Paradigma PPKn dari Aspek Etika
8
bisa dilakukan manusia baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok.
Fran Magnis Suseno 1996 menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu
atau reflektif sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral. Sedangkan Badudu-Zain 1994 menyatakan bahwa
memiliki dua pengertian, yaitu 1 ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut olah
masyarakat luas, dan 2 ukuran nilai mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988menjelaskan bahwa etika dimaknai ke dalam tiga pengertian yaitu
a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral akhlak;
b. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Bertens 2000 menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai
dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara
tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu
melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam
artikumpulan asas atau nilai moral.Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru. Kata etika juga bisa dipakai
dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis asas-asas dan nilai-nilai tentang yang
dianggap baik dan buruk yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian
sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
9
Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas moral selalu dihadapkan pada suatu pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan manusia.
Jawaban pertanyaan yang demikianbisa ditemukan manusia manakala manusia mau menggunakan sifat kompleksitasnya khususnya sebagai
makhluk intelektual. Sebagai makhlk intelektual manusia memiliki kemampuan berpikir dalam menghadapi setiap tantangan dari lingkungan sekitar di mana
manusia berada. Setiap tantangan memerlukan keputusan untuk mencari solusinya. Namun demikian sebelum menetapkan keputusan, manusia harus
selalu berpikir tentang tempat dan posisi di mana ia sedang berada di saat keputusan akan di ambil.
Etika sebagai ilmu memberikan tuntutan bagaimana lewat pikir rasionalnya, manusia mengkaji berbagai perilaku moraldan Bertens 2000 menjelaskan
bahwa ada beberapa pendekatan untuk mempelajari tingkah laku moral yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif menggambarkan
perilaku moral dalam arti umum misalnya adat istiadat, pandangan-pandangan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dan yang dilarang
atau tidak boleh dilakukan. Karena hanya bersifat menggambarkan maka etika deskriptif tidak melakukan penilaian melainkan hanya melukiskan moralitas
yang terdapat pada manusia-manusia tertentu, pada kebuayaan-kebudayaan tertentu dan seterusnya.
Etika normatif memposisikan diri untuk mengambil sikap yang mendasarkan pendiriannya
atas norma
tertentu. Dalam
etika normatif
bersifat memerintahkan dan menentukan baik buruknya, benar salahnya tingkah laku
atau anggapan moral. Berkaitan dengan itu maka etika normatif mengetangahkan berbagai argumentasi mengenai alasan-alasan tingkah laku
itu dikatakan baik atau tidak baik, benar atau salah. Dalam memberikan argumentasi ini etika normatif selalu bertumpu pada prinsip-prinsip etis atau
norma-norma yang kenenarannya atau kebaikannya tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Metaetika, dalam bahasa Yunani “meta” yang diartikan melebihi atau melampaui.
Dalam hubungannya
dengan etika
menjadi metaetika
10
dimaksudkan pengkajian yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi lebih dari itu, yaitu ucapan-ucapan yang berkenaan dengan
perilaku moral atau bahasa etis. Jadi, metaetika mempelajari dan mengkaji secara khusus tentang ucapan-ucapan etis.
Etika diberikan untuk peserta didik di SDMI karena lebih banyak pada perilaku-perilaku yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik pada jenjang
tersebut. Karakteristik perkembangan kognitif pada peserta didik Sekolah Dasar menurut teori Piaget, jika dihubungkan dengan kemampuan yang dapat
didemonstrasikan berdasarkan taksonomi Bloom revisi, maka aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis sudah dapat diterapkan.