Peningkatan keterampilan menyimak berita dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG KULONPROGO
TAHUN AJARAN 2012/2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh : Antonius Aris Wibowo
071224055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(2)
(3)
(4)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“
Seperti pelangi sehabis hujan, itulah janji setiaMu Tuhan. Di balik
duka ku, telah menanti
harta yang tak ternilai dan abadi
”
“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya.” Matius 21:22
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus yang selalu memberiku kasih karunia dan damai
sejahtera.
Kedua orang tuaku tercinta bapak Sudono, M.Pd., dan ibu Chatarina
Sumillah, S.Pd.
Kedua adekku tercinta, Bertha Nur Endah Wibowo dan Emiliani
Febriniawati Wibowo
(5)
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
(6)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawan ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Nama : Antonius Aris Wibowo NIM : 071224055
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VIII B SEMESTER 2 SMP PANGUDI LUHUR 1 KALIBAWANG KULONPROGO TAHUN AJARAN 2012/ 2013. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2013 Yang menyatakan,
(7)
vii ABSTRAK
ANTONIUS ARIS WIBOWO. 2013. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Media Audio-Visual Siswa Kelas VIII B Semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013 dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual, dalam pembelajaran menyimak pada Kompetensi Dasar mengemukakan kembali isi berita. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 29 siswa. Objek penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ecretaria tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes akhir dan LKS. Instrumen nontes berupa lembar observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah kuantitatif-kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai tes akhir, LKS, keaktifan siswa (aspek afektif dan psikomotorik) dan uji hipotesis (uji t). Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Keaktifan siswa dari kondisi awal ke siklus I aspek afektif mengalami peningkatan sebesar 135 atau 47,5% dan aspek psikomotorik mengalami peningkatan sebesar 39 atau 59,4%. Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 303 atau 65,3% (aspek afektif), dan 193 atau 66,6% (aspek psikomotorik). (2) Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 4,8 dan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 20,4. Persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, dari kondisi awal ke siklus I meningkat 17,2% dan siklus I ke siklus II meningkat 48,3%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyimak pada kompetensi dasar mengemukakan kembali isi berita dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD) dan media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013.
Kata kunci: keterampilan menyimak berita, metode pembelajaran kooperatif, tipe
(8)
viii ABSTRACT
ARIS WIBOWO, ANTONIUS. 2013. The Improvement of News Listening Skill Using Cooperative Learning Method of Student Team Achievement Divisions (STAD) Type and Audio-Visual Media for Students in Class VIII B 2nd Semester of SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Academic Year of 2012/2013. Thesis. Language Study Program. Indonesian and Local Language Literature. The Faculty of Teacher Training and Pedagogy. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This study aims to determine the increase in the activity and learning outcomes of students of Class VIII B 2nd semester SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo academic year of 2012/2013 by using Cooperative Learning Method of The Type of Student Team Achievement Divisions (STAD) and audio-visual media, in teaching listening the Basic Competence of retelling news content. This research is Classroom Action Research (CAR), which consists of two cycles. Each cycle in this study consists of four stages, namely planning, action, observation and reflection. Subjects in this study were students of class VIII B 2nd semester junior Pangudi 1 Kalibawang Kulonprogro Luhur academic year 2012/2013, amounting to 29 students. The research object is the cooperative learning methods of the type of Student Team Achievement Divisions (STAD) and audio-visual media.
The instrument used in this study is a test and non-test instrument. Test instrument are in the form of final test and worksheets. Non-test instrument are such as observation sheets, questionnaires, interviews and documentation. The technique of data analysis is qualitative-quantitative . The quantitative data are obtained from the score of the final test, worksheets, student activity (affective and psychomotor aspects) and hypothesis test (t-test). The qualitative data are obtained from observations, questionnaires, interviews, and documentation.
The results show: (1) The activeness from the initial conditions to the first cycle increased 135 or 47.5% on the affective aspect and psychomotor aspects have increased by 39 or 59.4%. While from the first cycle to the second cycle increased by 303 or 65.3% (affective aspect), and 193 or 66.6% (psychomotor aspects). (2) From the beginning of learning the condition to the first cycle increased by 4.8 and the first cycle to the second increased by 20.4. The percentage of students learning mastery also increased. From the initial conditions to the first cycle increased 17.2% and from the first cycle to the second cycle increased 48.3%.
Based on these results, it can be concluded that learning of listening on the basic competency of retelling news content using cooperative learning methods Student Team Achievement Divisions (STAD) type and audio-visual media can enhance the activeness and the learning outcomes of students of class VIII B 2nd semester of SMP Pangudi Luhur Kalibawang Kulonprogo academic year of 2012/2013.
Keywords: news listening skills, cooperative learning methods, Student Team Achievement Divisions (STAD) type , and audio-visual media
(9)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dukungan, masukan, nasehat, bimbingan, dan kerja sama dari pihak-pihak lain, maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.
3. Bapak Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama dengan penuh kesabaran, kecermatan memberikan bimbingan, dan memberikan memotivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua
yang selalu dengan teliti mengkoreksi kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan memberikan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat PBSID yang telah mendukung dan memberikan motivasinya.
6. Bruder Agustinus Sakiman F.IC., selaku Kepala Sekolah, dan Ibu Yosepha Indah Kurniati, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo. Terimakasih atas izin yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
7. Orang tuaku, Bapak Sudono, M.Pd., dan Ibu Sumillah Chatarina, S.Pd., yang selalu memberikan dorongan semangat dan doanya untuk menyelesaikan skripsi ini.
(10)
