Pengantar PENDIDIKAN ETIKA BERBASIS PENGALAMAN: PENDIDIKAN

sosok utama pendiri SALAM yaitu Sri Wahyaningsih dan Toto Rahardjo serta kemudian diikuti oleh sosok-sosok lain yang juga sangat berperan dalam keberlangsungan pendidikan di SALAM. Selanjutnya, saya akan juga menyajikan pandangan SALAM terhadap apa itu yang dimaksud dengan pendidikan alternatif dan penjelasan mereka soal posisi yang mereka ambil di tengah pendidikan arus utama. Saya juga akan membahas pemikiran dan aksi nyata dari tokoh-tokoh pendidikan yang memberikan pengaruh serta menjadi inspirasi penyelanggaraan pendidikan di SALAM.

1. Sosok Dibalik Berdiri dan Berlangsungnya Proses Pendidikan di SALAM

SALAM tidak bisa dipisahkan dari nama dua orang penggagas utamanya yaitu Sri Wahyaningsih atau yang lebih akrab disapa dengan Bu Wahya dan Toto Rahadjo atau yang lebih akrab disapa dengan Pak Toto. Mereka sama-sama aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan masyarakat. Mereka juga dulu pernah bersama-sama dengan Romo Mangun dalam kegiatan pendampingan kepada warga Kali Code. Bu Wahya lahir di Klaten, 19 Desember 1961. Ia memang bergelut dalam dunia pendidikan namun ia justru tidak memiliki pengalaman kuliah di jurusan kependidikan. Ia adalah tamatan dari jurusan Keuangan dan Perbankan, STIE Yakub Yogyakarta. Selama kuliah di STIE, ia sering terlibat dalam kegiatan pendampingan di Kali Code. Melalui keikutsertaannya itu, Bu Wahya kemudian berkenalan dengan Romo Mangun beserta dengan gagasan- gagasannya yang kemudian menginspirasi dan menggugah pemikiran Bu Wahya. Ketika Bu Wahya lulus kuliah, ia menjadi semakin aktif terjun di kegiatan pendampingan Kali Code. Bu Wahya bertugas sebagai tenaga lapangan merangkap bendahara. Selain menjadi lebih aktif terlibat dalam kegiatan dan kepengurusan di Kali Code, Bu Wahya juga semakin intens dalam menimba ilmu kepada gurunya yaitu Romo Mangun. Aktivitas Bu Wahya di Code berlangsung selama tiga tahun yaitu pada 1983-1986, namun interaksinya dengan Romo Mangun secara intens berlangsung kurang lebih lima tahun yaitu pada 1983-1988 yaitu sebelum akhirnya Bu Wahya pindah ke Lawen. 2 Pak Toto juga merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan pengembangan masyarakat. Ia aktif sebagai fasilitator pendidikan karakyatan popular education dan pengorganisasian rakyat terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Ia adalah seorang aktivis organisasi nonpemerintah di Yogyakarta. Selain banyak berkiprah di dunia pendidikan dan pengorganisasian rakyat, Pak Toto juga cukup aktif di dunia kesenian. Ia ikut mendirikan kelompok musik Kiaikanjeng. Selain itu, ia bersama dengan Indra Tranggono, Isti Nugroho, dan Joko Kamto mendirikan Dapoer Seni Djogja DSD. Dan masih cukup banyak aktivitas yang dijalankan oleh Pak Toto. 2 Toto Rahardjo, Sekolah Biasa Saja Catatan Pengalaman Penyelenggaran Pendidikan Dasar di Sanggar Anak Alam SALAM, Yogyakarta, Progress berkerja sama dengan SALAM dan Tanoto Foundation, 2014, hlm. 53.