buku ajar dengan meminta masukan atas produk buku ajar tersebut kepada dua orang ahli yaitu seorang dosen bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma
pembimbing skripsi dan oleh seorang guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis XI Sedayu, Kulon Progo; 6 uji coba produk buku
ajar kepada siswa Kelas XI IPS di SMA Pangudi Luhur St. Louis XI Sedayu, Kulon Progo; dan 7 melakukan revisi terhadap produk buku ajar berdasarkan penilaian
kedua ahli bahasa Indonesia dan hasil penilaian siswa Semester 1 Kelas XI SMA Pangudi Luhur St. Louis XI Sedayu, Kulon Progo.
Penelitian-penelitian di atas dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk menyusun perangkat instrumen penilaian pembelajaran menulis. Hal-hal yang dapat
dijadikan acuan dari penelitian-penelitian tersebut antara lain teori-teori yang relevan, prosedur pengembangan, dan teknik analisis data.
2.2 Kajian Teori yang Relevan
2.2.1 Pengertian Pengembangan
Pengertian pengembangan secara umum adalah perubahan secara perlahan, pertumbuhan, perubahan secara bertahap Setyosari, 2010:197. Penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji tingkat keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2010:407.
Menurut Borg dan Gall, penelitian dan pengembangan adalah suatu model pengembangan yang hasil penelitiannya digunakan untuk mendesain produk dan
prosedur baru, yang selanjutnya diuji coba secara sistematis, dievaluasi, dan diseleksi, hingga ditemukan kriteria keefektifan, kualitas, dan standar yang serupa 2007:589.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan karena bertujuan untuk menghasilkan suatu produk, menguji tingkat keberhasilan produk tersebut, dan
merevisinya hingga menjadi produk yang sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian ini kiranya dapat membantu guru bahasa Indonesia untuk mengembangkan
kompetensinya dalam menyusun instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif.
2.2.2 Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam penelitian pengembangan ini, perangkat penilaian yang disusun harus didasarkan pada kriteria penilaian sesuai kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Penilaian pendidikan dalam KTSP merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan oleh pendidik hendaknya memenuhi persyaratan a substansi, yaitu mewakili kompetensi yang dinilai, b konstruksi,
yaitu memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan c bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif
sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua
mata pelajaran Kemendiknas, 2009:448—455.
2.2.2.1 Prinsip-prinsip Umum Penilaian
Dalam mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran menulis, penting bagi peneliti untuk memahami berbagai prinsip dari penilaian secara umum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Kemendiknas, 2009:450, penilaian hasil belajar siswa
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memiliki prinsip sebagai berikut. 1
Sahih Sahih berarti bahwa penilaian dilakukan berdasarkan data yang memperlihatkan
kemampuan yang diukur. Pengembangan instrumen penilaian tidak bisa dilakukan secara sembarangan tanpa ada dasar yang kuat. Landasan yang bisa
dijadikan tolok ukur dalam pengembangan instrumen penilaian adalah kurikulum, dalam hal ini Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang
dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan. 2
Objektif Penilaian tidak boleh berada pada pengaruh subjektivitas penilai serta
didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas. Instrumen penilaian yang
disusun harus bisa menilai kemampuan siswa secara objektif, sesuai kenyataan yang ada, bukan merupakan hasil rekayasa.
3 Adil
Penilaian harus adil, tidak memandang latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Instrumen penilaian yang
disusun nantinya harus bisa bersifat adil, tidak berat sebelah pada agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender tertentu.
4 Terpadu
Penilaian merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Karena keterpaduannya dengan proses pembelajaran, penilaian
menjadi penting untuk terus dikembangkan secara lebih baik. 5
Terbuka Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
hendaknya terbuka dan diberitahukan kepada pihak yang berkepentingan. Dalam mengembangkan instrumen penilaian, hendaknya digunakan prinsip
keterbukaan agar transparan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. 6
Menyeluruh dan berkesinambungan Penilaian harus mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian agar semua kemampuan siswa dapat dipantau. Penilaian pun harus dilakukan secara kontinu atau berkesinambungan. Dalam
pembelajaran bahasa pun instrumen penilaian yang disusun harus dapat
mencakup seluruh aspek kemampuan siswa dan dilakukan secara terus-menerus atau kontinu.
7 Sistematis
Penilaian harus dilakukan secara sistematis sesuai tahap atau langkah-langkah baku yang direncanakan. Instrumen penilaian yang dikembangkan hendaknya
dapat diujicobakan dengan menggunakan langkah-langkah baku secara sistematis.