x
8. Adekku tercinta, Bertha Nur Endah Wibowo dan Emiliani Febriniawati Wibowo yang memberikan semangat.
9. Keluarga besar Bapak Hardi Sutrisno yang telah memberikan dukungan demi terselesainya skripsi ini.
10.Novi Kristina Rini, S.Pd. selaku kekasih terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuan dan doanya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Walaupun begitu, penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya
Yogyakarta, 31 Juli 2013 Penulis
(11)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... vi
ABSTRAK ……… vii
ABSTRACT ………... viii
KATA PENGANTAR ……….. ix
DAFTAR ISI ……… xi
DAFTAR TABEL ……… xv
DAFTAR BAGAN ………... xvii
DAFTAR DIAGRAM ………. xviii
DAFTAR GRAFIK ……….. xix
DAFTAR LAMPIRAN ……… xx
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ………... 5
C. Tujuan Penelitian ………. 5
D. Batasan Masalah ……….. 6
E. Batasan Istilah ……….. 8
F. Manfaat Penelitian ………... 10
G. Sistematika Penulisan ……….. 11
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 12
A. Penelitian Relevan …...………... 12
B. Teori ………... 15
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia ………... 15
(12)
xii
b. Pembelajaran ……… 16
c. Pembelajaran Bahasa Indonesia ……….. 19
2. Hasil Belajar ………... 19
3. Keaktifan ………. 21
4. Keterampilan Menyimak ………... 23
a. Pengertian Menyimak ……….. 23
b. Proses Menyimak ………. 24
c. Tujuan Menyimak ……… 25
d. Jenis-jenis Menyimak ………... 27
5. Pengertian Berita ……… 29
6. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………. 31
a. Pengertian metode Pembelajaran Kooperatif ……... 31
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ……….. 32
c. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif … 33
d. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ……….. 34
e. Beberapa Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif ……... 37
f. Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) …… 43
7. Media Audio-Visual ……… 47
a. Pengertian Media ……….. 47
b. Media Audio-Visual ……….. 48
C. Kerangka Berpikir ……… 49
D. Hipotesis ……….. 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 52
A. Desain Penelitian ………... 52
B. Subjek dan Objek Penelitian ………... 54
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 55
D. Variabel Penelitian ……… 55
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……….... 56
1. Siklus I ………. 56
2. Siklus II ……….... 60
(13)
xiii
G. Instrumen Penelitian ……… 66
1. Instrumen Tes ………. 66
2. Instrumen Nontes ……… 70
H. Teknik Pengumpulan Data ………... 79
1. Observasi/ Pengamatan ……….. 79
2. Angket ………... 80
3. Wawancara ……….. 80
4. Dokumentasi ………... 81
5. Hasil Belajar ………... 81
I. Teknik Analisis Data ………... 81
1. Teknik Kuantitatif ……….. 82
a. Analisis Butir Soal ………... 82
b. Keaktifan Siswa ………... 84
c. Hasil Belajar Siswa ………... 85
d. Uji Normalitas ………... 88
e. Uji Hipotesis ……….. 88
2. Teknik Kualitatif ……… 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 90
A. Pelaksanaan Penelitian ………... 90
1. Siklus I ………... 90
a. Perencanaan Tindakan ………. 91
b. Pelaksanaan Tindakan ………. 92
c. Tahap Pengamatan (Observing) ……….. 98
1) Keaktifan Aspek Afektif ………. 98
2) Keaktifan Aspek Psikomotorik ………... 99
d. Refleksi ………. 101
2. Siklus II ……… 104
a. Perencanaan Tindakan ………. 104
b. Pelaksanaan Tindakan ………... 106
c. Tahap Pengamatan (Observing) ……….. 111
(14)
xiv
2) Keaktifan Aspek Psikomotorik ………... 113
d. Refleksi ………... 114
B. Analisis Data ……….. 116
1. Analisis Data Keaktifan ………. 117
a. Siklus I ………... 117
b. Siklus II ……….. 125
2. Analisis Data Hasil Belajar ……….... 132
a. Kondisi Awal ………... 132
b. Siklus I ………... 135
c. Siklus II ………. 139
d. Penghargaan Kelompok ………... 143
e. Uji Normalitas ………... 144
f. Uji Hipotesis ……….. 145
C. Hasil Penelitian ………. 147
1. Peningkatan Keaktifan Siswa ……… 147
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ………... 149
D. Pembahasan ………... 151
BAB V PENUTUP ………... 158
A. Kesimpulan ……… 158
B. Saran ……….. 159
DAFTAR PUSTAKA ……….. 161
LAMPIRAN ………. 164
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan
Metode Pembelajaran Lainnya ………... 42
Tabel 2.2 Skor Kemajuan Perseorangan ……….. 45
Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok ……….. 46
Tabel 3.1 Target Keberhasilan Penelitian ………. 65
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Tes Akhir Tiap Siklus ………... 67
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa ………. 68
Tabel 3.4 Materi Rekaman Berita Kelompok ………. 69
Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Soal (harga r) ……….. 84
Tabel 3.6 Kriteria Persentase Keaktifan Siswa ………. 85
Tabel 3.7 Pedoman Penilaian Kelompok Tiap Siklus ……….. 86
Tabel 3.8 Kriteria Nilai Diskusi Kelompok ……….. 87
Tabel 4.1 Kriteria Keaktifan Tiap Indikator Aspek Afektif Siklus I Pertemuan I ………. 99
Tabel 4.2 Kriteria Keaktifan Tiap Indikator Aspek Psikomotorik Siklus I Pertemuan II ……… 100
Tabel 4.3 Kriteria Keaktifan Tiap Indikator Aspek Afektif Siklus II Pertemuan I ………. 112
Tabel 4.4 Kriteria Keaktifan Tiap Indikator Aspek Psikomotorik Siklus II Pertemuan II ……… 114
Tabel 4.5 Kriteria Keaktifan Aspek Afektif Siswa Siklus I Pertemuan I …. 121
Tabel 4.6 Kriteria Keaktifan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan II ……… 124
Tabel 4.7 Kriteria Keaktifan Aspek Afektif Siswa Siklus II Pertemuan I … 128
Tabel 4.8 Kriteria Keaktifan Aspek Afektif Siswa Siklus II Pertemuan II .. 131
Tabel 4.9 Kriteria Prestasi Kondisi Awal ………. 133
Tabel 4.10 Kriteria Prestasi Nilai Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I ……… 136
Tabel 4.11 Kriteria Nilai Kelompok (LKS) Siklus I ………. 138
(16)
xvi
Tabel 4.13 Kriteria Nilai Kelompok (LKS) Siklus II ………... 142 Tabel 4.14 Penghargaan Kelompok ……….. 143 Tabel 4.15 Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa Kelas VIII B ………. 148 Tabel 4.16 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B …….. 149
(17)
xvii DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Siklus Kegiatan PTK ……….... 53 Bagan 3.2 Siklus I ………. 56 Bagam 3.3 Siklus II ………... 61
(18)
xviii DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kondisi Awal ……….... 134 Diagram 4.2 Persentase Jumlah Ketuntasan Siswa Siklus I ………. 136 Diagram 4.3 Persentase Jumlah Ketuntasan Siswa Siklus II ……… 141
(19)
xix DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Nilai Kelompok Siklus I Pertemuan II ……… 138 Grafik 4.2 Nilai Kelompok Siklus II Pertemuan II ………... 142 Grafik 4.3 Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa Kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013 ……… 148 Grafik 4.4 Peningkatan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B
SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran
2012/2013 ………... 150 Grafik 4.5 Peningkatan Persentase Jumlah Ketuntasan Siswa Kelas VIII B
SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran
(20)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A……….. 164
A.1 Silabus Siklus I ……… 165
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sikulus I ………….... 166
A.3 Silabus Siklus II ……… 173
A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ……… 174
LAMPIRAN B……….. 180
B.1 Soal dan lembar jawab tes akhir siklus I …………..…………... 181
B.2 Soal dan lembar kerja jawab tes akhir II ……..……….. 185
B.3 Lembar Kerja Siswa Diskusi Kelompok Siklus I ……….. 189
B.4 Lembar Kerja Siswa Diskusi Kelompok Siklus II ………. 193
