Kowé opo Dalil? Nurul MKL MSD FKTD

commit to user Konteks situasi dalam data [11] merupakan awal pembelajaran bahasa Indonesia setelah upacara dan masuk pertama semester 2. Saat masuk kelas, guru melihat meja dan papan tulis masih kotor padahal pembagian piket kelas masih seperti semester 1 sehingga tidak ada alasan peserta didik untuk lupa dan tidak piket. Awal masuk kelas, guru telah menggunakan tuturan 1 berupa kalimat perintah, tetapi peserta didik justru tidak mau menuruti maksud guru. Sehingga karena situasi masih awal pembelajaran, guru tidak ingin merusak konsentrasi peserta didik dengan memarahi hanya karena beberapa peserta didik yang tidak piket. Hal ini terlihat pada tuturan 3 yang guru menganggap semua peserta didik telah melakukan tugas piket dengan baik, padahal maksud guru adalah menyarankan peserta didik untuk piket sebelum pembelajaran dimulai dibanding memaksa dengan tuturan, ”Petugas piket kelas, cepat bersihkan papan tulis ini”. Pengungkapan maksud yang tidak sesuai kenyataan ini membuktikan bahwa guru sengaja melanggar maksim kualitas untuk menghormati peserta didik yang ternyata justru dipatuhi peserta didik seperti terlihat pada tuturan 4. Dengan demikian tuturan guru tersebut teridentifikasi mengandung implikatur percakapan. Pelanggaran maksim kualitas juga dilakukan oleh peserta didik saat bercakap-cakap dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini dengan contoh data sebagai berikut. [12] 352 G: Paket nggih. Melihat Dalil diam saja Sebutkan benda pos yang dijual di kantor pos, opo waé mau Lil, Dalil? 353 S: Am…Canggih terhenti 354 S: Kowé opo Dalil? Nurul MKL MSD FKTD 355 S: Canggih diam 356 G: Sudah 357 S: Amplop, prangko, materai Dalil 358 G: He eh, satu… Pembelajaran2 Konteks situasi data [12] terjadi saat salah satu peserta didik tidak terima jika peserta didik lain menjawab pertanyaan yang sebenarnya tidak ditujukan pada peserta didik tersebut. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik peserta commit to user didik yang menganggap dapat menjawab pertanyaan guru mempunyai kebanggaan tersendiri bagi peserta didik yaitu merasa diperhatikan guru. Meskipun peserta didik yang maksud adalah Dalil, tetapi Nurul merasa tidak terima jika Canggih selalu ”menyerobot” pertanyaan yang diajukan untuk peserta didik lain dan menyarankan agar dia diam. Saran ini terlihat pada tuturan 354 yang menanyakan kepastian identitas Canggih, padahal Nurul mengetahui mitra tutur tersebut adalah Canggih bukan Dalil. Meskipun begitu Nurul tidak ingin bermusuhan dengan mitra tutur seperti jika menyatakan ketidakterimaannya secara langsung dengan tuturan, ”Kamu jangan menjawab, Bu guru bertanya pada Dalil, bukan kamu”. Tuturan 354 ini mempunyai maksud tersembunyi agar peserta didik yang bernama Canggih untuk diam dan tidak menjawab pertanyaan yang tidak ditujukan kepadanya. Maksud tersembunyi ini dimengerti mitra tutur seperti yang terlihat pada reaksi Canggih pada tuturan 355. Dengan kata lain data [12] berimplikatur percakapan yang melanggar maksim kualitas karena tuturan peserta didik mengetahui hal yang dituturkan kepada mitra tutur salah. Variasi saat pembelajaran sangat diperlukan untuk meminimalisasi timbulnya rasa bosan dan jenuh, salah satu cara yang digunakan guru dalam penelitian ini dengan melanggar maksim kualitas, seperti data sebagai berikut. [13] 86 S: Jelas Nurul 87 G: Jelas, bén ngerti critané, bar kon nyritakké kok salah tompo nggih? Wong pemainé takraw, kok papat? MKL MSD FKTD 88 S: tertawa 89 G: Salah tompo to berarti? 90 S: Nggih Pembelajaran2 Konteks situasi data [13] saat guru menjelaskan seberapa penting mendengarkan dengan sungguh-sungguh sebelum memberi tanggapan sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada tuturan 87 terlihat guru menggunakan cara yang berbeda dengan memberi contoh yang salah yaitu jika peserta didik tidak memperhatikan tuturan dengan sungguh-sungguh. Cara commit to user bertutur tersebut menciptakan kelucuan bagi peserta didik dalam menjelaskan materi tersebut yang terlihat dengan respon tuturan 88, dibanding dengan berujar memaksa, ”Kalian harus memeperhatikan dengan sungguh-sungguh kalau kalian tidak ingin dipermalukan karena salah dengar”. Sehingga secara tidak langsung guru telah menyampaikan maksud tersembunyi berupa saran kepada peserta didik untuk berkonsentrasi saat menyimak tuturan. Maksud guru tersebut dimengerti peserta didik dengan adanya respon yang terlihat pada tuturan 88 dan diperkuat dengan tuturan 90 sebagai tanda kesepakatan. Dengan demikian data [13] pada tuturan 87 guru tersebut teridentifikasi mengandung implikatur percakapan yang melanggar maksim kualitas. 3 Maksim Hubungan Dalam penelitian ini ditemukan beberapa pelanggaran maksim ini antara lain pada contoh data sebagai berikut. [14] 169 G: Cukuruyuk opo Kukurukuk cah? 170 S: Cukuruyuk Nurul 171

D: Podowaé Canggih MKH MSD FKTD

Dokumen yang terkait

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

44 305 144

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDARLAMPUNG

1 11 207

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia studi kasus di SD negeri Pondok 03 kecamatan Nguter kabupaten Sukoharjo

0 4 317

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENUTUP Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 5

Implikatur percakapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 sd Ta'mirul Islam Surakarta 1. COVER

0 0 17

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

0 2 13

Implikatur dalam Percakapan Tertulis Bahasa Inggris SMA

0 0 17