Kamongko otakké kosong ra énék isiné. Héléh ra énék isiné kékké aku MKH MSP FM TE Gunung merapi meletus Lulu MKH MSK FM TE Petani tidak panen Lulu MKH MSK FM TE

commit to user memuji peserta didik dan dilanjutkan jawaban yang diinginkan, dibandingkan jika bertutur menyalahkan seperti, ”Kamu salah, yang Ibu maksud penggunaan bahasa saat berbicara sesorang bukan perilaku seseorang” yang akan membuat peserta didik tidak berani menjawab karena malu. Maksud guru ini dimengerti peserta didik dengan mengeluarkan pendapatnya pada tuturan 104. Sehingga dapat diketahui bahwa tuturan 103 mengandung implikatur percakapan guna menaati maksim pujian. [53] 417 G: Koyo Canggih dingénékké sambil memperagakan, nyo…otakku pék én 418 S: peserta didik lain ikut memperagakan 419

G: Kamongko otakké kosong ra énék isiné. Héléh ra énék isiné kékké aku MKH MSP FM TE

420 S: Tak jikok ménéh Canggih berbicara dengan peserta didik lain 421 G: Nyo..aku emoh, otak ra énék isiné. Ra énék isiné kok dikékké. Dadi nék pinter kuwi sing ngenggo …. Pembelajaran3 Konteks situasi data [53] merupakan lanjutan sindiran yang digunakan guru untuk menjelaskan kegunaan kepandaian seseorang terhadap orang lain. Hanya saja respon salah satu peserta didik yang membuat tuturan guru sebagai bahan lelucon membuat guru perlu menjelaskan kembali tanpa membuat peserta didik tersinggung. Untuk itu, guru memilih menggunakan tuturan 419 yang seolah-olah tidak berhubungan dengan maksud saat itu bahkan terkesan ikut nglucu ’humor’, tetapi tetap menjelaskan materi tersebut. Tuturan ini dimengerti peserta didik dengan tuturan 420, meskipun ditujukan kepada peserta didik lain. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa tuturan 419 mengandung implikatur percakapan guna menaati maksim pujian. Dengan demikian implikatur percakapan berfungsi menyenangkan untuk mencapai tujuan ekspresif memuji seperti di atas juga dapat dilihat pada tuturan lain bekode MSP dalam lampiran transkrip penelitian ini. commit to user 2 Implikatur percakapan menyenangkan ekspresif bertanya Implikatur percakapan dapat digunakan untuk mengurangi kesombongan penutur yang merugikan mitra tutur terutama jika peserta didik berperan sebagai penutur, seperti terlihat pada data berikut. [54] 518 G: Lha rawit merah larang kok, pilih rawit ijo kuwi mau seprapat mung pat belas éwu 519

