commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Peneliti dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data penelitian terhadap adanya implikatur percakapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V
SDN Pondok 1 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo seperti yang dijelaskan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Wujud implikatur percakapan yang ditemukan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas V SDN Pondok 1 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo sebagian besar dituturkan dalam bahasa Jawa dan terdiri atas enam
pelanggaran prinsip kerja sama yang didominasi oleh pelanggaran maksim kuantitas berdasar respon mitra tutur baik berupa ujaran maupun tindakan.
Keterkaitan penggunaan implikatur percakapan dengan penerapan maksim sopan santun dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1
penerapan maksim kearifan didominasi pelanggaran maksim cara; 2 penerapan maksim kedermawanan didominasi pelanggaran maksim kualitas;
3 penerapan maksim pujian didominasi pelanggaran maksim kualitas; 4 penerapan maksim kerendahan hati didominasi pelanggaran maksim
hubungan; 5 penerapan maksim kesepakatan didominasi pelanggaran maksim kuantitas; 6 penerapan maksim gabungan kearifan dan pujian
didominasi pelanggaran maksim gabungan kuantitas dan kualitas; 7 penerapan maksim gabungan kearifan dan kesepakatan didominasi
pelanggaran gabungan kuantitas dan kualitas; 8 penerapan maksim gabungan kedermawanan dan kerendahan hati didominasi pelanggaran maksim
gabungan hubungan dan cara; dan 9 penerapan maksim gabungan kedermawanan dan kesepakatan didominasi pelanggaran maksim gabungan
hubungan dan cara. 2.
Pelanggaran prinsip kerja sama dalam penerapan prinsip sopan santun saat interaksi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V memiliki beberapa
fungsi dan tujuan antara lain: 1 implikatur percakapan yang berfungsi
156
commit to user
kompetitif dan bertujuan direktif untuk mengajak saat menerapkan maksim kearifan, menyarankan saat menerapkan maksim kedermawanan, dan
menasihati mitra tutur saat menerapkan maksim gabungan kearifan dan pujian; 2 implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan
bertujuan ekspresif untuk memuji saat menerapkan maksim pujian, bertanya saat menerapkan maksim kerendahan hati dan menyindir mitra tutur saat
menerapkan maksim gabungan kedermawanan dan kesepakatan; dan 3 implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan bertujuan komisif
untuk menawarkan saat menerapkan maksim kesepakatan, menjamin saat menerapkan maksim gabungan kearifan dan kesepakatan, serta kesanggupan
saat menerapkan maksim gabungan kedermawanan dan kerendahan hati. 3.
Alasan penggunaan implikatur percakapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN Pondok 1 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo
pada umumnya adalah 1 unsur konteks tutur, 2 penutur dan mitra tutur, serta 3 tujuan tuturan. Berdasarkan hasil wawancara yang dikaitkan dengan
pelanggaran prinsip kerja sama dapat diketahui beberapa alasan yaitu 1 pengetahuan mitra tutur yang mendukung tujuan pembelajaran sebagai alasan
melanggar maksim gabungan hubungan dan cara; 2 jika pengetahuan mitra tutur tidak sesuai tujuan pembelajaran sebagai alasan melanggar maksim
kuantitas dan kualitas; 3 penutur takut menyinggung perasaan mitra tutur sebagai alasan melanggar maksim hubungan; 4 penutur merasa tidak percaya
dengan hal yang dikatakan mitra tutur sebagai alasan melanggar maksim kualitas; 5 penutur mengacu pada tuturan sebelumnya atau kompetensi yang
ingin dicapai sebagai alasan melanggar maksim kuantitas; dan 6 penutur memperhatikan keefektifan pembelajaran yang terlihat dengan pelanggaran
maksim cara.
B. Implikasi