oleh peneliti memiliki acuan kriteria dan dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya.
2.2.10 Syarat-Syarat Tes yang Baik
Penilaian diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi proses pembelajaran, oleh karena itu penilaian harus dilakukan dengan baik dengan menggunakan tes yang
dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki syarat-syarat sebagai tes yang baik. Tes yang baik hendaknya sesuai valid dengan kemampuan yang menjadi sasaran tes,
memberikan hasil yang ajeg dan dapat diandalkan reliabel, secara teknis dapat dilaksanakan tanpa terlalu banyak kesulitan praktis, dan pelaksanaannya seimbang
dengan keadaan keuangan penyelenggara tes dan peserta tes beban keuangan Djiwandono, 2008:163, 190—191.
Dari syarat-syarat tes yang diungkapkan oleh Djiwandono di atas, peneliti akan menguraikan lebih lanjut tentang validitas dan reliabilitas sesuai dengan batasan
penelitian ini, yaitu menganalisis validitas dan realibilitas instrumen penilaian yang dihasilkan. Dengan menganalisis validitas dan realibilitas, akan diketahui sesuai atau
tidaknya instrumen penilaian yang dihasilkan dengan kemampuan yang dinilai serta ajeg atau tidaknya hasil yang didapatkan melalui instrumen penilaian tersebut.
2.2.11 Validitas
Validitas adalah penafsiran hasil skor tes dan bukan hasil instrumen tesnya itu sendiri. Proses validitas merupakan pengumpulan bukti-bukti untuk menunjukkan
dasar santifik penafsiran skor sebagaimana yang direncanakan Nurgiyantoro, 2010:152.
Jenis-jenis validitas menurut Nurgiyantoro 2010: 155—161 meliputi validitas isi content validity, validitas konstruk, validitas concurent validity, dan validitas
prediktif.
1 Validitas Isi Content Validity
Validitas adalah proses penentuan sejauh mana instrumen tes itu relevan dan dapat mewakili ranah yang dimaksudkan Groundlund 1985 dalam Nurgiyantoro,
2010:155—156. Prosedur yang biasa dilakukan adalah membuat butir-butir soal tes berdasarkan kisi-kisi kisi-kisi yang telah ditelaah dan kemudian butir-butir soal
ditelaah oleh orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan expert judgement. Kerja telaah atau pencocokan kedua hal tersebut dapat dipandang sebagai penemuan
bukti validitas.
2 Validitas Konstruk
Validitas konstruk berkaitan dengan konstruk atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas tesnya. Konstruk merupakan suatu postulat asumsihipotesis yang
berkenaan dengan suatu bidang ilmu atau subbidang keilmuan tertentu. Konstruk berkaitan dengan ciri atau kualitas psikologis.
Penentuan kadar validitas konstruk melibatkan bukti-bukti berdasarkan isi content-related dan bukti berdasarkan ktiteria criterion-related sekaligus sebagai
informasi yang lain. Prosedurnya adalah mengklarifikasi apa yang sedang diukur dan
faktor-faktor yang mempengaruhi skor tes sehingga performansi tes dapat diinterpretasikan secara lebih bermakna.
3 Validitas Sejalan Concurent Validity
Validitas ini dimaknai sebagai proses penentuan sejauh mana skor sebuah tes berkaitan dengan skor tes yang lain. Skor pengukuran hasil tes lain itulah yang
disebut sebagai kriteria atau pembanding. Dengan demikian, validitas sejalan dapat dimaknai sebagai pembuktian apakah skor hasil tes pada suatu bidang mencerminkan
atau sesuai dengan skor bidang lain yang waktu pengukurannya bersamaan.
4 Validitas Prediktif
Ada kesamaan antara validitas prediktif dan validitas sejalan, yaitu sama-sama menafsirkan kadar validitasnya dengan membuktikannya dengan kriteria yang lain.
Jika bukti validitas sejalan ditemukan dengan hasil tes yang dilakukan secara bersamaan, bukti validitas prediktif baru dilakukan setelah beberapa waktu kemudian
dalam jangka waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas antara lain, faktor tes itu sendiri,
pelaksanaan dan penyekoran tes, dan jawaban peserta didik. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, diharapkan kita dapat menghindari kesalahan dan penyekoran
dapat lebih teliti ketika kita mengembangkan instrumen tes Grounlund, 1985 dalam Nurgiyantoro, 2010:163.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan validitas isi untuk mengetahui sesuai atau tidaknya instrumen penilaian yang dihasilkan dengan kemampuan yang
dinilai. Validitas isi dilakukan dengan cara membuat butir-butir soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah ditelaah terlebih dahulu, kemudian butir-butir soal tersebut
ditelaah oleh dosen ahli dan guru yang berkompeten dalam bidang yang bersangkutan. Hasil penelaahan tersebut merupakan bukti validasi isi dan menjadi
tolok ukur peneliti dalam memperbaiki instrumen penilaian yang disusun.
2.2.12 Reliabilitas