Saran Penggunaan Modul PPKn SMP Kelompok Kompetensi J

7 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PARADIGMA PPKn Oleh: Drs. H. Haryono Adi Purnomo A. Tujuan 1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn dari aspek etika secara benar 2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn dari aspek moral secara benar 3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn aspek civics secara benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Merumuskan aspek etika dalam PPKn 2. Merumuskan aspek moral dalam PPKn 3. Merumuskan aspek civics dalam PPKn

C. Uraian Materi

Pola penataan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dimasa depan menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek yaitu Etika, Moral dan Civics dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Paradigma PPKn dari Aspek Etika

Istilah Etika berasal dari: bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu: ethos, sedangkan bentuk jamaknya yaitu “ta etha”. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaanadat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak dimaknai adat istiadat atau kebiasaan. Dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah “etika” dan diberikan arti sebagai ilmu tentang adat istiadat atau kebiasaan atau tenrang apa yang 8 bisa dilakukan manusia baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok. Fran Magnis Suseno 1996 menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral. Sedangkan Badudu-Zain 1994 menyatakan bahwa memiliki dua pengertian, yaitu 1 ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut olah masyarakat luas, dan 2 ukuran nilai mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988menjelaskan bahwa etika dimaknai ke dalam tiga pengertian yaitu a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral akhlak; b. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Bertens 2000 menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam artikumpulan asas atau nilai moral.Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru. Kata etika juga bisa dipakai dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.