Kesepakatan kelas Kegiatan-kegiatan Lain yang Digunakan sebagai Praktik Pendidikan Etika di SALAM

anak dimungkinkan akan adanya kenyataan atau kesepakatan lain yang bisa mereka temukan.

b. Pasar Tradisional SALAM

SALAM menyelenggarakan Pasar Tradisional SALAM setiap 35 hari sekali, yaitu pada hari Senin Legi. Pasar Tradisional ini juga sering disebut dengan Pasar Legi. Pak Toto menjelaskan tujuan dari diselenggarakannya Pasar Legi di SALAM sebagai berikut: 32 Pasar tersebut dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran agar anak secara otentik memahami struktur pasar dan bagaimana relasi antar fungsi dalam salah satu kehidupan nyata ekonomi- disamping sebagai media sekolah untuk melihat kecenderungan anak. Pasar Legi sengaja diadakan untuk memperkenalkan pasar tradisional kepada anak-anak beserta dinamika yang berlangsung di dalamnya. Tujuan SALAM ini berangkat dari kegelisahan akan realita bahwa saat ini kebanyakan anak-anak menjauhi pasar tradisional dan lebih senang berbelanja di supermarket atau mall. Selain bertujuan untuk memperkenalkan pasar tradisional, Pasar Legi digunakan sebagai media untuk melihat kecenderungan anak-anaknya misalnya soal kepekaan menghitung, kecenderungan menjadi penjual, pembeli, petugas keamanan dan kebersihan atau perantara dalam proses jual beli. Dari situ juga dapat dilihat kemampuan anak dalam 32 Ibid, hlm. 147. mengkomunikasikan barang yang dijual termasuk kecenderungan anak memproduksi barang yang dijualnya. SALAM berusaha menciptakan panggung melalui Pasar Legi ini. Anak-anak bebas memilih perannya, apakah mau menjadi penjual, pembeli, petugas keamanan, petugas kebersihan ataukah penjaga Bank SALAM. Namun ada juga anak-anak yang memilih menjadi peminta- minta di pasar. Bagi para petugas keamanan, kebersihan dan petugas Bank disediakan upah berupa gaji uang SALAM. Saya pernah mengikuti Pasar Legi sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 25 Agustus 2014 dan 3 November 2014. Persiapan Pasar Legi dilakukan oleh anak-anak sendiri dengan dibantu oleh para fasilitator. Pertama-tama, anak-anak menyiapkan tempat dan bangku-bangku untuk menaruh barang jualan terlebih dahulu. Lalu, anak-anak yang ingin berjualan harus mendaftarkan dulu jenis, harga dan berapa jumlah barang dagangannya. Bagi anak yang memakai bungkus plastik akan mendapat denda sebesar 500. Anak yang tidak menaruh sampah pada tempat yang telah disediakan juga akan mendapat denda sebesar 500. Sebelum pasaran dimulai anak-anak dan fasilitator berkumpul bersama di lapangan untuk membuka Pasar Legi sekaligus mengingatkan kembali tentang tujuan diadakannya pasaran. Pasar kemudian secara resmi dibuka oleh Lurah Pasar, yaitu biasanya berasal dari fasilitator. Setelah itu, semua orang baik anak-anak, fasilitator maupun orangtua atau orang lain yang ingin berbelanja di Pasar Legi mengambil kartu antrian. Kartu antrian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI itu digunakan untuk mengambil uang SALAM di petugas Bank yang telah siap melayani mereka. Uang SALAM sengaja dibuat sendiri dan memang hanya berlaku di SALAM. Hal ini dimaksudkan supaya anak tahu tentang uang sebagai hasil kesepakatan bersama juga. Setiap orang yang baru pertama kali mengikuti Pasar Legi akan mendapatkan modal awal sebesar 5.000. Modal awal itu bisa digunakan untuk berbelanja apa saja dan apabila ada uang sisa nanti bisa ditabung kembali. Setelah semua anak mengambil uang mereka, maka mereka sudah boleh membeli barang dagangan yang dijual oleh teman-teman sendiri. Barang dagangan yang dijual biasanya berupa makanan yang terbuat dari bahan lokal dan barang-barang hasil prakarya anak-anak sendiri. Walaupun daftar harga sudah terpampang jelas di depan barang dagangan namun tawar menawar masih menjadi sumber keramaian Pasar Legi di SALAM. Soal barang dagangan Pasar Legi kadang juga disesuaikan dengan tema yang sedang ingin diangkat. Keramaian dan antusias anak-anak dalam Pasar Legi yang diadakan oleh SALAM dapat dilihat dari gambar 3.8 berikut ini: Gambar 3.8 Pasar Legi yang diselenggarakan oleh SALAM Sumber: Dokumentasi pribadi