8 Beracuan kriteria
Penilaian dilakukan berdasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Instrumen penilaian ini dikembangkan berdasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
9 Akuntabel
Penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi prosedur, teknik, maupun hasilnya. Instrumen penilaian yang dihasilkan harus sudah melalui
tahap penelaahan oleh para ahli dan teruji di lapangan sehingga instrumen dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya.
Kesembilan prinsip di atas peneliti gunakan sebagai pedoman dalam menyusun instrumen penilaian pembelajaran menulis secara integratif. Instrumen penilaian yang
disusun oleh peneliti memiliki dasar yang kuat, yaitu SK dan KD sesuai Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Instrumen penilaian ini diharapkan dapat menilai
kemampuan siswa secara objektif dan adil tanpa membedakan agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender tertentu. Selain itu, sesuai dengan pendekatan integratif dalam penilaian bahasa dan prinsip penilaian menyeluruh,
peneliti menyusun instrumen penilaian yang dapat mencakup dan mengukur seluruh aspek keterampilan berbahasa siswa, yaitu menulis, berbicara, mendengarkan, dan
membaca, serta beberapa unsur kebahasaan yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
Agar instrumen penilaian yang peneliti susun dapat dipertanggungjawabkan, peneliti mendasarkan penyusunan instrumen penilaian ini pada model serta kriteria
penilaian yang jelas dan dapat dipercaya. Di samping itu, instrumen penilaian yang peneliti hasilkan melalui tehap penelaahan oleh dosen ahli dan guru mata pelajaran
bahasa Indonesia serta diujicobakan dalam kelas nyata di kelas X semester 1 SMAN 1 Wates, sehingga instrumen penilaian yang disusun dapat dipercaya dan layak untuk
digunakan.
2.2.3 Kurikulum Pelajaran Bahasa Indonesia
Pengembangan instrumen penilaian pembelajaran menulis ini didasarkan pada kurikulum yang berlaku saat ini KTSP dan sesuai standar kompetensi lulusan SKL
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini merupakan standar kompetensi lulusan SKL untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMA Kemendiknas melalui
Haryati, 2008:295—296.
1 Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, saran, laporan, pidato, seminar, diskusi, wawancara, dan pembacaan karya sastra berbentuk
puisi, drama, cerita rakyat, cerita pendek cerpen, dan novel. 2
Berbicara Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan
informasi dalam kegiatan berkenalan, bercerita, diskusi, pelaporan hasil penelitian, serta mengomentari pementasan drama dan puisi.
3 Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana teks nonsastra berbentuk grafik, artikel, tabel, teks pidato, tajuk rencana, serta teks sastra
berbentuk hikayat, novel, puisi, puisi kontemporer, biografi, karya sastra berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik.
4 Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, informasi, dan perasaan dalam bentuk teks deskripsi, narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, proposal, teks pidato, surat dinas, surat dagang, notulen, ringkasan, rangkuman, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra
berbentuk cerpen, puisi, kritik, drama, dan esai. Pada pengembangan instrumen penilaian ini, peneliti akan berkonsentrasi pada
salah satu keterampilan, yaitu menulis. Meskipun hanya berkonsentrasi pada keterampilan menulis, pengembangan instrumen penilaian yang disusun tetap
memadukan keterampilan ini dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain sehingga terbentuk instrumen penilaian yang terintegratif. Standar kompetensi lulusan untuk
keterampilan menulis yang diuraikan di atas dikhususkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas X semester 1 sesuai ruang lingkup penelitian ini.
Seperti yang telah diuraikan di atas, kompetensi dasar menulis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diintegrasikan dengan aspek-aspek lain yang
setara. Kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lima aspek. Pengintegrasian kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut.
Kompetensi Dasar 4.1 menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan
waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif diintegrasikan dengan KD 2.2
Mendiskusikan masalah yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku. KD
4.2 menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif diintegrasikan
dengan 2.3 menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat. KD 4.3 menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam
paragraf ekspositif diintegrasikan dengan 2.2 mendiskusikan masalah yang
ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku. KD 8.1 menulis puisi lama
dengan memperhatikan bait, irama, dan rima diintegrasikan dengan KD 5.2
mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman. KD 8.2 menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
diintegrasikan dengan KD 7.1 Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan
intonasi yang tepat. Uraian tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.