dari pendidikan berbasis pengalaman yang diajukan SALAM, maka menurut saya sekolah-sekolah arus utama kita perlu diberi ruang lebih luas untuk bisa
bereksplorasi dan mengembangkan berbagai kegiatan yang bisa dipakai sebagai praktik pendidikan etika anak-anaknya.
3. Untuk Sekolah-sekolah lain yang juga mengusung bendera alternatif
Melalui penelitian terhadap SALAM, tesis ini kiranya bisa memberi gambaran akan problematika maupun resiko yang mengiringi pilihan untuk
menyelenggarakan sebuah pendidikan alternatif. Petuah Bauman tentang perlunya kemampuan belajar terus menerus learn as they go yang juga telah
diangkat dalam tesis ini kiranya perlu menjadi perhatian khusus bagi sekolah- sekolah selain SALAM yang juga mengusung bendera alternatif.
4. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan
Karena tesis ini hanya berpaku pada persoalan pendidikan etika, tentu masih banyak persoalan lain yang bisa dikaji dari SALAM. Selain itu, akan
menarik dan memang perlu juga untuk mengadakan penelitian terhadap konsep dan praktik pendidikan etika oleh sekolah-sekolah lain yang mengusung
bendera pendidikan alternatif selain SALAM. Dengan semakin banyaknya penelitian seputar persoalan pendidikan etika diharapkan bisa semakin
memperkaya perbincangan seputar pendidikan etika sekaligus sebagai bahan untuk mencari alternatif di tengah pusaran pendidikan etika arus utama.
DAFTAR PUSTAKA
Acetylena, Sita. 2013. “Analisis Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter di Perguruan Taman Siswa Kecamatan Turen Kabupaten Malang” dalam
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Vol 1, hlm. 56-61, diakses dari http:ejournal.umm.ac.idindex.phpjmkpparticleview1509
pada hari Kamis, 25 juni 2015.
Arthur, James. 2003. Education with Character: The Moral Economy of Schooling. London: RoutledgeFalmer.
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk
Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Bauman, Zygmunt. 1987. Legislators and Interpreters: On Modernity, Post- modernity and Intellectuals. Cambridge: Polity Press.
Bauman, Zygmunt. 1993. Postmodern Ethics. Oxford: Blackwell. Bauman, Zygmunt. 2000. Liquid Modernity. Cambridge: Polity Press.
Bauman, Zygmunt. 2008. Does Ethics have A Chance in A World of Consumers?. London: Harvard University Press.
Bauman, Zygmunt dan Donskis, Leonidas. 2013. Moral Blindness: The Loss of Sensitivity in Liquid Modernity. Cambride: Polity Press.
Bauman, Zygmunt. ________. Alone Again: Ethics after Certainty. London: Demos.
Carspecken, Phil Francis. 2001. “Critical Ethnographies from Houston: Distinctive Features and Directions” dalam Phil Francis Carspecken dan
Geoffrey Walford Ed.. Critical Ethnography and Education. Oxford: Elsevier Science.
Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di antara Lima Pendekatan terj.. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.