B.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus I ……… 196
B.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus II ……….. 201
B.7 Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal ………. 206
B.8 Hasil Belajar Siswa Siklus I ………... 207
B.9 Hasil Belajar Siswa Siklus II ………. 209
B.10 Hasil Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II ………. 211
B.11 Hasil Kemajuan Perseorangan dan Penghargaan Kelompok ……. 212
LAMPIRAN C……….. 214
C.1 Pedoman Observasi ……… 215
C.2 Hasil Observasi Awal Aspek Afektif ………. 218
C.3 Hasil Observasi Awal Aspek Psikomotorik ………... 221
C.4 Hasil Observasi Siklus I Aspek Afektif ………. 224
C.5 Hasil Observasi Siklus I Aspek Psikomotorik ………... 226
C.6 Hasil Observasi Siklus II Aspek Afektif ……… 228
C.7 Hasil Observasi Siklus II Aspek Psikomotorik ……….. 230
LAMPIRAN D……….. 232
D.1 Transkrip Wawancara Guru Sebelum Penelitian ……….. 233
D.5 Transkrip Wawancara Guru Siklus I ………. 236
(21)
xxi
D.7 Transkrip Wawancara Siswa Siklus II ……….. 241
D.8 Hasil Angket Siklus I ………. 243
D.9 Hasil Angket Siklus II ……… 245
LAMPIRAN E……….. 247
E.1 Dokumentasi Siklus I ………. 248
E.2 Dokumentasi Siklus II ……… 253
LAMPIRAN F……….. 257
F.1 Surat Izin Penelitian ………... 258
F.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……….. 259
LAMPIRAN G……… 260
G.1 Contoh Pekerjaan Tes Akhir Siswa Siklus I ……….. 261
G.2 Contoh Pekerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I …………. 267
G.3 Contoh Pekerjaan Tes Akhir Siswa Siklus II ………. 273
G.4 Contoh Pekerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ………... 282
(22)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bahasa Indonesia merupakan sebagian penting dari serangkaian
belajar di sekolah. Oleh karena itu, pola dan proses belajar secara keseluruhan
akan memiliki dampak terhadap keberhasilan siswa dalam belajar bahasa
Indonesia. Menurut Tarigan (2008:31), menyimak merupakan salah satu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, untuk memperoleh informasi, menangkap
isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Tujuan menyimak menurutLogan
dan Shrope (dalam Tarigan, 2008:60), yaitu agar memperoleh pengetahuan
dari bahan ujaran pembicaraan, pemahaman terhadap materi yang diajukan,
mendapatkan nilai dari sesuatu yang disimak, menghargai pendapat seseorang
dari hasil simakannya, dapat mengkomunikasikan ide-ide kepada orang lain,
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, dapat memecahkan masalah secara
kreatif, dan dapat menyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat
yang selama ini diragukan. Tarigan (2008:2) mengungkapkan, keterampilan
dasar bahasa mencakup keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan
berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill) dan
(23)
tersebut sebaiknya mendapatkan porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara
terpadu.
Keterampilan menyimak sebagai salah satu keterampilan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, dalam kenyataanya masih kurang
mendapatkan perhatian, khususnya Kompetesi Dasar mengemukakan kembali
isi berita siswa kelas VIII. Hal ini disampaikan oleh Ibu Yosepha Indah
Kurniati, S.Pd selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Pangudi
Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo pada hari Sabtu, 8 September 2012, saat
melakukan wawancara dengan peneliti.
Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 11 September 2012 di kelas
VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo. Pada observasi awal
ini peneliti mengamati aktivitas siswa di kelas pada saat pembelajaran, antara
lain 1) kondisi kelas gaduh dan tidak kondusif, 2) siswa belum siap untuk
memulai pembelajaran, sebagai contoh beberapa siswa masih berada di luar
kelas saat jam pelajaran akan dimulai, 3) pembelajaran berpusat pada guru
sehingga kurang berkesan bagi siswa, 4) siswa hanya menggunakan media
buku paket yang disediakan dalam pembelajaran, dan 5) guru tidak
menggunakan media dalam proses pembelajaran berlangsung.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal kelas VIII B adalah
56,9 (memenuhi kriteria kurang) dan hanya 7 atau 24,1% (dari jumlah siswa
keseluruhan) siswa yang lulus KKM. Tentu saja nilai tersebut masih jauh dari
harapan. Faktor penyebabnya antara lain 1) siswa kesulitan ketika diminta
(24)
merasa kesulitan ketika diminta menuliskan kesimpulan dari isi berita yang
telah disimak, 3) siswa masih merasa malu saat mengemukakan kembali di
depan kelas sehingga intonasi serta kelengkapan dari isi berita kurang tepat,
dan 4) kurangnya persiapan dan konsentrasi siswa dalam menyimak berita
yang dibacakan oleh guru. Hasil observasi awal menggunakan lembar
pengamatan menunjukkan persentase keaktifan kelas hanya 26,3% (memenuhi
kriteria sangat rendah) dari aspek afektif dan 19,7% (memenuhi kriteria sangat
rendah) dari aspek psikomotorik. Persentase di atas menunjukkan bahwa
keaktifan siswa secara keseluruhan juga dirasa sangat kurang. Faktor
penyebab kurangnya keaktifan antara lain 1) siswa tidak suka bertanya kepada
guru tentang materi yang diajarkan, dan 2) siswa tidak punya inisiatif untuk
maju ke depan kelas tanpa disuruh oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan awal, maupun informasi yang diperoleh
dari wawancara dengan guru, peneliti memandang perlunya dilakukan
perbaikan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII B dalam
pembelajaran keterampilan menyimak pada pokok bahasan mengemukakan
kembali isi berita dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
STADdan media audio-visual.
Tujuan peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD), karena di SMP Pangudi
Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo belum pernah diadakan penelitian
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan guru belum
(25)
pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk dapat saling bekerjasama dalam
kelompok, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan
saling membantu prestasi, serta melatih siswa untuk bersosialisasi dengan
baik. Selain itu, metode pembelajaran ini diharapkan dapat menanamkan
kesan yang mendalam dalam diri siswa karena mereka terlibat secara langsung
dalam proses pembelajaran.
Peneliti memanfaatkan media audio-visual dalam penelitian ini agar dapat
menciptakan perasaan senang dalam diri siswa, karena informasi yang
disajikan dapat berupa suara maupun gambar, sehingga siswa tidak merasa
bosan saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya perasaan senang dalam
diri siswa untuk mengikuti pelajaran maka diharapkan pembelajaran akan
semakin efektif. Selain itu, menurut informasi guru bahasa Indonesia, proses
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak di SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo belum pernah memanfaatkan media
audio-visual. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengadakan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Dengan Mengunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) dan Media Audio-Visual Siswa Kelas VIII B
Semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran
(26)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual
dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi
Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/2013 dalam
pembelajaran keterampilan menyimak pada pokok bahasan
mengemukakan kembali isi berita?
2. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B semester 2 SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/2013 dalam
pembelajaran keterampilan menyimak pada pokok bahasan
mengemukakan kembali isi berita?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII B semester 2 SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/2013 dalam
pembelajaran keterampilan menyimak pada pokok bahasan
(27)
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD) dan media audio-visual.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B semester 2 SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/2013 dalam
pembelajaran keterampilan menyimak pada pokok bahasan
mengemukakan kembali isi berita dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD) dan media audio-visual.
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD).
2. Media pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
audio-visual.
3. Tingkat keaktifan
Tingkat keaktifan dalam penelitian ini ditentukan dengan skor keaktifan
berdasarkan pengamatan peneliti dan observer. Peneliti dan observer
menggunakan lembar observasi dengan mengamati aspek afektif dan
(28)
4. Hasil belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh melalui tes akhir di setiap
siklus. Tes akhir berupa tes tertulis dan lisan (mengemukakan kembali isi
berita). Selain itu, nilai kelompok diperoleh dari nilai LKS yang diberikan
di setiap siklus.
5. Materi yang dibahas
Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah unsur-unsur berita
5W+1H, cara menyimpulkan dan mengemukakan kembali isi berita
dengan Kompetensi Dasar (KD) mengemukakan kembali isi berita yang
didengar melalui televisi atau radio.
6. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013.
7. Peningkatan keaktifan
Peningkatan keaktifan dalam penelitian ini adalah peningkatan skor
keaktifan siswa dari siklus I ke siklus berikutnya.
8. Peningkatan hasil belajar
Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai tes
(29)
E. Batasan Istilah
1. Metode pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran
yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil yang heterogen untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar supaya dapat
mencapai tujuan belajar.
2. Metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD)
Metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions
(STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi sehingga
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.
3. Media pembelajaran
Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menerima pesan dalam
lingkungan siswa untuk merangsang berpikir dalam belajar. Peran media
dalam proses belajar agar dapat memperjelas penyajian materi yang akan
dipergunakan, membuat siswa tertarik sehingga tidak merasa bosan, dan
dapat memberikan rangsangan otak siswa supaya dapat memahami apa
yang dijelaskan oleh guru.
4. Media audio-visual
Media audio-visual berfungsi untuk mempermudah menyampaikan dan
(30)
pengertian; artinya, dalam menyampaikan dan menerima pelajaran atau
informasi dapat lebih mudah penyampaiannya lewat LCD proyektor dan
speaker daripada penyampaian materi dengan kata-kata yang diucapkan,
dicetak atau ditulis.
5. Tingkat keaktifan
Tingkat keaktifan siswa dalam suatu kelompok dapat dilihat dari perhatian
siswa terhadap penjelasan guru, kerjasama dalam kelompok, kemampuan
siswa mengemukakan pendapat kepada kelompok lain saat
mengemukakan kembali isi berita di depan kelas, kemampuan siswa
mengemukakan pendapat dalam kelompok sendiri, memberi kesempatan
berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik
ketika teman berpendapat, memberi gagasan yang cemerlang, mengambil
keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain, saling membantu
dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
6. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru. Selain nilai tes, hasil belajar juga diperoleh dari diskusi
kelompok dan kuis individu/ tes akhir.
7. Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan suatu keterampilan yang dilakukan
(31)
menangkap isi informasi dan memahami makna dari hasil yang di simak
atau di dengar.
8. Berita
Berita merupakan suatu laporan peristiwa yang masih hangat untuk
disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.
F. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan mempunyai berbagai manfaat bagi siswa,
sekolah, guru, serta peneliti lain, di antaranya:
1. Bagi guru
Penelitian ini akan memberikan masukan pada guru, bahwa metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)
dan media audio-visual dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimak pada
pokok bahasan mengemukakan kembali isi berita.
2. Bagi siswa
Sebagai sarana bagi siswa untuk makin berkembang dalam proses
pembelajaran, tidak hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya
sumber ilmu, namun juga memanfaatkan proses diskusi dan bertukar
pikiran sebagai sumber pengetahuan mereka. Selain itu, penelitian ini
diharapkan mampu melatih siswa untuk bertanggung jawab, bekerja sama
dan menjalin keakraban dengan teman sekelasnya, serta dapat
(32)
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di
perpustakaan, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
menambah wawasannya ataupun bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian yang sejenis maupun tidak.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Mengunakan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Media
Audio-Visual Siswa Kelas VIII B Semester 2 SMP Pangudi Luhur 1
Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/2013” adalah sebagai berikut. 1) Bab I adalah pendahuluan. Subbab ini membahas tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat
penelitian dan sistematika penyajian.
2) Bab II adalah landasan teori. Subbab ini membahas tentang penelitian
relevan, teori, kerangka berpikir dan hipotesis.
3) Bab III adalah metodologi penelitian. Subbab ini membahas tentang
desain penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, variabel penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
4) Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Subbab ini berisi
pelaksanaan penelitian, analisis data, hasil penelitian, dan pembahasan.
(33)
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas penelitian relevan, landasan teori, kerangka berpikir,
dan hipotesis penelitian.
A. Penelitian Relevan
Penelitian yang dapat dijadikan penelitian sejenis adalah penelitian Feni
Satriani (2009), Kanti Rahayu (2010), dan Nungki Prabawati Mulyono (2010).
Ketiga penelitian tersebut akan diuraikan lebih lengkap sebagai berikut.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Feni Satriani (2009) berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Menyimak Lakon Drama Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 7 Samarinda Tahun Ajaran
2008/2009”. Hasil penelitian tindakan tersebut adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata skor dasar 40,00 menjadi rata-rata hasil
belajar sebesar 65,11 pada siklus I dengan persentase peningkatan 62,77%.
Kemudian dari rata hasil belajar pada siklus I sebesar 65,11 menjadi
rata-rata hasil belajar sebesar 74,6 pada siklus II dengan pesentase peningkatan
13,74%.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah sama-sama Penelitian Tindakan Kelas (PTK), keterampilan menyimak,
dan penggunaan media audio-visual. Peneliti melihat bahwa dengan
menggunakan media audio-visual yang digunakan Feni Satriani berhasil
(34)
menyimak. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Feni Satriani
dengan peneliti adalah materi yang digunakan yaitu Standar Kompetensi (SK)
memahami isi berita, Kompetensi Dasar (KD) mengemukakan kembali isi
berita, dan subjek yang dipergunakan adalah siswa kelas VIII B semester 2
SMP Pangudi Luhur Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013. Selain
itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggabungan antara metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan media audio-visual. Dengan begitu,
penelitian Feni Satriani tersebut dapat dijadikan sebagai refrensi yang tepat
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII B.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Kanti Rahayu (2010) berjudul
“Peningkatan Kemampuan Memberikan Kritik dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik
DESSI Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010”. Hasil penelitian tindakan tersebut adalah 1) adanya peningkatan keaktifan siswa
dalam pembelajaran metode kooperatif tipe DESSI pada kondisi awal
14 siswa (38,89% dari jumlah siswa) aktif dalam pembelajaran, pada siklus I
17 siswa (56,67% dari jumlah siswa) aktif pembelajaran, dan pada siklus II
29 siswa (85,25% dari jumlah siswa) aktif pembelajaran, 2) adanya
peningkatan tes kemampuan berbicara nilai rata-rata 50,9 pada kondisi awal,
siklus I mendapatkan rata-rata 60,58 dan siklus II mendapatkan rata-rata
76,97. Untuk persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 64,51%, dan siklus II
(35)
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah
sama-sama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penggunaan metode
kooperatif. Teknik DESSI merupakan salah satu jenis metode pembelajaran
kooperatif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kanti Rahayu menunjukkan
bahwa dengan menggunakan metode kooperati teknik DESSI berhasil
meningkatkan kemampuan untuk memberikan kritik siswa SMA. Perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual. Selain
itu, materi yang akan diajarkan yaitu Standar Kompetensi (SK) memahami isi
berita, dan Kompetensi Dasar (KD) mengemukakan kembali isi berita. Siswa
yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII B semester 2
SMP Pangudi Luhur Kalibawang Kulonprogo Yogyakarta tahun ajaran 2012/
2013.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nungki Prabawati Mulyono
(2010), yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Informasi dan Keaktifan siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media
Audiovisual dan Teknik SKDKK Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 6
Yogyakarta 2009/2010”. Hasil pelaksanaan tindakan tersebut adalah 1) pada siklus I terdapat 77,1% siswa tuntas dan nilai rata-rata kelas yakni 72,92;
siklus II terlihat dengan adanya kenaikan 18,4% siswa tuntas dengan nilai
rata-rata kelas yakni 77,94; dan pada siklus III terjadi peningkatan sebesar
(36)
hanya 22,2% siswa yang aktif dalam pembelajaran, siklus I meningkat sebesar
23,5% dan siklus III meningkat 35,9%.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah sama-sama melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan
penggunaan media audio-visual. Hasil penelitian menjelaskan bahwa dengan
menggunakan media audio-visual dan teknik SKDKK berhasil meningkatkan
kemampuan menyimak isi informasi siswa SMA. Perbedaan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan media audio-visual. Materi yang akan diajarkan
yaitu Standar Kompetensi (SK) memahami isi berita, dan Kompetensi Dasar
(KD) mengemukakan kembali isi berita. Selain itu, siswa yang akan
dipergunakan untuk subjek adalah kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi
Luhur Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013. Setelah meninjau
ketiga penelitian relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang
peneliti angkat masih relevan untuk dilakukan.
B. Teori
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana
(37)
Widodo, 1991). Menurut Garrett bahwa belajar merupakan proses
yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun
pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara
mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu (Rasyad, 2003:29).
Siddiq, dkk. (2008:1-3) dalam bukunya yang berjudul
“Pengembangan Bahan Pembelajaran”, menjelaskan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya
tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu
itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Dimyati
dan Mudjiono (2002:7) dalam bukunya yang berjudul “Belajar dan Pembelajaran”, menjelaskan bahwa belajar merupakan tindakan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses
belajar. Berdasarkan penjelasan ketiga pakar di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan fisiknya.
b. Pembelajaran
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004). Beberapa prinsip yang
(38)
a. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Artinya
seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan berubah
perilakunya (Surya, 2004). Tetapi tidak semua perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Surya, 2004):
1) Perubahan yang disadari
2) Perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan)
3) Perubahan yang bersifat fungsional
4) Perubahan yang bersifat positif
5) Perubahan yang bersifat aktif
6) Perubahan yang bersifat permanen (menetap)
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Artinya bahwa perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya
satu atau dua aspek saja. Perubahan perilaku itu meliputi aspek-aspek
perilaku kognitif, konatif, afektif atau motorik (Surya, 2004).
c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Artinya pembelajaran
merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Jadi, pembelajaran
bukan sebagai suatu benda atau keadaan yang statis, melainkan
merupakan suatu rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling
(39)
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong
dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai. Artinya pembelajaran
merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan
(Surya, 2004).
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Hal ini berarti bahwa
selama individu dalam proses pembelajaran hendaknya tercipta suatu
situasi kehidupan yang menyenangkan sehingga memberikan
pengalaman yang berarti (Surya, 2004).
Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Makna di atas jelas terlihat
bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru
dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009). Berdasarkan pendapat ahli di
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu
kegiatan belajar mengajar yang didalamnya terdapat interaksi positif
antara guru dengan siswa dengan menggunakan segala potensi dan
sumber yang ada untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif dan
(40)
c. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kurikulum operasional yang disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus (Mulyasa, 2006:245). Belajar bahasa
pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ada empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Keterampilan berbahasa tersebut masing-masing mempunyai Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Salah satu Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk aspek menyimak
di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII adalah 9.
memahami isi berita dari radio/tv, dan kompetensi dasar (KD) adalah
9.2 mengemukakan kembali isi berita yang didengar/ ditonton melalui
radio/tv.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 1989).
Howard Kingsley (dalam Nana Sudjana, 1989) membagi tiga macam hasil
(41)
sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan
bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 1989) secara garis besar
membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotoris. Penjelasan masing-masing ranah adalah
sebagai berikut.
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk
kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar kognitif dalam penelitian ini ditentukan dengan nilai tes
berupa angka yang terdiri dari nilai kelompok, kuis dan tes akhir. Dalam
penelitian ini kuis adalah tes akhir. Diskusi kelompok dilakukan pada saat
(42)
diberikan. Kuis diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
masing-masing siswa terhadap materi pembelajaran, sedangkan tes akhir
diberikan di akhir setiap siklus. Selain itu, untuk hasil belajar afektif dan
psikomotorik dalam penelitian ini digolongkan dalam keaktifan siswa.
3. Keaktifan
KBBI (2008:26) menjelaskan, bahwa aktif adalah giat (bekerja,
berusaha), sedangkan keaktifan adalah suatu keakdaan atau hal dimana
siswa dapat aktif. Dalam penelitian ini, keaktifan yang dimaksud adalah
keakifan belajar siswa. Jadi, yang dimaksud dengan keaktifan belajar
siswa adalah suatu keadaan yang memungkinkan siswa aktif secara
jasmani dan rohani dalam proses suatu pembelajaran.
Sriyono, dkk. (1992), mengelompokkan keaktifan jasmani dan rohani
tersebut meliputi:
1. Keaktifan indera
Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik
mungkin.
2. Keaktifan akal
Akal anak-anak aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah.
3. Keaktifan ingatan
Pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan pengajaran
yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak.
(43)
Anak hendaklah senantiasa mencintai pelajarannya. Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (dalam Martinis,
2007) adalah:
a. Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka
dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada siswa).
c. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
d. Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan
dipelajari).
e. Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
f. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
g. Memberi umpan balik (feed back).
h. Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
i. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.
Dalam penelitian ini, tingkat keaktifan siswa ditentukan dengan
memberikan skor keaktifan berdasarkan pengamtan observer pada saat
proses pembelajaran di dalam kelas. Observer menggunakan lembar
(44)
4. Keterampilan Menyimak
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian menyimak, proses
menyimak, tujuan menyimak, dan jenis-jenis menyimak.
a. Pengertian Menyimak
Dalam KBBI (2008:1307), menyimak adalah mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca. Tarigan
(2008:31) mengatakan, menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang
telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Hermawan (2012:32) mengungkapkan, menyimak merupakan
sebuah proses pengalihan ransangan secara konstan. Kita memusatkan
pada satu ransangan selama beberapa detik saja. Seperti pencarian
sebuah objek oleh antena radar, indera manusia secara konstan melihat
sepintas kepada ransangan yang datang untuk mendapatkan informasi
yang menurut kita penting Keltner (dalam Hermawan, 2012:32).
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menyimak adalah suatu keterampilan yang dapat
merangsang otak secara konstan untuk memperoleh informasi yang
disampaikan pembicara supaya lawan bicaranya mengerti dan paham
(45)
b. Proses Menyimak
Menurut Logan (dalam Tarigan, 2008:63), menyimak adalah
suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak
itu sendiri terdapat tahap-tahap yang dilakukan, yaitu tahap
mendengar, tahap memahami, tahap menginterpretasi, tahap
mengevaluasi dan tahap menanggapi.
Tahap pertama yaitu mendengar. Dalam tahap ini, kita baru
mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara
dalam ujaran atau pembicaraanya, sehingga dalam tahap ini, si
pendengar masih berada dalam tahap hearing.
Tahap kedua yaitu memahami. Dalam tahap ini, setelah kita
mendengarkan maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau
memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh
pembicara. Kemudian, sampailah kita dalam tahap understanding.
Tahap ketiga yaitu menginterpretasi. Penyimak yang baik, yang
cermat dan juga teliti, belum puas jika hanya mendengar dan
memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau
menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat
dalam ujaran tersebut. Dengan demikian, sang penyimak telah tiba
pada tahap interpretting.
Tahap keempat yaitu mengevaluasi. Setelah memahami serta
dapat menafsir atau menginterpretasi isi pembicaraan, sang penyimak
(46)
pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan serta
kekurangan sang pembicara dievaluasi. Pada tahap ini sang penyimak
sampai pada tahap evaluating.
Tahap kelima yaitu menanggapi. Tahap menanggapi merupakan
tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Sang penyimak menyambut,
mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraanya.
Pada tahap ini sang penyimak sampai pada tahap menanggapi
(responding). Berdasarkan proses menyimak di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menyimak diperlukan lima
tahap yang bertujuan supaya siswa dapat belajar mendengar dengan
seksama, memahami apa yang di dengar, dapat menginterpretasikan
atau menafsirkan isi pendapat dalam ujaran, mengevaluasi pendapat
sang pembicara dan menanggapi gagasan atau ide yang dikemukakan
oleh sang pembicara.
c. Tujuan Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disadari dan
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kesadaran akan
mencapai tujuan itu menimbulkan aktivitas berpikir dalam menyimak.
Aktivitas menyimak yang tidak tepat dapat menimbulkan tujuan
menyimak tidak tercapai.
Logan dan Shrope (dalam Tarigan, 2008:60), berpendapat bahwa
(47)
1) Menyimak dengan tujuan utama agar memperoleh pengetahuan
dari bahan ujaran pembicaraan.
2) Menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu
dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipagelarkan.
3) Menyimak dengan maksud agar dapat menilai sesuatu yang
disimak.
4) Menyimak agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang
disimaknya itu (misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi,
musik dan lagu, dialog, diskusi panel dan perdebatan).
5) Menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan
ide-ide, gagasan-gagasan ataupun perasaannya kepada orang lain
dengan lancar dan tepat.
6) Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan
bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti
(distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti (misalkan
seseorang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan
ujaran pembicara asli (native speaker).
7) Menyimak dengan maksud agar dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analisis, sebab dari pembicara, mungkin memperoleh
banyak masukan berharga.
8) Menyimak untuk menyakinkan dirinya terhadap suatu masalah
atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan perkataan lain,
(48)
bahwa pada dasarnya “menyimak” itu dapat kita pandang dari berbagai segi, misalnya sarana, sebagai suatu keterampilan
berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai responsi dan
sebagai pengalaman kreatif.
d. Jenis-jenis Menyimak
Menurut Tarigan (2008:37), jenis-jenis menyimak ada dua jenis
yaitu menyimak ekstensif, dan menyimak intensif. Menyimak
ekstensif adalah kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih
umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. Jenis-jenis menyimak
ekstensif (extensive listening) meliputi menyimak sosial (sosial
listening), menyimak sekunder (secondary listening), menyimak
estetik(aesthetic listening) dan menyimak pasif (passive listening).
Menyimak intensif adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada
suatu keagiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal
tertentu. Jenis-jenis menyimak intensif meliputi menyimak kritis
(critical listening), menyimak konsentratif (concentrative listening),
menyimak kreatif (creative listening), menyimak eksplorasif
(exploratory listening), menyimak introgatif (interrogative listening)
dan menyimak selektif. Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak
untuk mencari kesalahan dari ujaran seseorang pembicara secara
sungguh-sungguh, dengan alasan yang kuat sehingga dapat diterima
oleh akal sehat, serta dinilai secara objektif, menentukan keaslian,
(49)
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh
pemahaman yang baik terhadap informasi yang didengarkan.
Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang sengaja dilakukan
untuk menyenangkan, rekonstruksi imajinasi dan perasaan kinestetik
para menyimak. Menyimak eksplorasif adalah kegiatan menyimak
bertujuan untuk menyelidiki sesuatu yang lebih terarah dan lebih
sempit. Menyimak introgatif adalah kegiatan menyimak yang
bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pemeroleh informasi. Menyimak selektif adalah
kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus pada
nada suara, bunyi-bunyi asing, bunyi-bunyi yang bersamaan, kata-kata
dan frase, bentuk ketatabahasaan.
