Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan Validasi Isi Dosen Ahli dan

243 Berdasarkan saran tersebut, peneliti mencantumkan indikator soal dalam setiap rubrik penilaian kognitif dan psikomotorik. Peneliti pun mengkaji kembali penentuan bobot untuk setiap aspek penilaian dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar dan materi yang akan dicapai.

4.5.2 Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan Validasi Isi Dosen Ahli dan

Guru Bahasa Indonesia Revisi kedua didasarkan pada validasi yang diberikan oleh dosen ahli dan guru Bahasa Indonesia. Dosen ahli terdiri dari dua dosen pembimbing dan satu orang dosen bukan pembimbing yang ahli dalam bidang yang menjadi cakupan peneliti. Validasi dari dosen ahli dan guru menghasilkan beberapa masukan berkaitan dengan lembar telaah instrumen penilaian, kisi-kisi, soal, dan rubrik penilaian. Pertama, masukan berkaitan dengan lembar telaah instrumen penilaian yang digunakan dosen ahli dan guru untuk menilai produk yang disusun oleh peneliti. Dosen ahli memberikan masukan agar instrumen penilaian kisi-kisi tidak dinilai per kompetensi dasar melainkan per soal, misal soal nomor 1a, 1b, 2a, 2b, dan seterusnya agar penilaian lebih mudah dilakukan. Begitu juga dengan instrumen soal-soal yang dihasilkan peneliti, sebaiknya dinilai berdasarkan rincian soal yang disusun, misalnya soal nomor 1a, 1b, 2a, 2b, dan seterusnya. 244 Tabel 4.87 Lembar Telaah Penilaian Kisi-Kisi Pembelajaran Menulis secara Integratif oleh DosenGuru Sebelum Revisi Kriteria Penilaian Kompetensi Dasar 4.3 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif Catatan 4.5 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif Catatan Skor Skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Representati f, yaitu benar-benar mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan dinilai. 2. Komponen- komponenn ya terurai terperinci, jelas, dan mudah dipahami. dst. 1 2 3 4 1 2 3 4 245 Tabel 4.88 Lembar Telaah Penilaian Kisi-Kisi Pembelajaran Menulis secara Integratif oleh DosenGuru Setelah Revisi Dari kedua tabel di atas dapat terlihat bahwa instrumen penilaian kisi-kisi setelah melalui proses revisi tidak dinilai per kompetensi dasar melainkan per soal, seperti soal nomor 1a, 1b, 2a, dan 2b sehingga penilaian dapat dilakukan secara cermat per soal. Peneliti juga mengganti skala skor yang digunakan untuk menilai instrumen penilaian yang disusun peneliti dengan menggunakan skala Likert 1—5. Perbaikan pada lembar telaah kisi-kisi pembelajaran menulis dilakukan pula pada lembar telaah soal-soal dan rubrik penilaian integratif dalam pembelajaran menulis yang disusun oleh peneliti. Kriteria Penilaian Soal Nomor 1a Catatan Soal Nomor 1b Catatan Skor Skor 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Represe ntatif, yaitu benar- benar mewakil i isi kurikulu m sebagai sampel perilaku yang akan dinilai. 2. Kompon en- kompon ennya terurai terperinc i, jelas, dan mudah dipaham i. dst. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 246 Guru memberi masukan berkaitan dengan lembar telaah penilaian produk yang disusun oleh peneliti. Guru menyarankan agar rumusan aspek penilaian dalam lembar telaah dibenahi. Materi-materi seperti peta dan grafik yang tidak digunakan dalam soal tidak perlu dicantumkan sebagai unsur yang dinilai. Peneliti tidak lagi mencantumkan materi-materi yang tidak digunakan dalam soal seperti peta dan grafik sebagai unsur yang dinilai. Sebagai perbaikan, peneliti menambahkan materi teks bacaan dan teks puisi sebagai unsur yang dinilai kejelasannya dalam soal nomor 2, 6, 7, dan 8. Kedua, masukan berkaitan dengan kisi-kisi soal pembelajaran menulis secara integratif. Semua nilai-nilai karakter yang akan dinilai dicantumkan dalam indikator sehingga antara indikator, soal, dan rubrik penilaian terdapat keselarasan. Nilai-nilai afektif setiap indikator perlu juga ditentukan jenjangnya dan dicantumkan dalam kisi-kisi soal. Berdasarkan saran tersebut, peneliti mengkaji kembali rumusan indikator dalam kisi-kisi dengan memperhatikan nilai-nilai afektif yang tercantum dalam rubrik penilaian masing-masing kompetensi. Peneliti menambahkan nilai-nilai afektif yang belum