Paradigma PPKn dari Aspek Civics

13 Karena subyek sekaligus obyeknya adalah warga negara, maka sebagian tugas Civics serupa dengan Sosiologi, yakni menempatkan manusia di tengah peristiwa kemasyarakatan, tetapi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan negara; b. Di dalam sejarah perkembangan kemasyarakatan, manusia adalah pendukung utama kebudayaan. Manusia sebagai unsur terpenting di antara unsur-unsur lainnya tidak saja tampak dalam sejarah, melainkan juga dalam tata kehidupan masa kini. Tanda-tanda khusus yang membedakan manusia dari unsur lainnya ialah: a. Manusia adalah organ yang hidup, berpikir dan selalu terikat sebagai anggotawarganegara suatu negara. Semua orang memiliki tanda kewarganegaraan tertentu mereka yang karena suatu hal berstatus tanpa kewarganegaraan – stateless – tak termasuk dalam pembicaraan ini; b. Manusia sebagai warganegara melaksanakan kedaulatan negara. Dalam hal ini, negara memegang monopoli kekuasaan terhadap bentuk-bentuk kemasyarakatan. Warga negara melaksanakan syarat-syarat penghidupan umum yang bersifat lahiriah dan menentukan serta mempertahankan garis-garis besar kewajiban-kewajiban kemasyarakatan. Sebagai ilmu, Civics membutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain untuk dapat melaksanakan tugasnya. Selain itu, terdapat sejumlah ilmu lain yang bersama- sama ‘melahirkan’ Civics: Sebagai ilmu kemasyarakatan, mempelajari masalah hak dan kewajiban warganegara yang nyata ada dalam masyarakat, Civics bersifat praktis. Hak dan kewajiban itu meliputi sifat hakikatnya, dasar landasannya, proses berlangsungnya, luas lingkupnya serta hasil-hasil dan akibatnya. Hak dan kewajiban – sebagai konsep fundamental Civics – itu bukanlah hak dan kewajiban segolongan warga negara saja dan dipaksakan untuk tidak 14 dimiliki pula oleh warganegara lainnya. Dengan kata lain, hak dan kewajiban itu melekat pada seluruh warga negara suatu negara tertentu.Semakin jelaslah bahwa dalam ruang lingkup dan kewajiban warga negara yang luas itu, obyek Civics adalah usaha-usaha memperoleh kesadaran dan mempertahankan hak dan kewajiban, penggunaan hak dan kewajiban atau usaha-usaha yang akan menghambat penggunaan hak dan kewajiban itu. Selain itu,karena peserta didik berada dalam lingkungan kehidupan nyata dan berhadapan langsung dengan masalah praktis kewarganegaraan, maka berbagai isu dan masalah kewarganegaran yang aktual perlu mendapat porsi yang memadai. Dengan demikian proses pembelajaran akan semakin efektif apabila mampu memberikan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah kewarganegaraan baik pada tataran lokal, nasional, maupun global. Implikasinya materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu diorganisasikan sebagai kajian masalah kenegaraan dan kemasyarakatan yang aktual. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek penekanan yaitu Etika, Moral dan Civics. Berkaitan dengan hal tersebut maka pola penataannya dapat dlakukan bahwa untukSatuan Pendidikan SDMI lebih menekankan pada aspek etika; Satuan Pendidikan SMPMTs menekankan pada aspek moral, dan Satuan Pendidikan SMAMA menekankan pada aspek civics. Penekanan aspek moral dalam pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada jenjang SMPMTs dilandasi oleh pemikiran bahwa dimensi moral dalam pembentukan karakter kewarganegaraan sangat penting untuk usia peserta didik SMPMTs. Menurut Piaget, anak usia 11-15 tahun berada pada tahap operasional formal formal operational stage. Pada tahap ini, individu telah mampu melampaui dunia nyata dan pengalaman- pengalaman yang bersifat konkrit. Para remaja telah mampu berpikir secara abstrak dan lebih logis. 15 Strategi dasar penataan kurikukum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu menekankan pengorganisasian substansi dan pengalaman belajar-pembentukan karakter yang secara proporsional dan kontekstual mengorkestrasikan secara harmoni mengintegrasikan tiga pendekatan pengembangan nilai, moral dan karakter, yaitu: pendekatan nilai dan sikap moral civic disposition-moral feeling; pendekatan keterampilan kewarganegaraan civic skills-moral behavior; dan pendekatan pengetahuan kewarganegaraan civic knowledge-moral reasoning, dengan pola orientasi kontekstual sebagai berikut. - Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SDMI lebih menekankan pendekatan nilai dan sikap moral civic disposition-moral feeling dan pendekatan keterampilan kewarganegaraan civic skills-moral behavior dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit sampai awal operasi formalabstrak Perkembangan Kognitif anak usia 6-12 tahun - Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SMPMTS menekankan pada pendekatan nilai dan sikap moral civic disposition- moral feeling dan pendekatan keterampilan kewarganegaraan civic skills-moral behavior dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit menuju konteks operasi psikologis awal formalabstrak yang mulai diperkuat dengan pengetahuan kewarganegaraan civic knowledge-moral reasoning. Perkembangan Kognitif anak usia 12-15 tahun.

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Paradigma PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahuluan 1. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Paradigma PPKn”. 2. Menginformasikan judul modul, lingkup menit 16 kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok Inti 1. Mempersilahkan peserta diklat secara individual membaca cerdas terhadap materi modul 2. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan keperluan; 3. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihankasustugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. 4. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. menit Penutup 1. Menyimpulkan hasil pembelajaran 2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut menit Tabel 2. Aktivitas Pembelajaran materi Paradigma PPKn