Paradigma PPKn dari Aspek Moral

11 identitas manusia. Secara praktis sehari-hari, istilah moral adalah kepribadian seseorang, citra pribadi manusia. Moral sebagai kata benda mengandung makna prinsip-prinsip benar salah mengenai tingkah laku dan karakter, dan pendidikan tentang ukuran tingkah laku yang baik. Morale berarti sikap mental seperti keberanian mengemukakan pendapat, kepatudan terhadap atasan, disiplin tinggi. Moralis berarti pribadi yang mencerminkan tingkahlaku dan kepribadian yang selalu baik ideal. Moral sebagai kata sifat berarti berhubungan dengan karakter, tentang benar salah, tingkah laku yang baik, mulia dan benar. Makna moral adalah berkenaan dengan sikap dan kepribadian manusia, tingkahlaku yang baik dan benar, sikap semangat, mental atau batin yang memancar dalam kepribadian Dardji Darmodihardjo:1986. Moral merupakan ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia. Moral juga merupakan perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai dan norma. Oleh sebab itu tujuan dan fungsi moral adalah pengamalan nilai dan norma, sekaligus perwujudan harkat- martabat kepribadian manusia. Moral menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral memberikan landasan kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik dan kebaikan setiap orang karena moralitasnya yang luhur. Moral memberikan wawasan masa depan baik konsekuensi dan sanksi sosial dalam kehidupan di dunia yang selalu dipertimbangkan sebelum bertindak; juga konsekuensi tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan di akherat. Moral memberikan landasan kesabaran, untuk bertahan terhadap segala dorongan naluri dan keinginan nafsu; memberi daya tahan dalam menunda atau menolak dorongan-dorongan yang rendah dan yang mengancam martabat pribadi manusia. Fungsi moral lebih memberilan motivasi kebaikan dan kebajikan dalam tiap sikap dan tindakan manusia; manusia berbuat kebaikan dan kebajikan didasarkan atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral Ketuhanan, keagamaan dan atau moral nasionalfisafat negara. 12 Orang yang berusaha hidup baik secara tekun dapat mencapai keunggulan moral yang biasa disebut keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan yang dicapai seseorang untuk bersikap batin maupun berbuat secara benar. Misalnya: kerendahan hati, kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan, ketekunan kerja, kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan sebagainya Al Purwa Hdiwardoyo:1990. Moral lebih diberikan pada peserta didik pada tingkatan SMPMTs karena peserta didik pada periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasionalkan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat oleh objek- objek yang bersifat kongkret. Perilaku kognitif yang tampak pada peserta didik antara lain: a. Kemampuan berpikir hipotesis-deduktif b. Kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada. c. Kemampuan mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-proporsi yang diketahui d. Kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari berbagai katagori objek yang beragam.

3. Paradigma PPKn dari Aspek Civics

Menurut asal-usul katanya, civics berasal dari kata Latin civis jenis kata – genus – communis generalis: masculinum atau femininum, yang berarti: warga, warganegara, sesama warganegara, sesama penduduk, orang setanah air, saudara, bawahan, kawula. Sejajar dengan kata itu ada kata lain, yaitu cives jamak, yang berarti rakyat. Dari kata civis terjelma pula kata civicus genus: adiectum, yang berarti: dari tentang warganegara, penduduk, rakyat. Dari kata itu dikenal pula kata civilis atau civile yang berarti sama. Selanjutnya, kata civis diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi civic adj, dengan arti: mengenai warganegara atau kewarganegaraan. Dari kata itu diturunkan istilah civics noun plural yang diterangkan atau dibentuk sebagai noun single. Di lingkungan ilmu Civics,istilah ini timbul sebagai hasil analogi dari istilah politics. 13 Karena subyek sekaligus obyeknya adalah warga negara, maka sebagian tugas Civics serupa dengan Sosiologi, yakni menempatkan manusia di tengah peristiwa kemasyarakatan, tetapi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan negara; b. Di dalam sejarah perkembangan kemasyarakatan, manusia adalah pendukung utama kebudayaan. Manusia sebagai unsur terpenting di antara unsur-unsur lainnya tidak saja tampak dalam sejarah, melainkan juga dalam tata kehidupan masa kini. Tanda-tanda khusus yang membedakan manusia dari unsur lainnya ialah: a. Manusia adalah organ yang hidup, berpikir dan selalu terikat sebagai anggotawarganegara suatu negara. Semua orang memiliki tanda kewarganegaraan tertentu mereka yang karena suatu hal berstatus tanpa kewarganegaraan – stateless – tak termasuk dalam pembicaraan ini; b. Manusia sebagai warganegara melaksanakan kedaulatan negara. Dalam hal ini, negara memegang monopoli kekuasaan terhadap bentuk-bentuk kemasyarakatan. Warga negara melaksanakan syarat-syarat penghidupan umum yang bersifat lahiriah dan menentukan serta mempertahankan garis-garis besar kewajiban-kewajiban kemasyarakatan. Sebagai ilmu, Civics membutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain untuk dapat melaksanakan tugasnya. Selain itu, terdapat sejumlah ilmu lain yang bersama- sama ‘melahirkan’ Civics: Sebagai ilmu kemasyarakatan, mempelajari masalah hak dan kewajiban warganegara yang nyata ada dalam masyarakat, Civics bersifat praktis. Hak dan kewajiban itu meliputi sifat hakikatnya, dasar landasannya, proses berlangsungnya, luas lingkupnya serta hasil-hasil dan akibatnya. Hak dan kewajiban – sebagai konsep fundamental Civics – itu bukanlah hak dan kewajiban segolongan warga negara saja dan dipaksakan untuk tidak