Prinsip Hereditas
143
dihasilkan tersebut? Berikut akan kalian pelajari tentang pola-pola hereditas pada pewarisan sifat keturunan.
1. Tautan Autosomal
Bagian kromosom yang berperan dalam peristiwa pewarisan sifat keturunan adalah gen. Telah kalian pelajari bersama bahwa satu
kromosom dapat mengandung ratusan bahkan ribuan gen. Nah, kondisi di mana dalam satu kromosom yang sama terdapat dua atau
lebih gen inilah yang disebut tautan atau berangkai linkage. Gen-
gen yang ber ada pada kondisi tautan ini disebut gen-gen berangkai Gambar 5.7. Gen-gen berangkai juga terdapat pada kromosom
seks. Berdasarkan tempat terdapatnya, kromosom dibedakan menjadi
kromosom autosom terdapat pada sel-sel tubuh diploid atau sel-sel somatis dan kromosom seks atau gonosom terdapat pada sel-sel
kelamin. Oleh karena itu, tautan gen yang terjadi pada kromosom autosom disebut tautan autosomal. Sementara itu, gen yang terdapat
pada kromosom seks disebut tautan seks.
Penemuan adanya tautan gen diawali oleh penelitian Morgan pada lalat buah Drossophila sp.. Lalat buah dipilih sebagai objek
penelitiannya karena mudah dan cepat berkembang biak, jumlah kromosomnya hanya 4 pasang 8 kromosom sehingga kromosomnya
mudah diamati dan dihitung, serta mudah dibedakan antara lalat jantan dan betina lalat betina mempunyai ukuran tubuh lebih
besar. Morgan melakukan persilangan dihibrida pada lalat buah, yaitu antara lalat buah betina tubuh abu-abu dan sayap normal
dengan lalat buah jantan tubuh hitam dan sayap keriput. Simbol vg+ menunjukkan alel penentu warna tubuh abu-abu, vg sebagai
penentu tubuh hitam, b+ penentu sayap normal, dan b penentu sayap keriput. Warna tubuh hitam dan sayap keriput menunjukkan
fenotip yang berlawanan tidak normal dengan fenotip yang dimiliki oleh induk betina. Fenotip tersebut dapat terjadi karena
adanya perubahan gen di dalam kromosom mutasi. Oleh karena itu, fenotip ini disebut fenotip mutan. Perkawinan kedua lalat buah
dengan kedua induk yang memiliki fenotip saling berlawanan tersebut merupakan peristiwa test cross antara sifat dihibrida dengan resesif
homozigotnya. Dengan demikian, perbandingan fenotip yang akan dihasilkan adalah 1:1:1:1. Namun, hasil tersebut tidak terjadi pada
persilangan Morgan karena menunjukkan perbandingan jumlah fenotip yang jauh berbeda tidak proporsional. Dari hasil tersebut,
Morgan mendapatkan kesimpulan bahwa pewarisan warna tubuh dan bentuk sayap umumnya terjadi bersama-sama dalam kombinasi
yang spesifi k. Hal ini disebabkan gen-gen penentu kedua sifat atau fenotip tersebut terdapat pada satu kromosom yang sama sebagai
peristiwa tautan gen.
Gambar 5.7 Gen A tertaut dengan gen B, pada 1 kromosom
yang sama. Alel-alelnya a dan b tertaut pada kromosom
homolognya
Thomas Hunt Morgan 1866-1945, memelopori
penelitian lalat buah Dros-
sophila melanogaster mulai tahun 1911. Penelitian terse-
but sangat berharga bagi perkembangan genetika,
sehingga Morgan menerima hadiah Nobel pada tahun
1933.
Day, Genetika, hlm. 16
M icr
osoft E ncar
ta P remium 2006
Galeri
A B
a b
sentromer
Di unduh dari : Bukupaket.com
144
Biologi Kelas XII
Bentuk tautan gen dan persilangan pada lalat buah tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
P X
F1
Fertilisasi antara gamet jantan dan betina akan terjadi secara acak. Pada persilangan lalat buah tersebut, terbentuk individu
keturunan de ngan fenotip yang berbeda dengan fenotip dari kedua induknya. Fenotip pada individu seperti ini disebut fenotip
rekombinan abu-abu, keriput dan hitam, normal, sedangkan fenotip individu keturunan yang sama dengan yang dimiliki
induk disebut fenotip induk abu-abu, normal dan hitam, keriput. Individu-individu yang dihasilkan tersebut mengalami
variasi genetik yang disebabkan adanya pindah silang. Peristiwa pembentukan keturunan melalui kombinasi-kombinasi baru dari
fenotip induknya ini disebut rekombinasi genetik.
2. Pindah Silang