Fotokopi atau diantar? MKL MSD FKTD Yang kedua, nanti kalian tulis sendiri-sendiri MKC MSD FKTD

commit to user misalnya ijazah. Kamu mélu pendaftaran CPNS ning Kalimantan Timur, pamané kétut ning kono, kamongko agék digowo fotokopiané, ijazah asli isih ono ning ngomah, lha carané piyé? Ijazah asli harus di terhenti 194 S: Fotokopi Nurul 195 G: Fotokopi atau diantar? MKL MSD FKTD 196 S: Diantar Pembelajaran2 Konteks situasi data [47] terjadi saat guru memberikan pertanyaan tentang wacana yang sedang dibahas dalam pembelajaran tersebut. Tetapi respon yang diberikan salah satu peserta didik tidak sesuai dengan jawaban yang diinginkan guru, sehingga guru berusaha agar peserta didik tersebut meralat tuturannya dengan melanggar maksim kualitas yang menganggap jawaban peserta didik tersebut sesuai yang diinginkan, seperti yang terlihat pada tuturan 195. Hal ini dimaksudkan agar semua peserta didik tidak mengiyakan tuturan sebelumnya sekaligus membenahi konsep materi sesuai keinginan guru sehingga dapat merespon secara benar tanpa melalui kritikan pedas seperti dengan tuturan, ”Respon Nurul salah, ayo dipikirkan lagi, yang lain juga berpikir. Difotokopi atau diantar?”. Maksud tuturan 195 dimengerti peserta didik dengan respon tuturan 196 secara serempak. Hal ini membuktikan bahwa tuturan 195 mengandung implikatur percakapan yang melanggar maksim kualitas agar kritik yang diujarkan lebih halus. Maksim kedermawanan juga dapat diterapkan dengan melanggar maksim cara untuk memperhalus tuturan guru yang memaksa peserta didik, seperti terlihat pada data berkut. [48] 584 G: Naik, harga sembako menjadi mahal, lha tanggapanmu bagaimana? 585 S: Sebaiknya Lulu terhenti 586

