Ini Ani bunda, boleh MKH MSP FM TE Nyeneni, bahasane kasar, getak-getakMKL MSP FM TE

commit to user membuat Dalil tertawa malu . Sehingga dapat diketahui bahwa tuturan 133 mengandung implikatur percapakan yang melanggar maksim kuantitas dan kualitas. Tuturan seperti ini dapat juga terlihat pada tuturan lain dalam lampiran transkrip berkode MS1 meskipun dengan pelanggaran maksim-maksim kerjasama yang berbeda.

b. Implikatur Percakapan yang Berfungsi Menyenangkan dan Bertujuan

Ekspresif Implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan untuk mencapai tujuan ekspresif dengan kesantunan positif juga ditemukan dalam penelitian ini. Tujuan ekspresi dalam hal ini adalah tuturan penutur yang dimaksudkan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu tetapi tetap memenuhi maksim sopan santun. Sehingga tuturan yang diujarkan lebih terkesan menguntungkan mitra tutur dibandingkan penutur. Secara singkat implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan tujuan ekspresif tercakup saat penerapan maksim pujian, kerendahan hati, dan kedermawanan dan kesepakatan. Contoh ujaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Implikatur percakapan menyenangkan ekspresif memuji Implikatur percakapan dapat digunakan untuk mengurangi kerugian mitra tutur atas maksud menyalahkan yang dirasakan penutur pada mitra tutur, seperti terlihat pada data berikut. [51] 170 S: Marlin maju 171 G: Ini...Melihat solo 172 S: Nilam maju 173

G: Ini Ani bunda, boleh MKH MSP FM TE

174 S: Ani maju Pembelajaran1 Konteks situasi yang terjadi pada data [51] adalah kelanjutan perintah guru untuk mengembalikan tugas peserta didik pembelajaran sebelum agar dapat dipelajari sebagai bahan materi pembelajaran saat itu seperti pada tuturan commit to user 171. Saat itulah guru menemukan judul puisi tugas peserta didik yang hampir sama dengan judul puisi peserta didik lain yaitu ”orang tua” karya Malin dan ”bunda” karya Ani. Hal ini tentu saja membuat guru curiga adanya kerjasama, tetapi guru berusaha untuk berpikir positif dan memahami bahkan memuji karya Ani yang semula terkesan dikecam dan berbeda dengan peserta didik yang lain karena guru menyebut nama Ani saat menyerahkan puisi tersebut, seperti terlihat pada tuturan 173. Maksud tuturan ini dimengerti peserta didik yang tidak takut maju mengambil puisinya pada tuturan 174. Tuturan 173 dipilih karena lebih menghargai perasaan peserta didik yang ingin terlihat sempurna dihadapan guru dibanding dengan tuturan yang terkesan dikecam seperti, ”Ani, ini puisi kamu. Oya, puisimu hampir sama dengan judul puisi milik Marlin, nanti Ibu akan bandingkan puisi kalian”. Untuk itu, tuturan 173 telah melanggar maksim hubungan karena seolah tidak berhubungan dengan tuturan sebelumnya yang memuji mitra tutur saat menilai puisi karya Ani. Implikatur yang berfungsi menyenangkan dan bertujuan ekspresi juga dapat ditemukan saat guru mencoba menghormati pendapat peserta didik yang dirasakan kurang tepat, seperti pada data berikut ini. [52] 99 G: Bahasa yang sopan, bahasa yang san…. 100 S: Tun 101 G: Tun, ora pareng….ora pareng kasar nggih, ora pareng kasar, piyé to kasar ki? 102 S: Nyenéni Canggih 103

G: Nyeneni, bahasane kasar, getak-getakMKL MSP FM TE

104 S: Omongané élék Canggih Pembelajaran2 Konteks situasi data [52] terjadi saat guru ingin menjelaskan cara berbicara yang santun sesuai pengetahuan peserta didik. Tetapi respon yang dituturkan peserta didik pada tuturan 102 tidak sesuai dengan keinginan guru. Meskipun demikian, guru tidak ingin langsung menyalahkan peserta didik melainkan memuji keberaniannya menjawab pertanyaan guru baru kemudian menjelaskan jawaban yang diinginkan guru. Hal ini terlihat pada tuturan 103 yang mengulang tuturan peserta didik yang mencerminkan guru commit to user memuji peserta didik dan dilanjutkan jawaban yang diinginkan, dibandingkan jika bertutur menyalahkan seperti, ”Kamu salah, yang Ibu maksud penggunaan bahasa saat berbicara sesorang bukan perilaku seseorang” yang akan membuat peserta didik tidak berani menjawab karena malu. Maksud guru ini dimengerti peserta didik dengan mengeluarkan pendapatnya pada tuturan 104. Sehingga dapat diketahui bahwa tuturan 103 mengandung implikatur percakapan guna menaati maksim pujian. [53] 417 G: Koyo Canggih dingénékké sambil memperagakan, nyo…otakku pék én 418 S: peserta didik lain ikut memperagakan 419

G: Kamongko otakké kosong ra énék isiné. Héléh ra énék isiné kékké aku MKH MSP FM TE

Dokumen yang terkait

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

44 305 144

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDARLAMPUNG

1 11 207

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia studi kasus di SD negeri Pondok 03 kecamatan Nguter kabupaten Sukoharjo

0 4 317

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENUTUP Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 5

Implikatur percakapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 sd Ta'mirul Islam Surakarta 1. COVER

0 0 17

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

0 2 13

Implikatur dalam Percakapan Tertulis Bahasa Inggris SMA

0 0 17