188
2 Ada materi pelajaran yang belum diajarkan di salah satu kelas, sehingga siswa kurang bisa memahami dan mengerjakan soal dengan baik.
3 Durasi pengerjaan soal terbatas karena jam pelajaran yang dikurangi.
4.3.2 Analisis Hasil Uji Coba Produk Pengembangan
Hasil uji coba produk pengembangan diperoleh dari analisis lembar kerja siswa. Analisis hasil uji coba produk dilakukan untuk mengetahui reliabilitas butir
soal, tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal, analisis reliabilitas Antarpenilai hasil penilaian pekerjaan siswa oleh guru dan peneliti, serta hasil
penilaian afektif dan psikomotorik siswa. Hasil analisis uji coba produk instrumen penilaian berupa analisis reliabilitas butir soal, tingkat kesukaran, daya pembeda
butir soal, analisis reliabilitas Antarpenilai hasil penilaian pekerjaan siswa oleh guru dan peneliti, serta hasil penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik siswa
dipaparkan secara rinci pada uraian di bawah ini.
4.3.2.1 Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas produk pengembangan dianalisis menggunakan reliabilitas Alpha Cronbach
yang dihitung dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0. Hasil perhitungan reliabilitas akan dipaparkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.36 Reliabilitas Alpha Cronbach Instrumen Penilaian Pembelajaran Menulis
Perhitungan reliabilitas Alpha Cronbach menggunakan SPSS for windows versi 16.0
memperoleh hasil bahwa soal yang disusun peneliti memperoleh skor
Reliabilitas Alpha Cronbach Status
0.727 Reliabel
189
0.727 0.70 sehingga dapat dikatakan reliabel. Perhitungan reliabilitas
menunjukkan bahwa butir soal yang dihasilkan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi Guilford dalam Janniah, 2011: 53. Soal yang dinyatakan reliabel adalah
sebesar 100.
4.3.2.2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal
Siswa kelas X SMAN 1 Wates yang mengikuti uji coba produk berjumlah 126 orang. Peneliti kemudian melakukan analisis lembar kerja siswa untuk
mengetahui skor jawaban benar setiap siswa. Hasil uji coba produk pengembangan instrumen penilaian pembelajaran menulis menjadi patokan
peneliti untuk mengukur tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal yang dihasilkan. Rincian tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal dapat di lihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.37 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Menulis Tes Uraian
Tingkat kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Revisi
No Tingkat
Kesukaran Keterangan
Daya Pembeda
Keterangan
1 0,57
Sedang 0,34
Sedang Pokok-pokok
informasi dalam gambar
dipersingkat, materi soal
sebaiknya berupa gambar yang
bersifat netral
2 0,50
Sedang 0,28
Sedang Gambar pada soal
diperjelas 3
0,37 Sedang
0,44 Baik
Suara rekaman lebih diperjelas,
jenis pantun divariasi
190
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian
menunjukkan bahwa 3 butir soal tergolong sedang 100. Peneliti akan
melakukan revisi untuk soal nomor 3 yang masih memiliki tingkat kesukaran sebesar 0,37 agar menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat
pemahaman siswa dengan baik. Revisi dilakukan demi meningkatkan kualitas butir soal. Peneliti melakukan revisi dari segi tata bahasa, ejaan, petunjuk
pengerjaan soal, rumusan soal, tingkat kesukaran soal, dan materi soal gambar dan rekaman pembacaan pantun.
Hasil perhitungan daya pembeda soal pada tabel 4.51 menunjukkan bahwa soal yang dihasilkan oleh peneliti cukup bisa membedakan antara siswa yang
pandai dengan siswa yang kurang pandai. Hasil perhitungan membuktikan bahwa
soal yang tergolong sedang berjumlah 2 butir 66,66, yaitu soal nomor 1 dan 2, soal yang tergolong baik berjumlah 1 butir 33,33, yaitu soal nomor 3.
Peneliti sudah melakukan revisi terhadap soal yang tergolong kurang mampu membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Peneliti melakukan revisi dari segi tata bahasa, ejaan, petunjuk pengerjaan soal, rumusan soal, tingkat kesukaran soal, dan materi soal gambar dan rekaman
pembacaan pantun.
4.3.2.3 Hasil Analisis Reliabilitas Antarpenilai Interrater Reliability Penilaian Pekerjaan Siswa oleh Guru
Untuk mengurangi unsur kesubjektifan dan meningkatkan keobjektifan rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti, dilakukan dua kali penilaian hasil
pekerjaan siswa, yaitu penilaian oleh peneliti dan oleh guru bahasa Indonesia yang
191
hasilnya dianalisis untuk mengetahui koefisien reliabilitas antarpenilai. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi antara penilai rater satu dengan
penilai lain dalam menilai kemampuan siswa Widhiarso, 2005: 13. Penilaian dilakukan terhadap lima siswa sebagai sampel. Sampel ditentukan secara acak dari
salah satu kelas yang ditentukan secara acak pula. Berikut hasil perbandingan penilaian hasil pekerjaan siswa oleh guru dibandingkan dengan hasil penilaian
hasil pekerjaan siswa oleh peneliti.
Tabel 4.38 Perbandingan antara Hasil Penilaian Pekerjaan Siswa oleh Guru dan Peneliti
No. Nama Siswa
Nilai dari Pemeriksa Guru 1
Guru 2 Peneliti
1. Tiara
86,7 86,1
67,8 2.
Linda 86,1
83,3 74,4
3. Tri Novi
83,3 80,5
69,4 4.
Elma 83,3
88,8 75,6
5. Adita
67,8 69,4
48,9
Tabel di atas menyajikan perbandingan antara penilaian hasil pekerjaan siswa oleh guru dengan hasil penilaian pekerjaan siswa oleh peneliti. Nilai-nilai
pada tabel di atas dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 untuk mengetahui reliabilitas Antarpenilai. Hasil penghitungan reliabilitas Antarpenilai akan
dipaparkan sebagai berikut.
Tabel 4.39 Reliabilitas Antarpenilai Instrumen Penilaian Pembelajaran Menulis
Hasil Penghitungan Reliabilitas Alpha
Cronbach Status
Hasil Penghitungan Reliabilitas
Antarpenilai Status
0.954 Sangat Reliabel
0.873 Sangat Reliabel
192
Perhitungan reliabilitas antarpenilai menggunakan SPSS for windows versi 16.0
memperoleh hasil bahwa soal yang disusun peneliti memperoleh skor 0.873
0.70 sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi
Guilford dalam Janniah, 2011: 53. Dengan begitu, perhitungan reliabilitas menunjukkan bahwa konsistensi penilaian antarpenilai sangat tinggi.
4.3.3 Hasil Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa