Gen dominan letal Gen resesif letal

Prinsip Hereditas 151 Lalu, gen apa sajakah yang dapat menyebabkan kematian terse- but? Gen letal dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gen dominan letal dan gen resesif.

a. Gen dominan letal

Gen dominan letal adalah gen dominan yang dapat menyebabkan kematian jika bersifat homozigotik. Contoh adanya gen dominan le- tal ini terdapat pada ayam “Creeper” ayam redep, tikus kuning, dan manusia. Jika ayam redep ayam yang bertubuh normal, tetapi kakinya pendek heterozigotik dikawinkan dengan sesamanya, maka akan di- hasilkan keturunan ayam letal, ayam redep, dan ayam normal. Gen C sebagai penentu ayam redep dan gen c sebagai penentu ayam normal. Hal ini dapat dilihat pada persilangan berikut. P Cc X P Cc ayam redep ayam redep Gamet C dan c C dan c F1 CC = letal 1 Cc = redep Cc = redep cc = normal 1 Berdasarkan Hukum Mendel, perbandingan fenotip yang diharap- kan adalah 3 : 1. Dengan adanya gen letal yaitu gen dominan C yang homozigotik CC, maka terjadi penyimpangan perbandingan fenotip menjadi 2 redep : 1 normal. Gen letal tersebut menyebabkan ayam mati dalam keadaan embrio. Pada manusia, gen dominan letal dapat menyebabkan Th allase- mia, yaitu kelainan akibat rusak atau pecahnya hemolisis eritrosit, dengan ciri-ciri: ukuran eritrosit kecil berbentuk lonjong tidak bulat bikonkaf, jumlahnya melebihi normal, dan daya ikat terhadap oksi- gen rendah. h allasemia dibedakan menjadi dua, yakni: a. h allasemia Mayor h allasemia mayor merupakan thallasemia yang parah, sehingga menyebabkan kematian saat bayi. h allasemia mayor disebabkan gen dominan homozigot h h . b. h allasemia Minor Pada thallasemia minor ini, terjadi sedikit kerusakan pada eritrosit atau penderita hanya mengalami anemia kekurangan darah. Pende- rita biasanya masih dapat hidup, meskipun mengalami anemia. h alla- semia minor disebabkan oleh gen heterozigot h th. Oleh karena itu, orang yang normal mempunyai genotip resesif homozigot thth.

b. Gen resesif letal

Gen resesif letal adalah gen resesif yang menyebabkan kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen ini dijumpai pada tanaman jagung, yaitu gen G sebagai pembentuk klorofi l dan gen g yang menyebabkan tidak terbentuknya klorofi l jika bersifat homozigotik. 2 Di unduh dari : Bukupaket.com 152 Biologi Kelas XII Persilangan antara sesama tanaman jagung berdaun hijau hetero- zigotik dapat dilihat sebagai berikut. P Gg X P Gg hijau hijau Gamet G dan g G dan g F1 GG = hijau Gg = hijau Gg = hijau gg = putih atau albino letal Pada persilangan tanaman jagung tersebut, diketahui perbanding- an fenotip yang dihasilkan semula adalah 75 berdaun hijau : 25 berdaun putih. Tanaman berdaun hijau dapat menjalankan proses fo- tosintesis serta dapat menyerap zat makanan dengan akarnya. Namun, tanaman berdaun putih dengan akar yang belum sempurna hanya mampu bertahan selama 14 hari saja, yaitu dengan menerima makanan dari endospermnya putih lembaga. Tanaman putih tidak dapat berfo- tosintesis karena tidak memiliki klorofi l pada daunnya. Setelah 14 hari, tanaman tersebut segera mati. Oleh karena itu, persilangan dua tanam an monohibrida tersebut tidak menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1, tetapi terjadi penyimpangan yaitu menjadi 3 : 0. Selain pada jagung, contoh gen resesif letal antara lain: gen pe- nyebab perlekatan paru-paru sehingga bayi mati saat dilahirkan, gen penyebab bentuk tulang rawan tidak normal salah, penyebab mencit berekor pendek, lalat buah bermata bintang, dan gen penyebab ke- lainan darah Sicklemia. Sicklemia pada manusia atau sickle cell merupakan keadaan pada seseorang yang mempunyai eritrosit berbentuk bulan sabit. Hal ini menyebabkan terganggunya peredaran darah. Gen penyebab sickle- mia adalah gen resesif homozigot yang bersifat letal ss. Sementara itu, pada orang normal dapat mempunyai genotip SS dominan ho- mozigot atau heterozigot Ss.

6. Non-disjunction