6351
b. Untuk mengukur sejauh mana seseorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya. c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan.
d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan.
e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada dalam organisasi. Sasaran-sasaran dan evaluasi kinerja karyawan yang dikemukakan Sunyoto dalam Mangkunegara
2014:11 sebagai berikut: a. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja
karyawan maupun kinerja organisasi. b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan pengetahuan
sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan dan
kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai, saran dan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
d. Menentukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak merit
system dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan yaitu reward system recommendation.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dengan persamaan untuk menganalisis pengaruh variabel independent pelatihan terhadap variabel dependent kinerja karyawan. Hasil uji regresi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi
Persamaan regresi : Y = 12,923 + 0,443 X
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi t untuk variabel pelatihan sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara pelatihan dengan kinerja
karyawan, yang artinya dengan program pelatihan yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan. Koefisien determinasi adjusted R² sebesar 0,428 menunjukkan bahwa prestasi kerja dapat
dipengaruhi oleh variabel independen yaitu pelatihan x sebesar 42,80, yang artinya pelatihan yang dilakukan memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Sedangkan sisanya
6352
yaitu 57,20 dipengaruh oleh faktor lainnya. Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 2 yang menunjukkan bahwa pembinaan karir memiliki pengaruh sebesar 0,428.
Tabel 2. Koefisisen Determinasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Gary Dessler dalam Suwatno 2011 : 118 pelatihan kerja merupakan proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar
yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Dengan adanya keterampilan yang cukup maka kinerja yang dihasilkan oleh karyawan akan lebih baik sehingga akan berdampak positif bagi perkembangan
dan kemajuan perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reza Septian
2013 yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa RAZ Hotel menganggap sangat penting adanya
pelatihan dalam melaksanakan pekerjaan. Bagi pihak RAZ Hotel pelatihan yang dilakukan sangat relavan dengan terhadap kinerja karyawan. Hal ini karena karyawan apabila tidak dilakukan pelatihan kerja terlebih
dahulu maka dia tidak bisa bekerja secara baik dan produktif di dalam perusahaan. Metode pelatihan yang diadakan RAZ Hotel adalah on the job training yaitu pelatihan yang peserta
latihan langsung di tempat pekerjaan dibawah bimbingan instrukturtrainer yang sudah berpengalaman. Dengan metode ini karyawan diharapkan lebih mudah dalam mengerjakan pekerjaanya agar bisa bekerja sesuai dengan
harapan perusahaan. Pelatihan umumnya diadakan di RAZ Hotel minimal 3 kali dalam setahun tetapi itu tergantung dari kondisi yang ada pada perusahaan apabila banyak karyawan baru yang masuk makan pelatihan
akan lebih sering diadakan. Dalam mengukur kinerja karyawan, maka pihak RAZ Hotel menerapkan sistem penilaian kinerja karyawan berdasarkan penampilan, pengetahuan, kemampuan, sikap, serta tingkat kehadiran
karyawan setiap bulannya di Hotel. Dalam menilai kinerja kinerja karyawan setiap manager departemen hotel wajib mengisi laporan mengenai karyawannya dibawah departemennya masing-masing dan diserahkan kepada
pihak manager personalia perusahaan untuk selanjutnya dievaluasi oleh manager personalia. Dari pembahasan di atas, dapat jelaskan bahwa pelatihan mempunyai peranan yang sangat dalam
meningkatkan kinerja karyawan, karena dengan pelatihan tersebut karyawan bisa bekerja dengan lebih baik sesuai dengan tanggung jawab dan bidangnya masing-masing.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan