commit to user
c. Hakikat Ilokusi
Tuturan konversasional implikatur percakapan merupakan tuturan tersirat yang makna tuturannya hanya dapat dipahami melalui konteks dan kemampuan
untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan tuturan yang dituturkan. Kekuatan inilah yang sering disebut ilokusi. Tuturan yang mengandung ilokusi
tidak langsung lebih dianggap penting dan terkadang justru disengaja oleh penutur untuk menyatakan maksudnya. Hal ini sesuai pendapat Mary Kate McGowan,
Shan Shan Tam dan Margaret Hall 2009: 496 yang mengungkapkan, “There is a sense in which the indirect speech act is more important than the direct one. After
all, in this dining context, the speaker’s primary reason for speaking at all is to perform the indirect request”.
Berdasarkan pendapat tersebut juga dapat diketahui bahwa ujaran tidak langsung menjadi suatu hal yang penting dibandingkan ujaran langsung karena
berkaitan dengan tindak ilokusi untuk pencapaian tujuan tuturan. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan penutur terhadap mitra tutur berkaitan dengan
pemeliharaan hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur terutama berkenaan dengan tujuan direktif, yaitu berkaitan dengan perintah kepada mitra tutur
melakukan sesuatu. Sehingga tujuan personal lazimnya dicapai melalui tujuan- tujuan sosial dengan tuturan lebih halus. Ilokusi ini berperan menegosiasikan
suatu proposisi pengacuan. prediksi di antara penutur dan mitra tutur dalam komunikasi.
Pragmatis terdapat tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan penutur, yaitu tindak lokusi locutionary act, tindak ilokusi ilokutionary act dan tindak
perlokusi perlokutionary act Searle dalam Muhammad Rohmadi, 2004: 30. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu sehingga tidak
memperhitungkan konteks tuturannya dan tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan sesuatu sekaligus melakukan sesuatu sehingga
mempertimbangkan penutur dan mitra tutur konteks tuturan. Sedangkan perlokusi adalah tindak tutur yang mengutarakan maksud untuk mempengaruhi
memberikan efek pada mitra tutur.
commit to user
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui makna tuturan tindak ilokusi dilakukan melalui pemahaman konteks yang dipahami berbeda oleh mitra tutur,
sehingga ilokusi sangat terkait dengan tindakan atau reaksi yang dilakukan mitra tutur dari tindak mengatakan sesuatu yang dituturkan oleh penutur. Tindak ilokusi
dapat digolongkan ke dalam tindak menyatakan sesuatu of saying yang berbeda dengan tindak mengatakan sesuatu in saying. Hal ini karena, ilokusi merupakan
suatu tindak ujar melahirkan sejumlah makna tuturan yang erat kaitannya dengan konteks yang mengikat tuturan dalam bertutur percakapan dan makna tuturan
dalam percakapan yang sangat ditentukan oleh konteks itu disebut implikatur percakapan.
Selain itu, terdapat pengklasifikasikan tindak ilokusi berdasarkan kaidah konstitutif suatu kaidah yang berisi bahwa setiap orang yang menyatakan tindak
tutur merupakan suatu fakta atau tujuan yang ingin dicapai saat mengekspresikan maksim-maksim berdasarkan pandangan penutur menjadi 5 jenis, yaitu:
1 ilokusi asertif assertive, yaitu tuturan yang mengikat penutur pada klaim
kebenaran proposisi pengacuan prediksi yang diungkapkan. Ilokusi asertif juga sering disebut representatif. Contoh ilokusi ini misalnya: menyatakan,
mengusulkan, mengeluh, mengemukakan pendapat, melaporkan, dan membual. Umumnya ilokusi jenis ini termasuk kategori bekerja sama
sehingga bersifat netral, kecuali membual yang biasanya dianggap tidak santun. Ilokusi asertif bersifat proporsional, yaitu maknanya berada dalam
proposisi makna tekstual. 2
ilokusi direktif directive, yaitu tuturan yang bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dikeluarkan oleh mitra tutur. Meskipun ilokusi
direktif menghasilkan efek menggiring mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan, namun tidak semua direktif bermakna kompetitif. Ada sebagian
direktif yang secara intrinsik cukup santun, misalnya mengundang, tetapi ada pula sebagian direktif yang secara intrinsik kurang santun, misalnya
memerintah. Ilokusi direktif yang mempunyai potensi mengancam wajah atau yang sering disebut impositif yaitu wujud ilokusi kompetitif yang termasuk
dalam kategori direktif berupa tindakan ilokusi yang dilakukan mitta tutur
commit to user
yang bertujuan menghasilkan suatu efek. Contoh jenis ilokusi ini, misalnya: memesan, memerintah, mengkritik, memohon, menuntut, dan menasihati.
Ilokusi jenis ini bersifat kompetitif karena itu membutuhkan kesantunan negatif.
3 ilokusi komisif commisives, yaitu tuturan yang mengikat penutur dengan
suatu tindakan masa depan. Contoh ilokusi ini misalnya menjanjikan dan menawarkan. Tingkatan ilokusi ini bervariasi mulai dari tingkatan terlemah
yaitu berniat, berjanji, menjamin hingga bersumpah melakukan sesuatu. Ilokusi ini cenderung bersifat menyenangkan daripada bersifat kompetitif
karena tidak mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan mitra tutur.
4 ilokusi ekspresif expressives, yaitu tuturan yang berisi ungkapan sikap
psikologis penutur terhadap situasi yang tersirat dalam ilokusi. Contoh ilokusi ini, misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi
maaf, mengecam, memuji, menuduh, dan mengucapkan bela sungkawa. Sama halnya dengan komisif, ilokusi ekspresif juga cenderung bersifat
menyenangkan. Berdasarkan sifatnya tersebut, secara intrinsik ilokusi ini umumnya termasuk santun, kecuali mengecam dan menuduh.
5 ilokusi deklaratif declarations, yaitu tuturan yang memberi akibat tertentu
secara langsung pada mitra tutur berdasarkan kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. Termasuk ilokusi ini misalnya pernyataan memecat, memberi
nama, membaptis, mengundurkan diri, menjatuhkan hukuman, dan mengangkat pegawai. Ilokusi ini biasanya dihubungkan dengan lembaga dan
wewenang atau otoritas yang dimiliki penutur. Oleh karena tidak menyangkut individu-individu, ilokusi ini hampir sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kesantunan Searle dalam Louise Cummings, 2007: 11. Bertolak dari penjelasan pada setiap tujuan ilokusi, secara umum dapat
disimpulkan bahwa tempat-tempat utama sopan santun positif berada pada kategori ilokusi komisif dan kategori ekspresif, sedangkan kesantunan negatif
terletak pada kategori direktif.
commit to user
Jika didasarkan pada proses interpretasi dan sopan santun dari sudut pandang petutur mitra tutur yang juga dihubungkan dengan fungsi ilokusi, maka Geoffrey
Leech 1993: 161 juga mengungkapkan fungsi ilokusi sebagai berikut: 1
Kompetitif competitif adalah penyampaian tujuan ilokusi yang bersaing dengan tujuan sosial, misalnya memerintah, meminta atau menuntut.
2 Menyenangkan
convivial adalah
penyampaian tujuan ilokusi yang sejalan dengan tujuan sosial, misalnya menawarkan mengajak mengundang,
mengucapkan terima kasih, atau mengucapkan selamat. 3
Bekerja sama collaborative adalah penyampaian tujuan ilokusi yang tidak menghiraukan tujuan sosial, misalnya menyatakan, mengumumkan, atau
mengajarkan. 4
Bertentangan conflictive adalah penyampaian tujuan ilokusi yang bertentangan dengan tujuan sosial, misalnya mengancam, menuduh,
menyumpahi, atau memarahi Di antara keempat jenis ilokusi ini yang melibatkan sopan santun ialah jenis
pertama kompetitif dan jenis kedua menyenangkan. Pada ilokusi yang berfungsi kompetitif, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya ialah
mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi apa yang ingin dicapai oleh penutur dan apa yang yang dituntut oleh sopan santun. Tujuan dalam
fungsi kompetitif biasanya berupa tujuan yang pada dasarnya tidak bertata krama discourteous, misalnya meminta pinjaman uang dengan nada memaksa. Di sini,
tata krama dibedakan dengan sopan santun. Tata krama mengacu kepada tujuan, sedangkan sopan santun mengacu kepada perilaku linguistik atau perilaku lainnya
untuk mencapai tujuan itu. Oleh karena itu, prinsip sopan santun dibutuhkan untuk memperlembut sifat tidak sopan yang secara intrinsik terkandung dalam
tujuan itu. Sebaliknya, jenis fungsi ilokusi yang kedua, yaitu fungsi menyenangkan, pada
dasarnya bertata krama. Pada posisi ini, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan untuk mencari kesempatan beramah tamah. Jadi, dalam sopan santun
yang positif, berarti menaati prinsip sopan santun, misalnya bahwa apabila ada kesempatan mengucapkan selamat ulang tahun, maka harus dituturkan. Jenis
commit to user
fungsi yang ketiga, yaitu fungsi ilokusi bekerja sama, tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun kurang relevan. Sebagian besar
wacana tulisan masuk dalam kategori ini. Dalam jenis fungsi ilokusi yang keempat, yaitu fungsi bertentangan, unsur
sopan santun tidak ada sama sekali karena fungsi ini bertujuan untuk menimbulkan kemarahan. Mengecam atau menyumpahi orang misalnya, tidak
mungkin dilakukan dengan sopan, kecuali penutur menggunakan eufemisme penghalus atau ironi sehingga penutur menggantikan komunikasi yang konfliktif
dengan jenis komunikasi lain, khususnya dengan jenis kompetitif. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam situasi yang normal, pengaruh linguistik yang
konfliktif cenderung bersifat marginal dan tidak memegang peranan yang penting.
d. Penafsiran Penggunaan Implikatur Percakapan