mengukur seberapa tingkat pencapaian pembelajar secara integratif, bukan menilai keseluruhan pelaksanaan pembelajaran yang menjadi cakupan evaluasi. Produk
instrumen penilaian ini terdiri dari kisi-kisi, butir-butir soal, rubrik penilaian dan kriteria penilaian.
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pembahasan pada penilaian bahasa. Sasaran penilaian kemampuan bahasa adalah
kemampuan menggunakan bahasa. Kemampuan bahasa itu meliputi empat jenis kemampuan, yaitu menyimak, kemampuan membaca, kemampuan berbicara, dan
kemampuan menulis. Penilaian bahasa juga diarahkan pada penguasaan bahasa yang dalam kajian bahasa, khususnya kajian struktural, ditafsirkan sebagai terdiri dari
sejumlah unsur bahasa, yaitu fonologi bunyi-bunyi bahasa, fonem, tekanan suara dan intonasi, kosakata makna dan pembentukan kata, dan tata bahasa penggabungan
kata-kata dalam membentuk berbagai bentukan sintaksis sesuai dengan kaidah tata bahasa yang benar Djiwandono, 2008: 16.
2.2.4.1 Bentuk Penilaian Bahasa
Pada hakikatnya, penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang
pembelajar dapat mencapai tujuan pendidikan Nurgiyantoro, 2010: 7. Informasi yang dikumpulkan sebaiknya menyeluruh dan tidak benar jika hanya dilakukan di
akhir kegiatan pembelajaran saja. Agar informasi yang diperoleh lebih lengkap, menggambarkan belajar siswa, dan dapat dipertanggungjawabkan, pengumpulan
informasi juga harus dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran Nurgiyantoro, 2010: 13.
Penilaian yang dilakukan pada setiap pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa, terbagi menjadi dua macam. Penilaian yang dilakukan di akhir pembelajaran
untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa terhadap seluruh kompetensi yang
dibelajarkan dalam periode tertentu disebut sebagai penilaian prestasi atau penilaian produk. Di sisi lain, penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan
proses pembelajaran disebut sebagai penilaian proses . Penjelasan tentang penilaian
produk dan penilaian proses akan dipaparkan sebagai berikut.
1 Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya dilakukan secara formal dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan. Teknik pengukuran biasa dilakukan secara tertulis dengan berbagai
tes objektif dan esai uraian Nurgiyantoro, 2010: 13. Penilaian produk lebih sesuai dilakukan dengan model penilaian tradisional. Penilaian tradisional lebih tepat untuk
ujian akhir yang mengukur hampir semua kompetensi yang dibelajarkan dalam waktu yang singkat seperti ulangan umum dan ujian nasional. Nurgiyantoro, 2011: 29.
Penilaian produk dengan model penilaian tradisional memiliki kelemahan. Penilaian ini “hanya” merespons jawaban yang telah disediakan dan belum tentu
mencerminkan kompetensi kinerja berbahasa siswa yang sebenarnya. Selain itu, dalam menjawabnya pun siswa dapat melakukannya secara untung-untungan
Nurgiyantoro, 2011: 30.
2 Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses pembelajaran sebagai bagian dari strategi pembelajaran, yang hasilnya sekaligus
untuk umpan balik pembelajaran selanjutnya Nurgiyantoro, 2011: 28. Penilaian proses dapat dilakukan kapan saja dengan memberikan tugas, latihan, tanya jawab,
kuis, ulangan harian, tugas di rumah, tugas melakukan kegiatan tertentu, pengamatan, catatan harian, dan lain-lain yang semuanya direncanakan bentuk dan waktunya
Nurgiyantoro, 2010:13. Penilaian proses dapat mengukur pencapaian indikator yang tidak dapat diujikan pada akhir kegiatan. Informasi dari hasil penilaian proses harus
dicatat dan dapat dijadikan sebagai bagian tes formatif Nurgiyantoro, 2010:50 Penilaian proses ini melibatkan berbagai kinerja yang mencerminkan
bagaimana siswa belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang berhubungan dengan aktivitas pembelajaran. Penilaian ini berasumsi bahwa ada banyak unjuk kerja
yang dapat ditampilkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang semuanya lebih luas dari sekedar ujian tertulis dengan jawaban singkat
Nurgiyantoro, 2011:29. Kelemahan penilaian proses melalui model penilaian ini adalah hampir tidak
mungkin penilaian ini dipakai untuk ujian nasional atau ulangan umum di akhir semester yang waktunya sangat terbatas, apalagi dengan tuntutan mencakup hampir
keseluruhan kompetensi yang dibelajarkan. Hal itu belum lagi mempertimbangkan aspek validitas dan reliabilitas ujian yang seharusnya terpenuhi Nurgiyantoro,
2011:30.
Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan model penilaian proses untuk menyusun instrumen penilaian pembelajaran menulis. Hal ini
disebabkan penilaian pembelajaran menulis membutuhkan bentuk soal yang menuntut siswa untuk dapat menghasilkan karya tulis yang sebenarnya. Tuntutan
untuk dapat menghasilkan sebuah karya tulis tidak dapat terpenuhi hanya dengan menggunakan penilaian tradisional berupa tes objektif atau uraian jawaban. Bentuk
tes yang peneliti hasilkan adalah tes tertulis, tes kinerja, tes proyek, dan tes portofolio dengan bentuk tagihan berupa karya tulis seperti cerpen, paragraf ekspositif, pantun,
dan puisi baru.
2.2.5 Model Pengembangan Instrumen Penilaian