110
orang guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Wates. Pedoman wawancara umpan balik siswa peneliti sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Umpan Balik Guru terhadap Produk Pengembangan
No. Butir Pengembangan
Jumlah
1. Kualitas kisi-kisi yang telah peneliti susun
1 2.
Saran yang membangun terkait dengan kisi-kisi yang telah disusun
1 3.
Kualitas soal-soal menulis secara integratif yang disusun oleh peneliti
1 4.
Saran yang membangun terkait dengan soal-soal yang telah disusun
1 5.
Kualitas rubrik penilaian yang telah disusun oleh peneliti 1
6. Saran yang membangun terkait dengan rubrik penilaian yang
telah disusun 1
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data untuk mengolah hasil dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah:
a mengumpulkan dokumen penilaian sekolah dan melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
b mentranskrip data berupa hasil analisis dokumen penilaian dan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
c mengolah data d mendeskripsikan hasil pengolahan data analisis dokumen penilaian guru dan
hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Wates e mengembangkan penilaian pembelajaran menulis dalam pembelajaran menulis
kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates
111
Pengolahan data dokumen penilaian yang disusun oleh guru dilakukan dengan menganalisis kesejajaran antara butir-butir tes dengan kompetensi dasar dan
indikator. Selain itu, pengolahan data juga dilakukan terhadap hasil wawancara peneliti dengan guru.
Setelah data diolah, peneliti kemudian mendeskripsikan hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data yang telah dideskripsikan dijadikan dasar dalam
mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menulis. Setelah instrumen penilaian dikembangkan, dilakukan penelaahan oleh para ahli
expert judgement yang terdiri dari dosen dan guru Bahasa Indonesia. Penelaahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan instrumen penilaian
yang telah disusun. Dalam penelaahan instrumen tidak menutup kemungkinan dilakukannya triangulasi. Triangulasi dilakukan jika selisih hasil penilaian yang
dilakukan oleh dosen dan guru terlampau jauh. Triangulasi dilakukan dengan menetapkan satu ahli lain untuk menelaah instrumen penilaian yang telah disusun.
Penilaian produk pengembangan yang berupa produk instrumen penilaian integratif dalam pembelajaran menulisyang dilakukan oleh tiga orang dosen dan satu
orang guru Bahasa Indonesia didasarkan pada kriteria penilaian berikut.
112
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Interval Persentase Tingkat Pencapaian
Nilai Nilai Kualifikasi
81-100 5
Sangat Baik 61-80
4 Baik
41-60 3
Cukup Baik 21-40
2 Kurang Baik
0-20 1
Sangat Tidak Baik Arikunto, 2007: 18
Untuk mendapat persentase dari nilai yang telah ditentukan, digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan: Jumlah skor maksimal = jumlah aspek x skor maksimal tiap aspek x jumlah
instrumen Instrumen yang telah ditelaah kemudian direvisi untuk memperbaiki kekurangan
yang ada. Instrumen yang telah direvisi kemudian diuji coba kepada siswa kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Wates. Hasil uji coba kemudian dianalisis validitas,
realibilitas, tingkat kesulitan, dan daya beda butir soal. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis validitas isi untuk mengetahui sesuai atau tidaknya instrumen penilaian
yang dihasilkan dengan kemampuan yang dinilai. Analisis reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cornbach.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis reliabilitas Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 16.0. Analisis reliabilitas Alpha Cronbach dengan
program SPSS 16.0 diawali dengan memasukkan data nilai hasil uji coba siswa skor
������ ���� ���� ��������� ������ ���� ��������
� ���
113
total tidak digunakan. Selanjutnya, klik pilihan Analyze Scale Reliability Analysis
. Setelah itu akan muncul kotak dialog Reliability Analysis, kemudian semua item
dipindahkan ke kolom Items. Selanjutnya, pilih OK, maka akan muncul output yang dapat diintepretasikan ke dalam kriteria yang telah ditetapkan.
Analisis reliabilitas antarpenilai juga dilakukan dengan program SPSS 16.0. Analisis reliabilitas antarpenilai dengan program SPSS 16.0 diawali dengan
memasukkan data nilai hasil penilaian guru dan peneliti. Selanjutnya, klik pilihan Analyze
Scale Reliability Analysis dan semua item dipindahkan ke kolom Items.
