Metodologi Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian

6464 Menurut Greenberg, 2012, Gejala klasik DM adalah poliuria, polidipsia dan penurunan berat badan meskipun terdapat polifagia. Penting untuk diingat bahwa gejala pertama untuk DM dapat berupa ketoasidosis glukosa darah tinggi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan konsentrasi glukosa acak yang lebih dari atau sama dengan 200 mgdl, nilai glukosa plasma puasa lebih dari atau sama dengan 126 mgdl atau nilai glukosa 2 jam pada uji toleransi glukosa oral 75 gram lebih dari atau sama dengan 200 mgdl. Uji ini harus diulang pada hari lain untuk konfirmasi pasti. Komplikasi Klinis Komplikasinya dapat berupa penyakit makrovaskular misalnya pembentukan plak kardiovaskular atau dapat menyebabkan penyakit mikrovaskular misalnya retinopati diabetik, neuropati diabetik, nefropati diabetik, Greenberg, 2012.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan accidental sampling menggunakan kuesioner yang diberikan kepada pasien DM yang mengonsumsi suplemen makanan. Data kadar gula darah diperoleh dari pemeriksaan oleh rumah sakit.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan spss.

5. Hasil Penelitian

Analisis univariat Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Grafik di atas menunjukkan bahwa penderita DM yang mengonsumsi suplemen makanan dan berumur dewasa 17-45 tahun mempunyai frekuensi sebesar 13 orang 13,4 dan yang berumur lansia 45 tahun mempunyai frekuensi sebesar 84 orang 86,6. Penderita DM yang mayoritas berumur lansia, menyebabkan kemampuan metabolisme menurun sehingga tubuh tidak mampu mengubah makanan glukosa yang dikonsumsi menjadi glikogen karena tubuh tidak mampu lagi memproduksi insulin sesuai kebutuhan sehingga glukosa yang dikonsumsi tetap berada dalam darah yang dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi dan tidak terkontrol. Penurunan lean body mass LBM; massa tubuh yang bukan lemak, merupakan perubahan pada komposisi tubuh selama proses penuaan, rata-rata mulai terjadi pada usia 70 tahun, biasanya disebabkan karena berkurangnya ukuran dan kekuatan otot rangka, hal ini juga yang menyebabkan kemampuan aktifitas fisik pada 6465 lansia menurun, yang pada hakikatnya aktifitas fisik ini dapat membantu pengubahan glukosa menjadi energy sehingga dapat menurunkan KGD. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 40.20 59.80 0.00 50.00 100.00 LAKI-LAKI PEREMPUAN Jenis Kelamin Grafik di atas menunjukkan penderita DM yang mengonsumsi suplemen makanan, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang 40,2 dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 58 orang 59,8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Suplemen Yang Dikonsumsi Grafik di atas menunjukkan jenis suplemen yang dikonsumsi penderita DM adalah Becombion, Fatigon dan Tonikum Bayer masing-masing sebanyak 4 orang 4,1, Caviplex dan Xonce masing-masing 3 orang 3,1, Biovision 20 orang 20,6, CDR dan Hemaviton masing-masing 7 orang 7,2, Durol dan Vitamin A masing-masing 5 orang 5,2, Enervon C, Ekstra Joss, Sakatonik, Supertin 2 orang 2,1, Sangobion 8 orang 8,5, Vegeta dan Vitacimin 6 orang 6,2, sedangkan konsumsi vitamin C sebanyak 1 orang 1,0. Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Konsumsi 6466 6.20 13.40 6.20 34 12.40 11.30 14.40 1 1 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 Grafik di atas menunjukkan bahwa tujuan konsumsi suplemen makanan bagi penderita DM adalah untuk melancarkan BAB dan menambah darah masing-masing 6 orang 6,2, untuk memperkuat tulang sebanyak 13 orang 13,4, menambah tenaga sebanyak 33 orang 34, mencegah rabun sebanyak 12 orang 12,4 dan mencegah sariawan masing-masing 11 orang 11,3, mengobati DM sebanyak 14 orang 14,4, menjaga kesehatan dan sumber vitamin C masing-masing 1 orang 1,0. Berdasarkan kandungan suplemen makanan yang dikonsumsi oleh penderita DM ternyata dari 19 jenis suplemen makanan yang dikonsumsi ada 8 jenis suplemen makanan yang mengandung calcium diantaranya Becombion, Caviplex, CDR, Enervon-C, Hemaviton, Protecal, Sakatonik dan Supertin. Dan ada 4 jenis suplemen makanan yang mengandung Mn diantaranya Durol, Sakatonik, Sangobion, supertin, sedangkan yang mengandung Zn yang berfungsi untuk membantu sintesa dan kerja insulin hanya ada 1 jenis suplemen makanan yaitu Supertin, dan yang mengandung kalium adalah Fatigon. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Abd-eiraheem A. Elshater et al. 2009 bahwa mineral Ca, Zn, K, Mn dapat menurunkan KGD. Tetapi pada penelitian ini, mayoritas KGD penderita DM yang mengonsumsi suplemen makanan tidak terkontrol, hal ini kemungkinan karena usia mereka yang sudah lanjut sehingga fungsi organ metabolisme tubuh mereka juga sudah menurun. Sehingga tidak mampu memetabolisme suplemen makanan yang dikonsumsi untuk membantu menurunkan KGD ataupun jumlah yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan untuk mengontrol KGD. Jenis suplemen makanan lainnya yang dikonsumsi penderita DM mayoritas mengandung vitamin yang bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari terjadinya komplikasi terutama vitamin yang bersifat antioksidan seperti vitamin A yang terkandung di dalam Caviplex dan Supertin, serta vitamin C yang terkandung 6467 di dalam Biovision, Caviplex, CDR, Enervon-C, Hemaviton, Protecal, Sakatonik, Sangobion, Supertin, Vitacimin dan Xonce. Untuk jenis suplemen makanan yang mengandung kafein seperti extra joss, serta durol dan tonikum bayer yang mengandung alcohol atau etanol perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya karena kafein dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dengan jalan merangsang hormone adrenalin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa sedangkan alcohol jika dikonsumsi bersamaan dengan insulin atau obat DM oral dapat menyebabkan hipoglikemik. Konsumsi alcohol untuk penderita DM dibatasi hingga 10g bagi wanita dan 20g bagi laki-laki per hari Jim Mann, A.Stewart Trustwell, 2014. Produk obat bebas oral termasuk suplemen makanan batas kandungan alcohol yang direkomendasikan untuk usia dewasa adalah 10 Ansel C. Howart, 2013. Jadi suplemen makanan yang mengandung alcohol masih aman dikonsumsi untuk penderita DM dalam batas yang dianjurkan sesuai aturan pakai.

6. Simpulan