G: Yang kedua, nanti kalian tulis sendiri-sendiri MKC MSD FKTD

587 S: Lulu tertawa dan mengangguk Pembelajaran2 Konteks situasi data [48] tercipta saat guru memberi pertanyaan dan meminta peserta didik megerjakan sesuai perintah di LKS. Tetapi respon peserta didik pada tuturan 585 yang terlalu ”cepat” membuat guru hsrus memotong tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan perintah pengerjaan commit to user tugas pada tuturan 584. Untuk menghindari anggapan peserta didik untuk tidak boleh menjawab pertanyaan guru dan memaksa peserta didik diam, maka guru menggunakan tuturan yang yang ditujukan secara umum seperti pada tuturan 586, dibanding dengan menggunakan tuturan, ”Jangan dijawab dulu, nanti kamu tulis di buku tugas”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tuturan 586 mengandung implikatur percakapan yang melanggar maksim cara untuk menerapkan maksim kedermawanan. Tuturan lain yang seperti 31, 195, dan 586 juga dapat dilihat pada tuturan dalam lampiran berkode MSD meskipun dengan pelanggaran maksim kerjasama lainnya. 3 Implikatur percakapan kompetitif direktif menasihati Implikatur percakapan yang digunakan saat menerapkan masim gabungan kearifan dan pujian dapat memperhalus tuturan yang menuntut mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan, seperti terlihat pada data berikut. [49] 197 G: Yo coba sekarang nurul, apal to? 198 S: Nurul maju membawa teks 199 G: Yo, sekarang cobo tekanan kalimatnya tolong diperhatikan, tekanan nada, tinggi, rendah dan sedangnya diperhatikan MK1 MS1 FK TD . Yo 200 S: Peserta didik mengangguk 201 S: Adikku Pembelajaran1 Konteks situasi data [49] terjadi saat guru meminta peserta didik membacakan hasil tugas puisi pembelajaran sebelumnya. Sebelum peserta didik mulai membacakan puisi tersebut, guru mengingatkan peserta didik tentang hal yang harus diperhatikan saat pembacaan puisi. Untuk menghindari peserta didik merasa terbebani dengan tuntunan dalam membaca puisi tersebut, guru menggunakan tuturan yang berusaha memaklumi kekurangan peserta didik, tetapi juga tetap memberi arahan cara membaca yang seharusnya dilakukan peserta didik, seperti pada tuturan 199. Tuturan tersebut lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi dan kepercayaan diri peserta didik untuk membacakan hasil commit to user tugasnya dibanding dengan tuturan, ”Tadi temanmu membaca masih belum memperhatikan tekanan kalimat. Sekarang kamu harus lebih baik dari dia”. Maksud guru tersebut dimengerti peserta didik dengan reaksi dan tuturan 200 atau 201. Dengan demikian tuturan 199 mengandung implikatur percakapan karena melanggar maksim kuantitas dan kualitas yang berfungsi kompetitif untuk mencapai tujuan direktif. Tuturan berimplikatur percakapan juga digunakan guru menuntut beberapa mitra tutur sekaligus untuk melakukan suatu tindakan, seperti terlihat pada data berikut. [50] 131 G: Opo mau? uang opo mau? Imbalan dari penulisan teka-teki mendapatkan uang sebesar empat puluh ribu seratus rupiah. melihat Dalil berbicara dengan Ibnu Itu kemarin baru diambil kemarin ya Lil? 132 S: Dalil Menggangguk 133 G: Silahkan teman yang lain mencoba teka-teki banyak sekali di Koran, di majalah,. Silahkan diisi, dikirimkan ke kantor pos, Insya Alloh seperti Dalil nggih, jadi anak yang kre….MK1 MS1 FK TD 134 S: Atif Peserta didik memandang Dalil yang tertawa 135 G: Kreatif, ya disini tadi mendengarkan wesel pos, wesel pos ya? Pembelajaran2 Konteks situasi data [50] bermula dengan sindiran guru terhadap salah satu peserta didik yang telah mendapat hadiah dari pengisian teka teki silang di sebuah majalah pelajar, tetapi tidak memperhatikan penjelasan guru, seperti yang terlihat pada tuturan 131. Respon peserta didik yang sudah terlihat takut kena marah guru membuat guru justru memuji peserta didik yang sebenarnya bermaksud menasihati Dalil sebagai salah satu peserta didik yang berprestasi seharusnya memperhatikan pembelajaran dan bagi peserta didik lain yang ingin berbicara tidak berhubungan dengan pembelajaran dapat dilakukan saat istirahat. Maksud inilah yang terkandung dari tuturan 133, meskipun guru seolah-olah mengetahui perasaan peserta didik tetapi sebenarnya guru hanya berandai-andai jika menjadi peserta didik agar peserta didik tersebut mengerti dengan sendirinya, dibanding dengan tuturan, “Dalil, kamu itu seharusnya menjadi teladan teman-temanmu jadi jangan ramai di kelas”. Maksud ini dipahami peserta didik yang terlihat dari tuturan 134 dan commit to user membuat Dalil tertawa malu . Sehingga dapat diketahui bahwa tuturan 133 mengandung implikatur percapakan yang melanggar maksim kuantitas dan kualitas. Tuturan seperti ini dapat juga terlihat pada tuturan lain dalam lampiran transkrip berkode MS1 meskipun dengan pelanggaran maksim-maksim kerjasama yang berbeda.

b. Implikatur Percakapan yang Berfungsi Menyenangkan dan Bertujuan

Ekspresif Implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan untuk mencapai tujuan ekspresif dengan kesantunan positif juga ditemukan dalam penelitian ini. Tujuan ekspresi dalam hal ini adalah tuturan penutur yang dimaksudkan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu tetapi tetap memenuhi maksim sopan santun. Sehingga tuturan yang diujarkan lebih terkesan menguntungkan mitra tutur dibandingkan penutur. Secara singkat implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan tujuan ekspresif tercakup saat penerapan maksim pujian, kerendahan hati, dan kedermawanan dan kesepakatan. Contoh ujaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Implikatur percakapan menyenangkan ekspresif memuji Implikatur percakapan dapat digunakan untuk mengurangi kerugian mitra tutur atas maksud menyalahkan yang dirasakan penutur pada mitra tutur, seperti terlihat pada data berikut. [51] 170 S: Marlin maju 171 G: Ini...Melihat solo 172 S: Nilam maju 173

G: Ini Ani bunda, boleh MKH MSP FM TE

Dokumen yang terkait

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

44 305 144

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDARLAMPUNG

1 11 207

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia studi kasus di SD negeri Pondok 03 kecamatan Nguter kabupaten Sukoharjo

0 4 317

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENUTUP Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 5

Implikatur percakapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 sd Ta'mirul Islam Surakarta 1. COVER

0 0 17

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

0 2 13

Implikatur dalam Percakapan Tertulis Bahasa Inggris SMA

0 0 17