Kemudian, klik STATISTICS, klik kotak F-TEST dan INTRACLASS CORRELATION COEFFICIENT
, dan pilih jenis analisis sesuai dengan default SPSS, yaitu TWO WAY MIXED dan CONSISTENCY dengan CONFIDENCE INTERVAL
95. Selanjutnya klik continue OK, maka akan muncul output yang dapat diintepretasikan ke dalam kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam menentukan tingkat reliabilitas, peneliti menggunakan kriteria reliabilitas yang diungkapkan oleh Guilford dalam Janniah, 2011: 53. Klasifikasi koefisien
reliabilitas menurut Guilford telah peneliti paparkan pada tabel 2.15. Dalam menentukan kriteria tingkat kesulitan soal, peneliti juga mengacu pada
pendapat L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya yang berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and Education
karena pendapat inilah yang banyak digunakan oleh beberapa ahli. Kriteria penentuan tingkat kesulitan soal
tersebut adalah: 1 jika angka indeks kesulitan butir soal kurang dari 0,30, maka butir soal tersebut dinyatakan memiliki tingkat kesulitan terlalu sulit, 2 jika angka
114
indeks kesulitan butir soal berkisar antara 0,30 – 0,70, maka butir soal tersebut dinyatakan memiliki tingkat kesulitan cukup sedang, dan 3 jika angka indeks
kesulitan butir soal lebih dari 0,70, maka butir soal tersebut dinyatakan memiliki tingkat kesulitan terlalu mudah.
Langkah analisis tingkat kesulitan butir soal:
1 Mengurutkan skor pada lembar jawaban peserta didik dari skor yang tertinggi berturut-turut sampai yang terbawah.
2 Mengambil sebanyak 27 persen dari jumlah peserta didik dari skor yang tertinggi kelompok tinggi dan 27 persen dari skor yang terendah
kelompok rendah. 3 Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta didik.
4 Menghitung tingkat kesulitan butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
ITK =
��+��−�������
���
�������
����
−����
���
Keterangan: ITK
: indeks tingkat kesulitan yang dicari St
: jumlah skor benar kelompok tinggi Sr
: jumlah skor benar kelompok rendah Skor
maks
: skor maksimal suatu butir Skor
min
: skor minimal suatu butir N
: jumlah siswa kelompok tinggi atau rendah
115
Menurut Sudijono 2006: 389, kriteria yang pada umumnya digunakan untuk menentukan tingkat daya beda suatu butir soal terdiri dari empat klasifikasi. Kriteria
tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 3.8 Kriteria Penentuan Tingkat Indeks Daya Beda Butir Soal
Besarnya Angka Indeks Daya Beda Soal IDB
Klasifikasi Interpretasi
Kurang dari 0,20 Sangat Lemah
Butir soal yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali jelek,
dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik
0,20 – 0,40 Memuaskan
Butir soal yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup
sedang
0,40 IDB ≤0,70
Baik Butir soal yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik. 0,70 IDB
≤1,00 Baik Sekali
Butir soal yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik
sekali.
Bertanda negatif -
Butir soal yang bersangkutan telah memiliki daya pembedanya negatif
jelek sekali
Untuk menghitung IDB butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
IDB =
��−�� �����
����
−����
���
Keterangan: IDB
: indeks daya beda yang dicari St
: jumlah skor benar kelompok benar Sr
: jumlah skor benar kelompok rendah Skor
maks
: skor maksimal suatu butir Skor
min
: skor minimal suatu butir N
: jumlah siswa kelompok tinggi atau rendah Sebuah soal dinyatakan layak jika baik ITK maupun IDB memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan. Sebuah butir soal yang dari segi ITK memenuhi kelayakan,
116
sedang dari segi IDB tidak memenuhi kriteria, butir soal tersebut tetap dinyatakan tidak layak, demikian juga sebaliknya Nurgiyantoro, 2010:197—199.
Untuk mengetahui informasi mengenai umpan balik siswa terhadap uji coba produk, dilakukan analisis data kuesioner umpan balik yang telah diisi oleh beberapa
siswa yang mengikuti uji coba. Data yang digunakan dalam analisis data berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis umpan balik siswa terhadap uji coba
produk. Peneliti menganalisis data dari kuesioner umpan balik siswa dengan cara mencari persentase jawaban. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Selain meminta umpan balik dari siswa, peneliti juga meminta umpan balik dari guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X terhadap produk dan uji
coba yang telah dilaksanakan. Data yang digunakan dalam analisis data berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis umpan balik dari guru Bahasa Indonesia.
Peneliti menganalisis data dari kuesioner umpan balik guru dengan cara mencari skor rata-rata dari setiap pernyataan dalam kuesioner. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Keterangan: ƒ = frekuensi
X = skor x frekuensi �� = jumlah X
��������� ������� ������ �����
� ���
�� ƒ
117
BAB IV PEMBAHASAN