Dalam penelitian ini pembelajaran keterampilan menyimak lebih
difokuskan pada jenis menyimak introgatif dan konsentratif, karena
kegiatan menyimak ini mengarah pada tujuan agar siswa dapat lebih
berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya terhadap proses
pembelajaran keterampilan menyimak dengan menggunakan metode
dan media pembelajaran yang digunakan. Manfaat yang diperoleh dari
kegiatan menyimak ini adalah siswa dapat memperoleh suatu
informasi atau pengetahuan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru atau peneliti. Setelah kegiatan tersebut, siswa
dapat memahami materi yang diajarkan sehingga siswa dapat
(50)
kembali isi berita dengan baik dan dapat bekerja dalam kelompok
maupun secara individu.
5. Pengertian Berita
Willard C. Bleyer (dalam Barus, 2010:26) mengungkapkan, berita
adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh wartawan untuk dimuat dalam
surat kabar karena menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.
William S. Maulsby (dalam Barus, 2010:26) menyatakan, berita adalah
suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang
mempunyai arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian
para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Oramahi (2012:2) mengungkapkan, berita adalah sesuatu yang terjadi
sekarang, belum pernah didengar atau dibaca orang, dan sesuatu yang akan
(segera) terjadi. Berita dapat berupa suatu peristiwa, bisa juga berupa
gagasan atau pendapat yang sudah diucapkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pengertian berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian
penting yang menarik perhatian orang banyak. Berita berisi tentang fakta
atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau
media elektronik. Dalam penelitian ini, berita yang dipergunakan berasal
dari rekaman video berita terbaru setelah ditayangkan dari media televisi.
Barus (2010:36) mengungkapkan, unsur berita 5W+1H adalah
(51)
a. Who: menulis berita harus mengandung unsur “siapa”. Jadi, disini
penekanannya adalah sumber berita itu. “Siapa” bisa mengacu pada
individu, kelompok, atau lembaga. Sebuah berita yang tidak jelas
sumbernya akan diragukan kebenarannya, kecermatan, dan
keteltiannya.
b. What: setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya untuk mengetahui
“apa” yang dikatakannya. Dengan kata lain, “apa” adalah mencari tahu
hal yang menjadi topik berita tersebut.
c. Where: berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian;”dimana”
terjadinya peristiwa atau fakta itu.
d. When: unsur penting berikutnya yang terkandung dalam berita adalah
“kapan” terjadinya peristiwa tersebut.
e. Why: kelengkapan unsur sebuah berita harus dapat menjelaskan
“mengapa” peristiwa itu sampai terjadi.
f. How: keingintahuan mengenai “bagaimana terjadinya” ini bisa mencakup gabungan unsur-unsur berita lainnya seperti daya tariknya,
akibat yang ditimbulkan, dan kehangatan dengan pengalaman pribadi
atau kelompok yang mengetahui berita dimaksud.
Berdasarkan unsur berita 5W+1H di atas, ada beberapa langkah yang
harus dilakukan dalam menyimpulkan isi berita, yaitu menyimak berita
dengan seksama, mencatat pokok-pokok isi berita yang kita dapatkan
(tema, peristiwa, yang diberitakan, orang yang diberitakan, tempat
(52)
diberitakan), dan membuat kesimpulan berita dengan cara menyusun
pokok-pokok berita kemudian disusun dalam kalimat berita.
Teknik mengemukakan kembali isi berita menurut Wirajaya
(2008:161) adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi pokok-pokok berita yang didengar.
b. Menulis dan menyusun pokok-pokok berita yang didengar secara
runtut.
c. Membaca pokok-pokok berita yang telah ditulis (untuk sedikit
menghafal) dan memahaminya.
d. Mengungkapkan kembali isi berita yang didengar secara lisan tanpa
membawa teks yang berisi pokok-pokok berita dengan memperhatikan
aspek keruntutan, intonasi, artikulasi, dan volume suara serta dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu sikap
harus tenang dan posisi tubuh harus diatur dengan baik.
6. Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru
dalam menjalankan fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Hamzah B Uno, 2008:2). Metode pembelajaran lebih
bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik
adalah cara yang digunakan, yang bersifat penerapan. Dengan kata
lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru sama, tetapi
(53)
(Cooperative Learning) adalah suatu sistem pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar
(Sugiyanto, 2010:39).
Priyanto (dalam Made Wena 2009:189) menjelaskan bahwa
metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode
pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip
dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok
kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang
berbentuk kelompok kecil dimana setiap anggota kelompoknya
bekerjasama dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Ciri Pembelajaran Kooperatif
Isjoni (2009:27) memaparkan beberapa ciri-ciri pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut.
1) setiap anggota memiliki peran;
2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;
3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan
juga teman-teman sekelompoknya;
4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
(54)
5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
c. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto (2010:43-44), keuntungan pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut.
1) meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial,
2) memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan
pandangan-pandangan,
3) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial,
4) memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen,
5) menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois,
6) membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa,
7) berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8) meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia,
9) meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif,
10)meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasa
(55)
11)meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama dan orientasi tugas.
d. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson (dalam Agus Suprijono, 2009)
mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur
tersebut adalah:
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada
2 pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua
anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut.
Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu :
a) menumbuhkan perasaan siswa bahwa dirinya terintegrasi dalam
kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota
kelompok mencapai tujuan,
b) mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan
penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil
(56)
c) mengatur sedemikian rupa sehingga setiap siswa dalam
kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas
kelompok, dan
d) setiap siswa ditugasi dengan tugas atau peran yang saling
mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan
saling terikat dengan siswa lain dalam kelompok.
2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
Tanggung jawab perseorangan merupakan kunci untuk menjamin
semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
Unsur ini penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan
positif. Ciri – ciri interaksi promotif adalah : a) saling membantu secara efektif dan efisien;
b) saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan;
c) memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien
d) saling mengingatkan;
e) saling percaya; dan
f) saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
Dalam unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik
dalam pencapaian tujuan peserta didik, maka hal yang perlu
(57)
a) saling mengenal dan mempercayai;
b) mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius;
c) saling menerima dan saling mendukung; dan
d) mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
5) Group processing (pemrosesan kelompok)
Dalam hal ini pemrosesan berarti menilai. Melalui pemrosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan
kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan
kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok.
Menurut Wina Sanjaya (dalam Rusman, 2011:206), pembelajaran
kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa perspektif yaitu:
1) Perspektif motivasi artinya penghargaan yang diberikan kepada
kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk
memperjuangkan keberhasilan kelompok.
2) Perspektif sosial artinya melalui kooperatif setiap siswa akan
saling membantu dalam belajar. Karena mereka menginginkan
semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan.
3) Perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya interaksi
antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa
(58)
Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu
metode pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan
interdependensi (saling ketergantungan) peserta didik dalam struktur
tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas
berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward
mengacu pada derajat kerja sama atau kompetensi yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan maupun reward.
e. Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif
Secara umum, pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe.
