Penerapan Persatuan dan Kesatuan Di Lingkungan Sekolah

100 keberagaman yang dimiliki oleh teman yang lainnya, sehingga persatuan dan kesatuan dilingkungna sekolah akan berjalan dengan baik. e. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa salira dalam kehidupan sekolah. Penerapan persatuan dan kesatuan yang ada dalam sekolah dapat juga dilakuakan menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dan tepa selira antar warga sekolah, karena dengan praktik itu bisa menjadikan persatuan dan kesatuan akan mudah diwujudkan. Sikap tepa selira atau saling menghormati antar warga sekolah menjdaikan indicator bahwa warga sekolah mampu mengembangkan empati kepada orang lain, yang dampaknya akan bisa memupuk rasa kekeluargaan di sekolah.

3. Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Masyarakat

a. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat, kehidupan rukun dan harmonis dalam lingkungan masyarakat adalah merupakan dambaan dalam kehidupan bermasyarakat, wujud penerapan persatuan dan kesatuan adalah memang dari lingkungan masyarakat, karena wujud sebenarnya dari persatuan dankesatuan yang nyata adalah kehidupan yang rukun dan penuh dengan semangat kekeluargaan yang ada dalam masyarakat, jika sebuah masyarakat sudah tercipta kerukunan maka tentunya akan kehidupan yang harmonis dan rukun. b. Setiap warga masyarakat menyelesaikan masalah secara bersama-sama, penyelesaian masalah dengan cara bersama-sama atau musyawarah dalam masyarakat menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih tertib dan teratur karena setiap permasalahan akan lebih mudah untuk diselesaikan dan hasil dari musyawarah dirasakan lebih bisa untuk diterima oleh banyak pihak sehingga potensi masalah yang muncul dari keputusan itu akan kecil, karena penyelesaian di harapkan adil untuk semua pihak. c. Bergaul dengan sesama warga masyarakat tidak membedakan-bedakan suku, agama, ras, ataupun aliran, dalam masyarakat tentunya beraneka ragam suku, ras, maupun agama yang rawan terjadi perbenturan dan rawan terjadi konflik, potensi permasalahan yang akan muncul tersebut, warga 101 pergaulan masyarakat yang tidak membedakan suku, agama, ras adalah memang cerminan dari masyarakat yang ber Bhineka Tunggal Ika yang diterapkan dalam pergaulan hidup pasyarakat. d. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam bergaul antarsuku bangsa, pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib dalam bergaul adalah sebuah cara untuk mewujudkan perstuan dan kesatuan karena penggunaan bahasa nasional adalah cara untuk membuat persatuan dan persatuan, pengunaan bahasa daerah masing-masing tentunya akan rawan melahirkan koflik karena setiap bahasa daerah memiliki perbedaan arti di setiap daerah, bayangkan jika ada dua kubu yang berbeda suku dan dan saling berbicara bahasa daerah masing-masing maka jika ternyata dialek daerah tersebut memiliki konotasi arti yang berbeda di bahasa daerah lain bukan tidak mungkin akan mengakibatkan permasalahan karena terjadi kesalah pahaman dari bahasa daerah yang di ucapkan, maka pengunaan bahasa nasional adalah mutlak adanaya untuk persatuan dan kesatuan bangsa. e. Mengadakan bakti sosial di lingkungan masyarakat, Bakti sosial yang dilakukan oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat dan dilakukan di sekitar masyarakat, adalah wujud dari kebersamaan, persatuan dan kesatuan masyarakat, karena semua berawal dan berakhir dari masyaraakt sendiri, kebersamaan yang terbangun dimasyarakat diwujudkan dengen melakukan aksi sederhana tetapi merupakan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. f. Tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak memaksanakan kehendak pribadi dalammasyarakat akan mengakibatkan kondisi lingkungan masyarakat akan cenderung lebih stabil, karena setiap individu masyarakat akan mencoba mangontrol dan menyaring kehendak pribadi mereka masing- masing untuk tidak dipaksakan dipergunakan dalam masyarakat.