tercantum dalam indikator soal dan menyesuaikannya dengan aktivitas yang akan dilakukan oleh siswa. Ketiga, masukan berkaitan dengan soal-soal yang telah disusun. Dalam petunjuk pengerjaan soal sebaiknya dicantumkan kompetensi dasar berapa yang akan diujikan. Soal-soal yang disusun harus selaras dengan indikator yang telah disusun dan rubrik penilaian yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi siswa. Selain itu, dalam rumusan soal perlu juga diuraikan nilai-nilai afektif serta 247 aspek-aspek kognitif dan psikomotorik yang ingin dinilai oleh guru sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa saja yang akan dinilai dan dapat mempersiapkannya dengan baik. Dari segi materi soal, dosen ahli menyarankan agar materi yang digunakan dalam soal bersifat netral dan tidak mengandung SARA. Materi soal sebaiknya bervariasi, tidak hanya berupa gambar dan rekaman saja, melainkan bisa juga menggunakan grafik, tabel, atau peta. Berdasarkan saran dari dosen berkaitan dengan soal-soal yang telah disusun, peneliti menambahkan nomor kompetensi dasar yang akan diujikan dalam setiap petunjuk pengerjaan soal. Peneliti mengkaji kembali keselarasan antara indikator, soal, dan rubrik penilaian, serta mencantumkan nilai-nilai afektif serta aspek- aspek penilaian kognitif dan psikomotorik ke dalam rumusan soal. Untuk materi soal, peneliti telah mengganti gambar yang digunakan dalam soal nomor 1 sehingga lebih bersifat netral dan tidak menyinggung perasaan pihak mana pun. Guru menyarankan agar peneliti memberikan contoh tabel catatan observasi untuk soal-soal proyek observasi dan contoh tabel analisis untuk soal portofolio analisis kesastraan. Dengan begitu, siswa akan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang seharusnya mereka lakukan selama melakukan observasi dan analisis teks kesastraan. Untuk soal nomor 6, guru memberi masukan agar dalam soal diberikan contoh artikel tentang pengalaman seseorang dari surat kabar. Dengan begitu, siswa akan memiliki gambaran yang jelas bagaimana contoh artikel pengalaman 248 seseorang yang dapat dijadikan bahan membuat cerpen, sehingga siswa lebih memahami tugas yang diberikan. Berdasarkan saran yang diberikan oleh guru, peneliti menyertakan contoh tabel catatan selama melakukan observasi di lapangan dan contoh tabel analisis teks kesastraan. Untuk soal membuat cerpen soal nomor 6, peneliti memberikan contoh artikel pengalaman seseorang yang dapat dijadikan bahan untuk membuat cerpen. Artikel diambil dari surat kabar Tribun Jogja. Keempat, masukan berkaitan dengan rubrik penilaian. Berkaitan dengan rubrik penilaian, dosen ahli menyarankan agar kesesuaian penjabaran setiap aspek dengan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dimaksimalkan lagi. Penyesuaian dapat dilakukan dengan mencantumkan aspek-aspek penilaian kognitif, psikomotorik, afektif yang terdapat pada rubrik ke dalam rumusan soal agar siswa dapat mengetahui aspek-aspek apa yang ingin guru nilai dari mereka. Selain itu, semua aspek-aspek penilaian afektif yang ingin dinilai juga perlu dicantumkan dalam indikator soal dengan disesuaikan pada kompetensi dan aktivitas siswa. Berdasarkan saran dari dosen ahli berkaitan dengan rubrik penilaian, peneliti telah mencantumkan aspek-aspek penilaian kognitif, psikomotorik, dan afektif pada rubrik ke dalam soal agar siswa dapat mengetahui secara jelas apa saja yang akan dinilai oleh guru. Aspek-aspek penilaian afektif juga telah disertakan dalam indikator soal dengan disesuaikan pada kompetensi dan aktivitas yang akan dicapai. 249

4.5.3 Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan Uji Coba Produk

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

12 200 440

Perbandingan antara prestasi belajar fisika, keterlibatan dan respon siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan metode ceramah pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta pada pokok

0 0 159

Peningkatan keterampilan menyimak berita dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/2013

0 1 315

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012

0 1 186

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG KULONPROGO TAHUN AJARAN 20122013

0 0 313