kata lain, metode penilaian reliabilitas antarpenilai ini digunakan jika ada beberapa orang penilai menilai individu melalui instrumen penilaian yang menghasilkan data
ordinal. Widhiarso, 2005: 15. Dalam penelitian ini, peneliti memakai koefisien korelasi intra kelas untuk
mengukur reliabilitas antarpenilai. Hal ini disebabkan penilai yang dipakai oleh peneliti lebih dari dua orang dan skor yang dihasilkan berupa data ordinal bilangan
bertingkat, bukan skor yang hanya memiliki kategori 0 atau 1. Analisis reliabilitas antarpenilai ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 16.0. Koefisien ini dikembangkan atas dasar analisis varians, namun pada kasus
tertentu hasilnya memiliki kemiripan dengan koefisien alpha Widhiarso, 2011: 3. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat reliabilitas antarpenilai, kriteria yang
digunakan sama dengan kriteria yang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas Alpha Cronbach. Untuk menentukan kriteria reliabilitas butir soal dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford yang telah peneliti paparkan dalam tabel 2.15.
2.2.13 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal
Melalui derajat kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing soal, dapat diketahui bermutu atau tidaknya butir-butir tes hasil belajar. Butir-butir tes hasil belajar yang
baik adalah apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesulitan soal adalah sedang atau baik Sudijono, 2006:370.
Dalam menentukan kriteria tingkat kesulitan soal, Sudijono mengacu pada pendapat L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya yang berjudul
Measurement and Evaluation in Psychology and Education karena pendapat ini yang banyak digunakan oleh berbagai pihak. Atas dasar itulah, peneliti juga mengacu pada
pendapat yang sama. Kriteria penentuan tingkat kesulitan soal tersebut adalah: 1
jika angka indeks kesulitan butir soal kurang dari 0,30, maka butir soal tersebut dinyatakan memiliki tingkat kesulitan terlalu sulit, 2 jika angka indeks kesulitan
butir soal berkisar antara 0,30 – 0,70, maka butir soal tersebut dinyatakan memiliki tingkat kesulitan cukup sedang, dan 3 jika angka indeks kesulitan butir soal lebih
dari 0,70, maka butir soal tersebut dinyatakan memiliki tingkat kesulitan terlalu mudah Sudijono, 2006:370.
Analisis tingkat kesulitan butir soal dilakukan melalui beberapa langkah. Berikut
ini adalah langkah analisis tingkat kesulitan butir soal:
1 Mengurutkan skor pada lembar jawaban peserta didik dari skor yang
tertinggi berturut-turut sampai yang terbawah. 2
Mengambil sebanyak 27 persen dari jumlah peserta didik dari skor yang tertinggi kelompok tinggi dan 27 persen dari skor yang terendah
kelompok rendah. 3
Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per peserta didik. 4
Menghitung tingkat kesulitan butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
ITK =
��+��−�������
���
�������
����
−����
���
Keterangan: ITK
: indeks tingkat kesulitan yang dicari St
: jumlah skor benar kelompok tinggi Sr
: jumlah skor benar kelompok rendah Skor
maks
: skor maksimal suatu butir Skor
min
: skor minimal suatu butir N
: jumlah siswa kelompok tinggi atau rendah
2.2.14 Indeks Daya Beda