S: Gunung merapi meletus Lulu MKH MSK FM TE

520 G: He eh 521

S: Petani tidak panen Lulu MKH MSK FM TE

522 G: He eh, akibat gunung merapi kemarin yang meletus petani lombok gagal panen. Dadiné, regan lombok melonjak. Nggih mboten? Melonjak tekan wolong puluh éwu. Lha ibu sedih apa tidak itu? Pembelajaran1 Konteks situasi data [54] saat diskusi kelas yang membicarakan tentang cabai yang semakin mahal. Saat itulah, peserta didik ingin bertanya salah atau benarkah konsep penyebab harga cabai mahal yang diketahuinya tanpa menunggu pertanyaan guru. Peserta didik tersebut tidak ingin terlihat mencolok dihadapan peserta didik dan ingin gurulah yang menjelaskan penyebab harga cabai mahal. Untuk itulah, peserta didik menggunakan tuturan 519 dan 521 yang secara sepintas tidak berhubungan dengan tuturan sebelumnya, tetapi sebenarnya bertanya tentang kebenaran pengetahuan yang dimilikinya. Tuturan tersebut lebih sopan dibanding dengan tuturan, ”Hal itu karena gunung merapi meletus sehingga membuat para petani di sekitar gunung merapi gagal panen, iyakan Bu?”. Maksud peserta didik ini dimengerti oleh guru yang terlihat pada tuturan 520 dan 522 yang dimulai dengan he eh ’iya, kamu benar’. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tuturan 519 dan 521 pada data 54 mengandung implikatur percakapan guna menerapkan maksim kerendahan hati yang menyenangkan dan ekspresi. Implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan bertujuan ekspresi juga sengaja dilakukan guru untuk membuat peserta didik aktif dalam suatu pembelajaran, seperti terlihat pada data berikut. [55] 63 G: Tékong ki sing tengah opo sing pinggir? 64 S: Tengah Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software commit to user 65 G: Tengah, Tékongnya satu tengah, capitnya dua, kanan dan….MKN MSK FM TE 66 S: Kiri Pembelajaran2 Konteks situasi data [55] terjadi saat guru meriew materi yang telah dibahas tetapi guru merasakan semangat peserta didik untuk bercerita tentang pengalaman sepak takraw yang dialami pada pembelajaran sebelumnya. Hal ini dimengerti guru dengan tidak mereview materi secara keseluruhan tetapi justru dengan tuturan dipotong-potong dan lebih terkesan bertanya kepada peserta didik, agar peserta didik berkesempatan ikut mengutarakan pendapatnya, seperti pada tuturan 65. Tuturan ini sekaligus memberikan anggapan kepada peserta didik bahwa guru bukanlah sumber belajar serba tahu. Maksud tersebut dimengerti peserta didik dengan adanya tuturan 66 yang berisi pendapat peserta didik atas pertanyaan guru. Dengan demikian dapat diketahui tuturan 65 melanggar maksim kuantitas untuk memenuhi maksim kerendahan hati sehingga berfungsi menyenangkan dan bertujuan ekspresif. Contoh tuturan lain yang sesuai dengan fungsi dan tujuan ini dapat dilihat pada tuturan berkode MSK pada lampiran transkrip penelitian ini, meskipun tuturan tersebut tidak selamanya dituturkan guru, tetapi juga peserta didik. 3 Implikatur percakapan menyenangkan ekspresif menyindir Implikatur percakapan dapat digunakan untuk menyindir mitra tutur yang melakukan suatu tindakan menyimpang atau secara tidak langsung memperingatkan mitra tutur, seperti terlihat pada contoh data berikut. [56] 221 G: He eh, kantor pos. Jadi wesel itu pengiriman uang melalui kantor pos. Namanya wesel…. 222 S: Pos 223 G: Nggih. Membaca dan melihat Aziz menguap Kantor pos juga menerima layanan tabungan dari masyarakat, nggih nopo mboten Ziz? MK2 MS4 FM TE 224 S: Nggih Aziz pelan 225 G: Kowé nabung rono iso ra? 226 S: Saget Aziz Pembelajaran2 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software commit to user Konteks situasi pada data [56] terjadi saat guru dan peserta didik telah mengambil kesimpulan dari diskusi kelas, tetapi guru melihat salah satu peserta didik mengantuk dan tidak ikut berpartisipasi. Guru yang mengetahui pembelajaran setelah olahraga membuat peserta didik tersebut ngantukan ‘mudah mengantuk’ berusaha menyindirnya dengan halus seperti yang terlihat pada tuturan 223. Dalam tuturan tersebut guru menginginkan peserta didik menyadari bahwa yang dilakukannya kurang tepat. Guru menyindir dengan pertanyaan peserta didik tersebut, tetapi guru juga memberi kata kunci jawaban yang diinginkan guru. Hal ini ini akan memudahkan peserta didik dalam mengikuti kembali diskusi tersebut. Maksud guru dalam tuturan 223 dimengerti peserta didik dengan adanya respon 224 meskipun pelan, sehingga guru perlu menggunakan tuturan stimulus lain seperti 225 agar peserta didik benar-benar sadar tidak mengantuk. Dengan demikian tuturan 223 mengandung implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan bertujuan ekspresif atau lebih khususnya menyindir. [57] 192 S: Mboten 193 G: Mboten, meskipun Nova itu hanya satu anak dalam keluarga tersebut. Nova, ayah, Ibu, ra duwé adék 194 S: Kon gawékké adék Canggih 195 G: Lho, jaré Canggih kon gawékké adék 196 G: Canggih berbicara dengan peserta didik belakangnya Meski begitu Nova tidak manja, meskipun suatu saat tidak dibelikan….MK1 MS4 FM TE 197 S: Baju baru Pembelajaran3 Konteks situasi data [57] terjadi saat guru berusaha menasihati peserta didik bahwa anak tunggal tidak boleh manja, tetapi salah satu peserta didik justru membuat peserta didik yang menjadi anak tunggal merasa terpojok karena seolah-olah jadikan pembicaraan dengan peserta didik lain. Untuk itu, guru menggunakan tuturan 196 yang seolah-olah pembelaaan peserta didik yang menjadi anak tunggal dan diakhiri dengan kalimat yang tidak utuh yang digunakan untuk “memancing” respon peserta didik. Maksud tuturan ini dimengerti peserta didik yang ditandai dengan tuturan 197, meskipun pada commit to user awalnya tidak sepakat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tuturan 196 mengandung implikatur percakapan guna menerapkan maksim gabungan kedermawanan dan kesepakatan yang menyenangkan dan ekspresi Tuturan lain yang sepola dengan tuturan 223 dan 197 dapat diketahui pada tuturan berkode MS4 dalam lampiran transkrip penelitian ini, meskipun prinsip kerjasama yang dilanggar berbeda.

c. Implikatur Percakapan yang Berfungsi Menyenangkan dan Bertujuan

Komisif Penelitian ini menemukan implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan untuk mencapai tujuan komisif dengan kesantunan positif. Sehingga tuturan yang dihasilkan secara tidak langsung mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Tujuan komisif dan direktif sama-sama digunakan untuk melaksanakan tindakan, tetapi dalam tujuan komisif ini penuturlah yang diharuskan menaati tuturannya. Secara singkat implikatur percakapan yang berfungsi menyenangkan dan tujuan komisif tercakup saat penerapan maksim kesepakatan, maksim gabungan kearifan dan kesepakatan, serta maksim gabungan kerendahan hati dan kedermawanan. Contoh ujaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Implikatur percakapan menyenangkan komisif menawarkan Implikatur percakapan dapat digunakan secara tidak langsung memaksudkan penutur menawarkan kepada mitra tutur mengenai suatu hal yang disetujui penutur. seperti pada contoh berikut. [58] 259 G: Kowé mangkat sekolah ora duwé sangu terhenti 260

S: Disangoni Canggih MKH MSS FM TK

Dokumen yang terkait

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

44 305 144

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDARLAMPUNG

1 11 207

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia studi kasus di SD negeri Pondok 03 kecamatan Nguter kabupaten Sukoharjo

0 4 317

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENUTUP Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok 03 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 5

Implikatur percakapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 sd Ta'mirul Islam Surakarta 1. COVER

0 0 17

Aimai dalam Implikatur Percakapan Bahasa Jepang: Kajian Pragmatik

0 2 13

Implikatur dalam Percakapan Tertulis Bahasa Inggris SMA

0 0 17