Berikut ini merupakan beberapa macam tipe dari pembelajaran
kooperatif.
1) STAD (Student Team Achievement Divisions)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh
Robert Slavin (Made Wena, 2009:192). Tipe STAD adalah
pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan
campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab
kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan
campur dikelompokkan menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,
nilai awal, dan suku (Suyatno, 2009:52). Menurut Slavin (2009:23)
(59)
pembelajaran yang beranggotakan empat orang atau lebih yang
bercampur tingkat, kinerja, jenis kelamin, dan kesukuannya.
Menurut Arends (2008:37) pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD siswa di kelas tertentu dibagi menjadi beberapa kelompok/
tim belajar, dengan wakil-wakil dari kedua gender, dari berbagai
kelompok rasial atau etnis, dan dari nilai awal siswa yang
memperoleh nilai tinggi, cukup, dan rendah. Jadi, yang dimaksud
dengan pembelajaran kooperatif tie STAD adalah salah satu
pembelajaran kooperatif dimana siswa dikelompokkan ke dalam
kelompok yang heterogen (berbeda tingkat prestasi, jenis kelamin,
dan suku). Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu kelas
terdiri dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri 4-5
anggota yang heterogen dan belajar dengan metode pembelajaran
kooperatif serta prosedur kuis (Suyatno, 2009:52).
2) TGT (Team Game Tournament)
Kinerja siswa dalam pembelajaran dengan tipe ini tidak dinilai
dengan kuis individual, tetapi dengan turnamen perbaikan
akademik. Siswa mewakili timnya berlomba dengan anggota tim
lain yang setara kinerja akademiknya berdasarkan hasil penelitian
yang lalu. Siswa dari seluruh tingkat kinerja pada tiap kelompok
mempunyai peluang yang sama untuk menyumbang poin bagi
timnya jika mereka berbuat yang terbaik. Ada 5 komponen utama
(60)
a. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas.
b. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri atas 4-5 orang.
c. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih
kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
d. Turnamen
Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil
nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar
sebagai reader 1, terbesar kedua sebagai chalenger 1, terbesar
ketiga sebagai chalenger 2, terbesar keempat sebagai chalenger
3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang
maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader 2.
Reader 1 tugasnya membaca soal dan menjawab soal pada
kesempatan yang pertama. Chalenger 1 tugasnya menjawab
(1)
(2)
(3)
(4)
BIODATA PENULIS
Antonius Aris Wibowo dilahirkan di provinsi Pangkalpinang kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 3 Maret 2013. Anak pertama dari tiga bersaudara ini memulai pendidikan formalnya di SD Budi Mulia Pangkalpinang pada tahun 1994. Setelah lulus SD pada tahun 2000 kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Budi Mulia Pangkalpinang dan lulus tahun 2003. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Pangkalpinang dan lulus tahun 2006. Pada tahun 2007 ia tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Mengakhiri masa studinya dengan menulis skripsi berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Media Audio-visual Siswa Kelas VIII B Semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/2013”.
(5)
vii ABSTRAK
ANTONIUS ARIS WIBOWO. 2013. Peningkatan Keterampilan Menyimak
Berita Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Media Audio-Visual Siswa Kelas VIII B Semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013 dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual, dalam pembelajaran menyimak pada Kompetensi Dasar mengemukakan kembali isi berita. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 29 siswa. Objek penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ecretaria tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes akhir dan LKS. Instrumen nontes berupa lembar observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah kuantitatif-kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai tes akhir, LKS, keaktifan siswa (aspek afektif dan psikomotorik) dan uji hipotesis (uji t). Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Keaktifan siswa dari kondisi awal ke siklus I aspek afektif mengalami peningkatan sebesar 135 atau 47,5% dan aspek psikomotorik mengalami peningkatan sebesar 39 atau 59,4%. Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 303 atau 65,3% (aspek afektif), dan 193 atau 66,6% (aspek psikomotorik). (2) Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 4,8 dan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 20,4. Persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, dari kondisi awal ke siklus I meningkat 17,2% dan siklus I ke siklus II meningkat 48,3%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyimak pada kompetensi dasar mengemukakan kembali isi berita dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII B semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo tahun ajaran 2012/ 2013.
Kata kunci: keterampilan menyimak berita, metode pembelajaran kooperatif, tipe Student Team Achievement Divisions (STAD), dan media audio-visual
(6)
viii
ABSTRACT
ARIS WIBOWO, ANTONIUS. 2013. The Improvement of News Listening Skill Using Cooperative Learning Method of Student Team Achievement Divisions (STAD) Type and Audio-Visual Media for Students in Class VIII B 2nd Semester of SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Academic Year of 2012/2013. Thesis. Language Study Program. Indonesian and Local Language Literature. The Faculty of Teacher Training and Pedagogy. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This study aims to determine the increase in the activity and learning outcomes of students of Class VIII B 2nd semester SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo academic year of 2012/2013 by using Cooperative Learning Method of The Type of Student Team Achievement Divisions (STAD) and audio-visual media, in teaching listening the Basic Competence of retelling news content. This research is Classroom Action Research (CAR), which consists of two cycles. Each cycle in this study consists of four stages, namely planning, action, observation and reflection. Subjects in this study were students of class VIII B 2nd semester junior Pangudi 1 Kalibawang Kulonprogro Luhur academic year 2012/2013, amounting to 29 students. The research object is the cooperative learning methods of the type of Student Team Achievement Divisions (STAD) and audio-visual media.
The instrument used in this study is a test and non-test instrument. Test instrument are in the form of final test and worksheets. Non-test instrument are such as observation sheets, questionnaires, interviews and documentation. The technique of data analysis is qualitative-quantitative . The quantitative data are obtained from the score of the final test, worksheets, student activity (affective and psychomotor aspects) and hypothesis test (t-test). The qualitative data are obtained from observations, questionnaires, interviews, and documentation.
The results show: (1) The activeness from the initial conditions to the first cycle increased 135 or 47.5% on the affective aspect and psychomotor aspects have increased by 39 or 59.4%. While from the first cycle to the second cycle increased by 303 or 65.3% (affective aspect), and 193 or 66.6% (psychomotor aspects). (2) From the beginning of learning the condition to the first cycle increased by 4.8 and the first cycle to the second increased by 20.4. The percentage of students learning mastery also increased. From the initial conditions to the first cycle increased 17.2% and from the first cycle to the second cycle increased 48.3%.
Based on these results, it can be concluded that learning of listening on the basic competency of retelling news content using cooperative learning methods Student Team Achievement Divisions (STAD) type and audio-visual media can enhance the activeness and the learning outcomes of students of class VIII B 2nd semester of SMP Pangudi Luhur Kalibawang Kulonprogo academic year of 2012/2013.
Keywords: news listening skills, cooperative learning methods, Student Team Achievement Divisions (STAD) type , and audio-visual media