d. Bank Sampah
SALAM juga mengadakan Bank Sampah sebagai wahana praktik anak-anak untuk terlibat menjaga lingkungan di sekitarnya. Setiap hari
Rabu, anak-anak membawa barang-barang bekas seperti koran, kertas, dan botol-botol ke sekolah. Bank Sampah ini diurus oleh perwakilan dari
Forum Orangtua bekerja sama dengan fasilitator. Untuk harga barang, SALAM mempunyai daftar harga yang disesuaikan dengan harga pasaran.
Barang-barang bekas yang dibawa oleh anak-anak kemudian didata dan dihitung nominalnya. Namun, anak-anak tidak langsung mendapat uang
pembayaran tunai tetapi dimasukkan ke dalam buku tabungan mereka yang nanti akan dibagikan pada saat akhir kelas 6, yaitu saat mereka lulus
dari SALAM. Bank Sampah yang diadakan oleh SALAM ini memang tidak sampai
pada pengolahan barang-barang bekas menjadi produk daur ulang yang bisa dijual kembali. Bank Sampah lebih digunakan untuk mengajak anak-
anak ikut ambil bagian dalam menjaga lingkungan yaitu dimulai dengan bertanggungjawab pada pengelolaan sampah mereka sendiri dan sampah
yang ada di lingkungan rumah mereka.
e. Home Visit
Home visit atau kunjungan rumah menjadi momen bersama antara anak-anak dan juga para orangtuanya. Biasanya home visit dilakukan
sebulan sekali secara bergantian. Anak-anak bersama orangtuanya datang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkunjung ke rumah salah satu temannya. Kegiatan ini bertujuan untuk saling
mengenalkan keluarga
masing-masing anak
juga untuk
menunjukkan realita keberagaman keluarga termasuk kehidupan ekonominya.
Biasanya fasilitator sudah menyiapkan materi apa yang ingin dipelajari di saat home visit atau juga kadang orangtua yang rumahnya
dikunjungi yang menyiapkan materinya. Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan oleh Mbak Hepi saat home visit adalah membuat wayang dari
kertas bekas dan memungut sampah plastik yang ada di sekitar rumah salah satu anak. Saat anak-anak asyik membuat kegiatan tersebut,
fasilitator mengajak anak-anak berdiskusi tentang apa yang mereka kerjakan. Misalnya saat kegiatan memungut sampah plastik di sekiar
rumah Abram, Mbak Hepi menjelaskan soal sampah plastik yang tidak bisa membusuk bahkan setelah bertahun-tahun lamanya. Saat itu anak-
anak memberikan pendapatnya, termasuk Oka yang mengusulkan bagaimana kalau pabrik plastiknya ditutup saja.
Home visit ini juga menjadi ajang di mana para orangtua dan fasilitator membicarakan soal dinamika belajar anak-anak mereka di
SALAM. Kritik dan saran biasanya disampaikan dalam diskusi di home visit ini. Yang menampung kritik memang fasilitator, jadi yang bisa lebih
direspon berkaitan dengan proses belajar. Soal kebijakan SALAM tentu harus lebih disampaikan kepada para pengurusnya.
f. Kegiatan Lainnya
SALAM masih memiliki cukup banyak kegiatan lain yang bersifat fleksibel. Misalnya, selain menggunakan riset sebagai sumber belajar,
anak-anak SALAM juga sering mengusulkan untuk melakukan petualangan. Petualangan ini memang dipakai sebagai cara agar anak bisa
lebih mengenal aneka macam unsur dan bagian-bagian dari alam sekitarnya sekaligus menikmati proses petualangan itu sendiri. Ada pula
kegiatan Morning Reading, yaitu anak-anak dan fasilitator membaca entah buku, majalah atau sumber lain kemudian mendiskusikannya bersama.
Selain itu, di SALAM juga sering ada kunjungan dari komunitas- komunitas lain yang selain datang untuk melakukan studi banding juga
berbagi pengalaman dan informasi kepada anak-anak SALAM. Dari perjumpangan dengan orang-orang dan komunitas lain itu, SALAM
berharap anak-anak bisa belajar banyak, tidak hanya sekedar mendapatkan informasi tetapi juga belajar menjalin relasi dengan orang lain dari
beragam komunitas.
F. Hasil dari Pendidikan Etika Alternatif yang Diajukan oleh SALAM
SALAM telah menyusun keseluruhan dinamika belajar dan menyediakan berbagai kegiatan dengan harapan bisa membentuk kepribadian anak yang
humanis dan bertanggung jawab baik pada dirinya sendiri, teman, serta lingkungannya. Dengan demikian, ukuran keberhasilan SALAM dikembalikan