2.2.8.1 Tes Kompetensi Berbahasa Reseptif
Kompetensi berbahasa aktif reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa yang dituturkan dalam bentuk bunyi dan tulisan. Pemahaman bahasa melalui sarana
bunyi merupakan kegiatan menyimak, sedangkan pemahaman bahasa melalui sarana tulisan merupakan kegiatan membaca Nurgiyantoro, 2010: 351.
1 Tes Kemampuan Menyimak
Tes kemampuan menyimak adalah kemampuan menangkap, memahami, atau sekaligus menanggapi informasi yang disampaikan secara lisan. Cara mengukur
kemampuan pemahaman isi pesan tersebut yaitu dengan memilih jawaban yang telah disediakan atau menanggapi dengan kata-kata sendiri Nurgiyantoro, 2010: 360.
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan instrumen tes yang menuntut siswa untuk mampu menyusun jawabannya sendiri baik secara lisan, tertulis, maupun
keduanya. Pembelajaran bahasa akhir-akhir ini lebih menekankan pada kompetensi
berunjuk kerja dan demonstrasi kemampuan berbahasa seperti yang disarankan oleh tes otentik Nurgiyantoro, 2010: 360. Dalam penelitian ini, peneliti memilih tes
menyimak dengan mengkreasikan jawaban menggunakan bahasa sendiri dari informasi yang diperdengarkan. Jadi, siswa dituntut menyusun jawaban berdasarkan
pemahamannya sendiri. Unjuk kerja dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, berupa tugas
“menceritakan kembali isi informasi” yang terdapat dalam wacana yang diperdengarkan. Tugas ini lebih alamiah karena dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk berbagai keperluan hidup. Maka, akan terjadi pengintegrasian antara kompetensi aktif reseptif dan aktif produktif Nurgiyantoro, 2010: 364—365.
Pembuatan soal ini relatif mudah, namun guru harus menyiapkan rubrik untuk menilai pekerjaan siswa dari dua komponen yaitu ketepatan pesan dan bahasa, dan
keduanya dapat dirinci menjadi beberapa subkomponen. Rubrik penilaian tes kompetensi menyimak untuk pertanyaan terbuka “menceritakan kembali isi pesan”
dengan bahasa sendiri adalah sebagai berikut Nurgiyantoro, 2010: 365—367.
Tabel 2.5 Rubrik Penilaian Kinerja Pemahaman Menyimak “Menceritakan Kembali Isi Pesan” secara Tertulis
No. Aspek yang dinilai
Tingkat Capaian Kinerja 1
2 3
4 5
1. Pemahaman isi
2. Pemahaman detail isi
3. Ketepatan organisasi isi
4. Ketepatan diksi
5. Ketepatan struktur kalimat
6. Ejaan dan tata tulis
7. Kebermaknaan penuturan
Jumlah Skor Rubrik di atas akan dijadikan pedoman oleh peneliti dalam menyusun rubrik
penilaian untuk tes kompetensi menyimak “menceritakan kembali isi” dari sebuah pantun. Aspek-aspek penilaian di atas peneliti kembangkan menjadi beberapa
subkomponen kriteria penilaian sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar yang akan dicapai.
Pantun merupakan jenis puisi lama yang terdiri dari empat baris, memiliki rima a b a b, dengan baris pertama dan kedua merupakan sampiran, dan baris ketiga dan
keempat merupakan isi Waluyo, 2003:49. Sampiran merupakan dua baris pantun yang memiliki saran bunyi untuk menuju isi Pradopo, 1987:8.
Rima pantun yang berpola a b a b menjadikan irama pantun lebih bervariatif. Satu bait pantun dapat mengungkapkan satu makna secara utuh lengkap. Isi dua baris
pertama pada pantun samar dan terkadang tidak memiliki kaitan dengan dua baris berikutnya Suryanto dan Haryanta, 2007: 13. Pantun memiliki beberapa jenis, yaitu
pantun nasehat, pantun anak-anak, pantun muda, pantun tua, pantun teka-teki, dan pantun jenaka Pradopo, 1987:9.
Uraian materi tentang pantun di atas peneliti gunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan subkomponen kriteria penilaian tugas menyimak “menceritakan
kembali isi” dari sebuah pantun. Dengan begitu, rubrik penilaian yang dihasilkan oleh peneliti bersifat kuat dan dapat dipercaya untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa.
2 Tes Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca diartikan sebagai kemampuan memahami informasi yang disampaikan melalui sarana tulisan. Tes kemampuan membaca bertujuan untuk
mengukur kompetensi siswa dalam memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Maka dari itu, teks bacaan yang digunakan sebaiknya teks yang mengandung
informasi yang menuntut untuk dipahami. Pemilihan wacana seharusnya memperhatikan segi kesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis atau bentuk wacana
Nurgiyantoro, 2010: 371.
Peneliti memilih tugas menganalisis puisi dan cerpen untuk tugas memahami isi informasi dari bacaan kesastraan. Rubrik penilaian yang akan digunakan untuk
menilai kemampuan siswa dalam menganalisis puisi dan cerpen akan diuraikan lebih lanjut pada subbab tes kompetensi bersastra analisis puisi dan cerpen.
2.2.8.2 Tes Kompetensi Berbahasa Produktif