anita Lie sebagaimana yang sudah saya tuliskan dalam bagian kajian pustaka bahwa penyelenggaraan pendidikan alternatif tidak semudah yang dibayangkan. Secara konsep, SALAM mengikuti semangat dan pemikiran para tokoh pendidikan kritis. Dan pendidikan etika berbasis pengalaman yang diajukan oleh SALAM sebenarnya berpotensi memberi ruang untuk menjalin komunikasi, perjumpaan dan dialog dengan Liyan. Namun pada praktiknya, ruang tersebut belum digarap dengan optimal sehingga komunikasi, perjumpaan dan dialog dengan Liyan itu belum bisa tertanam kuat dalam diri semua anak SALAM. Dari uraian keempat komponen pendidikan kepedulian Nel Noddings kita juga sudah melihat bahwa masih ada banyak tantangan yang mengganjal proses dialog, praktik, konfirmasi, dan pemberian teladan dari para orang dewasa SALAM. Dengan demikian masih ada cukup banyak ketidaksinambungan antara konsep dengan praktik pendidikan etika alternatif yang dijalankan oleh SALAM. Dinamika SALAM menunjukkan bahwa memang ada banyak tantangan yang menghadang dalam upaya penyelenggaraan sebuah pendidikan alternatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI