Implikatur Percakapan yang Berfungsi Kompetitif dan Bertujuan

commit to user maksim kuantitas yaitu 176 tuturan saat menerapkan maksim sopan santun, terutama dalam menerapkan maksim kesepakatan yaitu 23 tuturan pada pembelajaran pertama, 28 tuturan pada pembelajaran kedua, dan 40 tuturan pada pembelajaran ketiga. Sedangkan penerapan maksim sopan santun yang mengandung implikatur percakapan didominasi maksim kesepakatan yaitu 45 tuturan pada pembelajaran pertama, 36 tuturan pada pembelajaran kedua, dan 55 pada pembelajaran ketiga. Semua penerapan dan pelanggaran di atas tidak terlepas dari tujuan dan fungsi yang ingin dicapai penutur kepada mitra tutur.

2. Tujuan dan Fungsi Penggunaan Implikatur Percakapan

Ilokusi yang tidak dikatakan penutur kepada mitra tutur dan mempunyai kemungkinan lebih dari satu penafsiran dapat disebut implikatur. Tetapi perlu diketahui tidak semua pelanggaran prinsip kerja sama akan terkesan lebih sopan. Untuk lebih mengongkretkan tuturan-tuturan yang sopan dan tidak sopan dalam tuturan, biasanya dikaitkan tindak-tindak ilokusi dengan kesantunan berbahasa. Penelitian ini hanya menganalisis fungsi ilokusi sesuai dengan tujuan ilokusi tuturan berimplikatur percakapan penutur yang mementingkan pemeliharaan hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur saat pembelajaran bahasa Indonesia kelas V. Untuk itu, analisis sangat terkait dengan reaksi atau respon yang dilakukan mitra tutur dari implikatur percakapan yang dituturkan oleh penutur. Tujuan dan fungsi tersebut dijabarkan dengan beberapa contoh data sebagai berikut.

a. Implikatur Percakapan yang Berfungsi Kompetitif dan Bertujuan

Direktif Penelitian ini menemukan implikatur percakapan yang berfungsi kompetitif untuk mencapai tujuan direktif dengan kesantunan negatif. Sehingga tuturan yang dihasilkan terkesan lebih memberikan keuntungan dan mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi bersaing saat penutur ingin menimbulkan suatu efek atau tindakan yang dikeluarkan oleh mitra tutur. Secara singkat implikatur percakapan yang berfungsi kompetitif dan tujuan direktif commit to user tercakup saat penerapan maksim kearifan, kedermawanan dan maksim gabungan pujian dan kearifan. Contoh ujaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Implikatur percakapan kompetitif direktif mengajak Implikatur percakapan dapat digunakan penghalus tuturan yang meminta mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Sehingga tuturan ini digunakan untuk memperhalus perintah kepada mitra tutur, seperti terlihat pada data berikut. [43] 590 G: Puisi. Yang kedua tanda apa? 591 S: Nada 592 G: Nada itu apa? 593 S: Tekanan tinggi rendah 594 G: Tekanan tinggi rendah atau sedang dalam pembacaan puisi tersebut. Ketiga yaitu…MKL MSA FK TD 595 S: Tempo Pembelajaran1 Konteks situasi data [43] terjadi saat guru mengulas kembali materi yang telah dibahas dan menginginkan peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran tersebut. Guru juga mengetahui karakteristik peserta didik kelas V yang tidak suka jika diperintah, tetapi sangat suka menjawab pertanyaan. Untuk itu, guru memilih tuturan yang tidak diujarkan secara lengkap yang mempunyai maksud mengajak peserta didik ikut berpartisipasi merumuskan kesimpulan pembelajaran hari itu, seperti yang terlihat pada tuturan 594. Tuturan 594 dipilih guru karena dianggap tidak membuat peserta didik diharuskan menjawab tuturan melainkan lebih pada kesadaran diri untuk aktif dalam pembelajaran, selain itu guru juga dapat mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru, dibanding dengan tuturan, ”Sekarang kalian jawab pertanyaan berikut, apa faktor ketiga yang harus diperhatikan dalam pembacaan puisi?”. Tuturan ini dimengerti peserta didik dengan adanya respon tuturan 595 yang merupakan lanjutan tuturan yang diinginkan guru. commit to user Maksim kearifan juga dapat diterapkan agar peserta didik tidak merasa dipojokkan atau grogi dengan perintah guru, salah satu contohnya sebagai berikut. [44] 223 G: Nggih. Membaca dan melihat Aziz menguap Kantor pos juga menerima layanan tabungan dari masyarakat, nggih nopo mboten Ziz? 224 S: Nggih Aziz pelan 225 G: Kowé nabung rono iso ra? MKH MSA FKTD

Dokumen yang terkait

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

44 305 144

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDARLAMPUNG

1 11 207

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia studi kasus di SD negeri Pondok 03 kecamatan Nguter kabupaten Sukoharjo

0 4 317

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENUTUP Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 5

Implikatur percakapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 sd Ta'mirul Islam Surakarta 1. COVER

0 0 17

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

0 2 13

Implikatur dalam Percakapan Tertulis Bahasa Inggris SMA

0 0 17